"1"

137 17 0
                                    

Flsbck...

"Aku menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?" gadis kecil itu merunduk gemetar.

"Apa? Kau... menyukaiku senior?" pria itu mengerjap.

"Iya,"

Gadis itu gemetar tak berani menatap sosok pria yang berdiri dihadapannya. Kedua kelopak matanya terlihat berair.

"Maaf,tapi aku tidak bisa menerimamu."

"Kau sama sekali bukan tipe ideal gadis yang kusukai. Kau kakak kelasku. Aku tidak suka berhubungan dengan gadis yang lebih tua dariku. Maaf senior, jangan menyukaiku lagi. Aku tidak menyukaimu..."

"Apa?"...

***

Pagi ini, Caca tampak dengan lahap memakan sarapan yang telah disediakan ibunya sejak tadi. Sungguh, menurut Caca, makanan apa pun yang dimasak ibunya memang benar-benar lezat.

"Caca berangkat." ucap Caca seraya mempercepat makannya.

"Eh, buru-buru sekali. Habiskan dulu sarapannya Caca!" ucap ayah Caca.

"Caca sudah kesiangan, Caca berangkat dulu ya." Caca bangkit dari duduknya seraya mengecup pipi, ayah dan ibunya.

"Baiklah, hati-hati sayang." jawab kedua ortu Caca serentak.

"Hem..., iya!"

"Belajar yang baik di sekolah Caca..." teriak ibu Caca, seraya membereskan piring makanan Caca.

"Iya...," Caca mempercepat langkahnya, karena ia tak ingin terlambat ke sekolah. Untung saja ia tidak harus menunggu taxi terlalu lama hari ini.

———

Hilir angin berhembus mesra, menerbangkan dedaunan kering yang berguguran dari tangkainya.

Burung-burung nampak terbang, mengapung di udara dengan kepakan sayap yang bergerak senada.

Teralun dengan indah cicitan yang keluar dari paruh mereka. Menyemarakkan pagi yang semenjak tadi sudah disinari sang surya.

"Selamat pagi...!" Rara berteriak seraya berlarian bersama Dava menghampiri Caca dan Julia.

"Selamat pagi!" Caca membalasnya dengan tak kalah semangatnya.

"Ehh tumben, semangat sekali kau hari ini Ca" ucapan Dava tadi bisa dibilang sindiran untuk Caca, bagaimana tidak? Meski masih pagi begini, biasanya Caca sudah tak bernyawa, dan entah pergi kemana nyawanya itu. Tidur.!

"Jelas lah, setiap hari juga aku selalu semangat kali Dav." gerutu Caca seraya menjitak kepala Dava.

"Iya, iya percaya deh, dasar ratu kebo. Haha." Julia dan Rara terkekeh mendengar ucapan Dava yang mengatakan bahwa Caca ratu kebo.

"Hahaha..., kau ini ya, kau tidak boleh berbicara seperti itu...."

"Ehh..."

TINN...TINN...

Terdengar bunyi klakson sebuah mobil yang terparkir di depan gerbang sekolah berbunyi. Semua orang yang tadinya masih dalam kondisi damai dan tentram dengan dunianya, seketika menjadi ribut.

"Ada apa ini? Pasti karena siswa baru itu!" Caca bersuara dengan helaan napas panjang. Benar saja, ia belum mengetahui wajah siswa baru itu sejak kemarin.

"Dia memang sangat tampan. Aku tidak tahu alasannya mengapa dia pindah sekolah disini?" Rara mulai berdecak kagum.

"Benar dia memang sangat tampan. Tetapi tetap saja aku lah yang paling tampan disini. Hahaha." celetuk Dava, sontak Rara, Julia, dan Caca tentunya terkekeh mendengar ucapan sahabat prianya satu ini.

Hey, Bad Boy Please Respect Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang