Suha

435 59 4
                                    

Jin menatap sosok perempuan yang sedang memejamkan mata di sebelahnya. Sosok perempuan yang sangat ia cintai. Suha, istri Jin memang sangat menarik hati setiap orang yang melihatnya. Sosok Suha yang cantik dan lemah lembut membuat banyak pria menyukainya. Jin memang sangat beruntung. Suha memilih diri Jin dibandingkan para deretan pria mapan yang mengejarnya.

Jin bukannya memiliki wajah yang buruk, hanya saja Jin terlalu tertutup dan sibuk dengan dunianya sendiri. Sungguh beruntung dirinya, karena memiliki istri seperti Suha, tidak pernah mengeluh dan juga selalu mencintai dirinya.

"Kenapa belum tidur?"

Jin baru menyadari kalau mata perempuan itu kembali terbuka. Jin tersenyum dan lalu membelai lembut rambut wanita itu.

"Sudah kubilang 'kan, aku suka menatap wajahmu," ucap Jin sambil tersenyum. Suha istrinya ikut tersenyum.

Jin menarik Suha ke dalam pelukannya. Tubuh Suha yang dingin memang sangat kontras dengan suhu tubuh Jin. Namun ia sudah terbiasa, kini ia justru suka memeluk dan merasakan suhu dingin dari tubuh Suha itu.

Jin yakin, ia tidak akan pernah bisa berpisah dari Suha. Ia sangat mencintai Suha, lebih dari apapun yang ada di dunia ini. Cukup ... cukup kejadian dahulu memisahkan mereka. Kejadian dahulu ....

Seketika ingatannya kembali membawa Jin pada 20 tahun yang lalu, saat kecelakaan itu terjadi ....

"Tapi kamu sudah janji padaku untuk ikut kerumah Mama, Jin. Apa yang harus kukatakan pada keluarga besarku? Sejak kita menikah kamu baru 1 kali berkunjung ke rumah mereka!" seru Suha. Terlihat raut kekecewaan di wajahnya.

"Aku tidak bisa ikut hari ini. Project ini sangat penting untukku. Aku yakin besok mereka semua akan terperangah dengan hasil project ini. Jadi kumohon, mengertilah," pinta Jin.

"Mengerti?? Ini bukan pertama kalinya kamu seperti ini, Jin! Sudah beberapa tahun aku mencoba bersabar. Aku tidak masalah saat kamu lebih mementingkan mesin-mesin itu dibandingkan aku, istrimu sendiri. Tapi ini berbeda, 3 tahun kita menikah dan aku selalu sendiri setiap ada acara keluarga atau berkunjung ke rumah orangtuaku. Bahkan sepupuku mulai berpikiran kalau rumah tangga kita sudah tidak harmonis lagi!"

Suha tidak bisa menahan emosinya. Selama ini memang ia selalu bersabar dan menahan emosinya. Namun kini, semua kekecewaan dan kesepian yang ia rasakan selama 3 tahun ini langsung meluap.

"Mesin? Mereka tidak hanya mesin, tapi mereka adalah hasil karyaku, ciptaanku!!" seru Jin yang tidak terima dengan ucapan Suha.

"Aku ISTRIMU!!!"

"Sekarang kamu pilih! Aku atau mesin-mesinmu itu?!" tantang Suha. Jin sangat terkejut, ia tidak menyangka Suha akan menyuruhnya memilih seperti ini. Ini juga pertama kalinya ia melihat istrinya seperti ini. Namun Jin tidak bisa memilih. Ia sangat mencintai Suha, namun pekerjaannya saat ini adalah hal yang membuat dirinya hidup. Mungkin mereka hanya kumpulan mesin bagi orang lain dan Suha, namun bagi Jin, mereka adalah dunianya.

Suha menunggu jawaban dari suaminya itu, namun Jin kelihatannya lebih memilih diam. Suha rasanya ingin tertawa di dalam hati, bodoh sekali dirinya yang selama ini berpikir kalau dirinya berada di urutan pertama bagi Jin. Kini ia tersadar kalau sampai kapanpun Jin tidak akan pernah berubah. Semua itu hanyalah halusinasi saja, semua harapannya pada Jin tidak akan pernah terkabulkan. Jin akan tetap menjadi Jin yang sekarang, seorang pria yang tergila-gila pada mesin-mesin yang menyerupai manusia.

"Sudah cukup! Lebih baik aku pergi!"

Suha langsung keluar dari rumah itu. Ia tidak bisa lagi menahan air matanya. Selama ini ia selalu berusaha menjadi wanita yang tegar, wanita yang kuat, wanita yang sabar. Namun kini ia sudah tidak bisa lagi membohongi kekecewan yang ia pendam sedikit demi sedikit.

Suha tidak perduli lagi pada teriakan Jin yang memanggil-manggil namanya. Ia tidak ingin Jin melihat air matanya itu. Ia tidak ingin terlihat lemah. Suka terus berlari, hingga ....

CIIITTTTT

Langkah Jin terkejut saat melihat tubuh istrinya sudah terlempar dan membentur jalanan dengan keras. Tubuh Jin langsung membeku saat melihat cipratan dan genangan darah yang keluar dari tubuh Suha. Seketika ia langsung berlari mendekat. Dilihatnya tubuh Suha yang tidak bergerak sedikitpun.

"Jin," suara lembut itu kembali menyadarkan Jin dari memory kejadian itu. Jin melihat Suha menatapnya.

"Hm."

"Kenapa rambutmu mudah sekali memutih?" tanya Suha.

"Karena aku sudah mulai tua, Suha," jawab Jin.

"Lalu kenapa rambutku tidak memutih?" tanya Suha lagi. Lagi-lagi sebuah pertanyaan yang membuat Jin harus berbohong untuk menjawabnya.

"Karena istriku ini cantik dan awet muda," ucap Jin sambil mencium tangan Suha.

"Pejamkan matamu dan tidurlah!"

Suha menuruti perintah Jin dan memejamkan matanya. Jin secara perlahan menyentuh punggung Suha dan menekan sebuah tombol, tombo yang selalu harus ia tekan setiap malam. Lewat tombol itulah, Suha-nya akan diberikan halusinasi seakan ia benar-benar tidur.

Ya, Suha-nya memang berbeda dengan Suha yang dulu. Suha-nya yang sekarang adalah Suha yang ia buat. Setiap jengkal tubuhnya bukan terdiri dari daging, darah dan syaraf, melainkan dari mesin dan kabel tipis. Hanya satu yang sama, yaitu otaknya. Jin mengambil dan menggunakan otak Suha guna menciptakan Suha-nya saat ini.

Setelah 15 tahun gagal, akhirnya ia berhasil menciptakan Suha-nya. Walaupun ia sadar, ia tidak akan pernah bisa mengembalikan Suha yang dulu, namun ia sudah cukup puas. Ia bertekad di dalam hatinya, untuk selalu melindungi Suha. Ia tidak bisa hidup tanpa istrinya itu. Walaupun ia tahu, Suha-nya yang sekarang hanyalah sebuah robot.

END

GenreFest: Sci-FiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang