Part 5

134 3 0
                                    

Happy Reading

***
Kami sampai ditempat dimana semua peserta berkumpul untuk mendengarkan arahan sebelum nantinya semua peserta akan mengerjakan soal soal yang membuat kepala pusing. Kepala dinas pendidikan berdiri di depan dan memulai arahan. Lima belas menit. Ya, kurang lebih seperti itu. Masih ada waktu lima menit untuk bersiap siap sebelum masuk ke ruangan olimpiade. Aku merogoh tas dan mengambil air mineral. Meneguknya beberapa kali untuk menghilangkan nervous. Iya walaupun aku sudah sering sekali ikut lomba lomba semacam ini, tetap saja nervous itu tetap ada. Aku menghela nafas berulang kali.

"Santai aja, aku tau kamu bisa." suara Arkaan tiba tiba mengagetkanku.

Tunggu, tunggu. Itu tadi dia lagi nyemangatin aku atau apa sih? Kok rasanya aneh ya?

Menoleh dan tersenyum. Aku gak tau itu tadi aku senyum atau enggak, berasa susah banget buat ngelakuin itu ke dia. Untuk mempertegas aku hanya menggangguk.

Semua peserta masuk ke dalam ruangan. Memilih tempat masing masing. Sebelum itu aku mendengar Arkaan berbicara, dan lebih tepatnya berbisik memberikan semangat padaku. Aku harus menjawabnya. Aku gerakkan lidahku yang terasa kaku.

"Kamu juga." Hanya itu yang bisa kuucapkan, dan sedikit senyum. Aku juga tidak tahu itu pantas disebut senyuman atau tidak.

***

Dua jam berlalu. Aku sudah menyelesaikan semua soal yang aku tau, tapi ada beberapa soal yang belum aku pahami dan aku hanya menjawab sebisaku. Tersisa waktu sepuluh menit lagi. Itu tandanya aku harus menunggu, dan aku sangat tidak suka untuk itu. Bosan hanya berdiam menatap ke depan, aku mengalihkan pandanganku untuk melihat lihat sekitaran ruangan ini. Tidak ada yang menarik. Tapi tunggu, di pojok sana terlihat seseorang dengan wajah lucunya -tidak, sebenarnya dia sedang berfikir membuat wajahnya terlihat menggemaskan- sedang memainkan bolpen ditangannya. Itu menarik perhatianku. Aku terdiam sejenak memandangi wajah menggemaskannya. Dia melirikku. Aku tertangkap basah sedang memperhatikannya. Oh, itu hal yang paling memalukan. Aku langsung memalingkan wajah pura pura tidak melihatnya, tapi aku menangkap wajahnya sedang tersenyum. Oh, god.

"Oke, waktunya sudah habis. Kalian bisa keluar dan tinggalkan lembar jawaban dan soal di tempat. Semoga beruntung." Pengawas kami sudah memberikan arahan.

Dan akhirnyaa ...

Zaa

Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang