Chapter 3 : Go Away

3.4K 488 10
                                    

"Ahelah kenapa masih merah nih pipi" keluh Yeri di depan cermin kamarnya.

"Apa pake masker aja ya? Daripada keliatan merah sebelah nih pipi. Gara-gara tuh cowok sialan. Beraninya sama cewek shit." gerutu Yeri yang tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan angka 6 lebih 15.

"Pak, ngebut ya udah mau telat nih." pinta Yeri pada supir yang mengantarnya ke sekolah setiap hari itu.

"Siap!"

Sampai di sekolah Yeri bergegas masuk ke kelasnya. Langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang memanggilnya.

"Yer..." Yeri menoleh ke belakang. Ke arah suara tersebut.

Yeri POV
Kenapa di pagi yang cerah ini gua harus ketemu orang yang kemaren nampar pipi gua? Ingin berkata kasar sekarang juga hm. Rasanya males banget masuk kelas hari ini. Baru seminggu gua di kelas itu. Udah dapet tamparan di pipi kanan. Gimana sampe lulus besok? Babak belur kali ya gua pft.

Jungkook POV
HARI INI GUA HARUS MINTA MAAF SAMA YERI. What? Kenapa dia pake masker? Jangan-jangan pipinya masih merah? Gara-gara tamparan gua kemaren? Berat cobaan gua berat.

"Lo flu?" tanya Jungkook penasaran.

Yeri tak menghiraukannya dan mengacuhkannya.

"Lo pake masker kenapa?" Jungkook masih tetap berusaha bertanya.

"Kalo ada orang tanya dijawab bisa kali." gerutu Jungkook.

Hening. Tak ada respon sama sekali dari Yeri.

"Ikut gua deh." Jungkook menarik tangan mungil Yeri. Yeri berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Jungkook tapi hasilnya nihil. Genggaman Jungkook terlalu erat.

"Apa-apaan sih lo. Lepas gak?!" bentak Yeri.

"Gua kira lo bisu. Ternyata bisa ngomong juga haha." ledek Jungkook yang masih menggenggam tangan Yeri dan membawanya menuju ke suatu tempat.

"5 menit lagi masuk kelas. Lo mau bawa gua kemana?! Lepas!!!"

"Ssstttt... jangan teriak-teriak peak. Hari ini lo harus ikut gua." perintah Jungkook.

Jungkook membawa Yeri ke parkiran mobil dan masuk ke mobil hitamnya.

"Lo gila ya? Ngapain coba disini?!"

"Iya gua gila. Gila karna lo Yer..."

"Receh."

"Gabutuh receh gua. Miskin amat."

Jungkook langsung keluar dari sekolah lewat jalan pintas, sehingga tidak ketauan penjaga sekolah.

"Anak baru belom ngerasain bolos sama cogan kan?" lirik Jungkook.

"Cogan. Cowok gadungan." jawab Yeri ketus.

"Anjir. Sinis amat sih lo. Nyesel lo nanti sinis sama gua."

"Bodo amat."

Jungkook menghentikan mobilnya tiba-tiba.

"Ngapain berenti disini?" tanya Yeri.

"Gua mau minta maaf sama lo Yer. Gua tau lo masih marah kan sama gua? Gua ngerti. Kemaren gua nampar lo itu ga sengaja sumpah deh. Demi apapun gua bersumpah. Refleks. Gua minta maaf bangetttttttt. Ya gua ga berharap juga lo bakal maafin gua hari ini. Tapi seenggaknya perlahan lo bisa maafin gua kan? Plisss, gua merasa bersalah banget sama lo Yer." Jungkook menatap Yeri dengan tatapan intens.

"Refleks?" Yeri membuka maskernya dan mulai terlihat bekas tamparan Jungkook kemarin. Jungkook sontak kaget melihat bekas tamparannya itu. Ia tak menyangka bahwa tamparannya akan membekas seperti itu.

"Yer, merah banget..." ucap Jungkook lirih dan mengusap pipi Yeri.

"See? Gausah lo pegang-pegang!" tangan Yeri menepis tangan Jungkook. Lalu menutup kembali pipinya menggunakan masker.

"Sorry banget Yer..."

"Udah terjadi. Udah terlanjur."

Yeri dan Jungkook terdiam. Tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka berdua. 10 menit berlalu dengan keheningan.

"Gua mau pulang." suara Yeri membuyarkan lamunan Jungkook.

"Hah?"

"Punya kuping gak? Gua mau pulang. Mood gua ancur banget. Lupain aja tentang lo nampar gua kemaren, lupain. Gua gamau bahas atau ungkit hal itu. Capek gua. Males sih sebenernya."

"Lo udah maafin gua?"

"Hm."

"Makasih Yer, makasih bangettttt"

"Hm."

Jungkook lalu kembali menyetir mobilnya, mengantar Yeri pulang ke rumah.

"Eh"

"Apa Yer?"

"Gajadi pulang deh."

"Kenapa? Masih betah sama cogan?"

"Yee pede banget"

"Daripada minder kan."

"Iyain aja biar cepet."

"Terus kalo ga pulang mau kemana?"

"Terserah. Kalo pulang sekarang ketauan kalo gua bolos."

"Oke."

☆☆☆

Lanjut apa gak nih? Wkwk
Jangan lupa voment nya yaa♡

I'm Yours✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang