"4"

69 8 1
                                    

Menjadi pusat perhatian adalah salah satu impian Caca. Tetapi ia tak pernah bermimpi untuk menjadi pusat perhatian yang dipandang buruk seperti ini.

Berkat pria bernama Roy dan Rey itu, kehidupannya kini berubah total menjadi sangat amat tidak menyenangkan.

"Jadi, kau bertemu dengan kakak Roy itu karna kau hampir ditabrak mati olehnya? Ck!" Julia berdecak seraya menyeruput lemon tea-nya.

"Tetapi, mau bagaimanapun keadaannya, tetap saja kau beruntung. Setidaknya, kedua kakak beradik yang sangat tampan itu mengenalmu." Rara menimpali perkataan Julia, membuat Caca menghela napas berat.

"Beruntung apanya? Huhh..." Caca sentak berdiri dari tempat duduknya.

"Aku ke toilet sebentar," lanjut Caca berbalik dan berjalan gontai keluar kantin.

——

"Huh untunglah. Dari pagi sampai saat ini, aku tak melihatnya. Mudah-mudahan untuk seterus—"

"Melihat siapa, Caca?"

"Argh…!" Caca sentak berteriak kaget saat seseorang menyela kalimatnya dari arah belakang. Jantung Caca berdegup kencang! Pria ini…

"Hey! Roy, bisakah kau muncul dengan normal? Kenapa harus mengendap-ngendap dan mengagetkanku?"

"Siapa yang mengendap-ngendap? Aku lewat, lalu menyapamu dari belakang. Memangnya apa salah?"

"Menyapaku? Kau salah karna telah menyapaku!" kata Caca kesal dengan picingan tak suka.

"Ummm…, dari mana kau mengenal kakakku?" tanya Roy seketika, membuat Caca mendelik.

"Rey Muzakka? Pria itu yang kau maksud? Pantas saja kalian bersaudara. Kalian berdua memang sangat mirip. Sama-sama tak jelas!"

"Apa maksudmu?!

"Emh! Kenapa kau sangat ingin tahu kenapa aku dan kakakmu saling mengenal? Ah…, kau mulai penasaran denganku? Hey Roy, kau tahu? Rasa penasaran pada sesuatu dapat mengakibatkanmu menyikainya. Jadi—"

"Sebenarnya, aku sama sekali tak peduli apa hubunganmu dengan kakakku, atau bagaimana kalian dapat saling bertemu. Karna ini menyangkut saudaraku, maka aku tak akan tinggal diam. Dia selalu membuat masalah pada wanita. Sudah beribu gadis di dunia ini yang berdemo di rumahku, hanya karna ingin meminta pertanggung jawaban kakakku,"

"Dan, aku tak ingin jika kakakku membuat gadis-gadis di sekolah ini akhirnya juga berdemo di rumahku. Bukankah kemarin kakakku sudah mengatakan jika kau gadis yang perlu ia tanggung jawabi?"

"A-apa…,?"

"Sudah berapa lama kalian berhubungan?"

"Huh?" Caca mengernyit! Nada pertanyaan Roy kali ini terasa sangat penasaran, membuat Caca memiliki sebuah ide.

"Kau mau tahu? Umm…, Roy Muzakka, aku merasa bukanlah urusanmu. Hubunganku dengan kakakmu itu masalah pribadi antara aku dan dia. Bagaimana kami bertemu, saling mengenal, dan berapa lama kami telah berhubungan, itu biarlah menjadi rahasia kami berdua.

"Apa mak—"

"Biarlah pertanggung jawaban yang dibicarakan kakakmu kemarin, hanya kami berdua yang menyelesaikan." Caca kembali berucap dengan nada sedikit angkuh.

"Oh…, baiklah."

Setelah tadi ia berbicara panjang lebar untuk berniat membuat cemburu, ternyata Roy hanya berkata 'Oh'. Caca sontak berbalik dan berjalan menjauhi Roy dengan mengumpat tak jelas.

***

Roy Muzakka dan Reyhan Muzakka, dua pria tampan ini sebenarnya bukanlah saudara kandung. Pada kenyataannya, mereka memang sedarah dengan satu ayah yang sama, tetapi beda ibu. Ronal Muzakka, itulah nama ayah dari Roy dan Rey.

Hey, Bad Boy Please Respect Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang