Part 4

197 79 23
                                    

Wangi menyengat tercium diindra penciumanku. Perlahan kubuka mataku.

"Ngg..ini dimana?" Kepalaku benar-benar sakit.

"Ade ada dirumah sakit, tadi dibawa sama pacarnya ." Ucap suster itu sambil tersenyum.

"Pa..pacar??"
"Iya, dia tadi ketoilet 😒 dia khawatir banget loh sama Ade... eehh ini tadi dompet ketinggalan ditempat administrasi." Ucap suster tersebut seraya memberikan dompet itu dan berlalu meninggalkanku.

Perlahan kubuka dompet itu dan disana ada foto dua anak kecil yang manis. Hahaha jelas itu aku dan Reno. Berarti milik Reno dong..disini juga ada kartu pelajarnya.
Kufikir dia akan tidak menyimpang foto ini.

"Manis banget kamu Ren.." ucapku membatin seraya mengelus foto itu.

" ucapku membatin seraya mengelus foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ceklek.." Lamunanku terbuyar karena mendengar decitan pintu dan...
Disana ada Jihan dengan ekspresi wajah yang lucu? mungkin.

"Huaaaa Vi..gimana gak ada yang luka kan? kenapa kamu bisa pingsan? kamu kurang darah? gak makan? lagi puasa yah?" Jihan, kapan kamu berhenti ngerocos gitu bahh...

"Berhenti ngericos gitu!Vivi bisa pingsan lagi karena kamu."
Sepertinya Reno sudah datang dari wc.

"I don't know, Jihan ..udah berapa lama aku gak sadar??? Terasa lapar amat dehh."

"25 jam." Jawab Reno dengan nada dinginnya. "Heh suster itu bohong,katanya dia khawatir..ahh dia malah dingin banget ..dasar pria kutub es..tunggu tadi dia bilang apa?"

"25 jam??? Apa??? Gak mungkin deh!" Aku berteriak keheranan. Suara toaku mulai keluar nih.

"Dokter bilang apa Kak ??" Tanya Jihan ke Reno.

"Vi.. dia lagi stres,pola makan dia juga gak dijaga,dasar.." kata Reno sambil melirikku tajam. Aku hanya bisa menyengir.

"Hmm..Ren, mama dimana?"

"Dia lagi di Dubai urus perkembangan cengkeh disana. Alden bilang gak usah kasih tau mama kamu,nanti dia khawatir. Ohya Vi, kesehatan mama kamu juga agak terganggu."

"Mama..." aku hanya bisa bergumam memanggil mama.

"Vivi gue mana??awas lo Reno,gue labrak lo.." 

Tiba-tiba aku mendenfar suara Kak Alden ,"eh itu bukan suara .."

"Ini Alden vc pengen liat keadaan kamu" perkataanku dipotong oleh Reno.
"Sini-sini...Kakak. Vivi kangen, kapan balik?Reno gangguin Vi terus.." Ucapku manja pada Kak Alden.

"Nanti minggu depan kakak usahain kembali, biar Reno gak ganggu kamu teru.Gimana keadaan kamu, Vi? Mana yang sakit ? Lain kali jaga pola makan kamu,istirahat,jangan keluar malam,cepat tidur kalau malam, minum vitamin dan-.." blablabla itu lah kak Alden, mengoceh tanpa henti.Kayaknya cocok banget sama Jihan.Sama-sama cerewet.

Akhirnya, selesai video call beberapa jam dengan Kak Alden, akupun kembali terlelap.

.
.
.

Reno POV

Ckckck ... lihat dia sekarang, kelelahan hanya karena video call dengan kakaknya itu.

"Cantik .." gumamku tanpa sadar,tidak menyadari Jihan ada disini.

"Ekhmm,awas mata keluar.." Sindir Jihan.

"Kamu gak pulang Han?" Tanyaku pada anak itu, tanpa mempedulikan apa yang dia katakan tadi. Ini sudah petang dan dia belum pulang.

Tanpa menunggu jawaban aku menelpon seseorang.

"Halo..halo?"

"Iya..hmm"

"Dasar kebo lo..cepetan bangun!!"

"Nih udah bangun..gimana adek lo??"

"Besok udah bisa pulang.Lo bisa kemari gak?atau suruh anak lain kemari?" Ucapku seraya melirik Jihan yang tengah menatap Vivi.

"Semoga dia teman yang baik buat kamu Vi." Ucapku membatin.

"Iya..nanti 15 menit lagi gue kesitu.Tapi,ngapain?Oli cari gue yah?"

"Pd banget lo ,disini ada temannya,gue mau lo ngantar di pulang ."

"Kirain deh..gue segera otw."

"Oke." Sambungan telpon pun tertutup.

"Nelpon siapa kak?" Tanya Jihan.

"Teman, nanti bisa antar kamu pulang. Bentar lagi dia sampai."

"Jadi ngerepotin kak, maaf"

"Gak apa-apa..ohh ya, kamu tinggallnya dima-"

"Assalamualaikum.." Ucapanku terpotong, aku dan Jihan menoleh kearah pintu .

"Nindy?"

"Masuk Nin,"

"Gimana keadaan eehh.. Olivia??"
Tanya Nindy seraya meletakkan bingkisan di meja.

"Udah baikan besok bisa pulang,kamu kesini sama siapa Nin?" Jelasku dan tanyaku pada Nindy.

"Temannya Olivia yah?? Wahh, nama kamu siapa?" Tanpa menjawab pertanyaanku, dia malah bertanya pada Jihan.

"Jihan Kak." Teman Vivi ternyata murah senyum juga.

"Gak usah panggil kak, Nindy aja. Biar bisa lebih dekat," Jelas Nindy.

"Iya kak, ehh Nindy."

"Lucu kamu yah Jihan, tadi kamu bilang apa tadi Reno?" Dehh baru sadar. Dasar..

"Gak ada, gak jadi. "

Aku hendak berjalan keluar ingin mencari angin. Tiba-tiba..Rio datang dengan keadaan kurang elit.

"Hoosh hossh ...gila ada anjing gila dipagar, masa satpamnya liatin gue aja. Nanti gue tuntut nihh rumah sakit"

Aku hanya menatapnya tajam. Bisa-bisa Vivi bangun karena dia.

"Jihan..kamu pulang sama tem-" Pandanganku teralih pada Nindy yang memucat.

"Nindy?kenapa?.."
Aku melihat kearah Rio dia juga ehh? Ada apa ini??
Nindy lalu keluar dengan uraian air mata. Aku lalu berniat mengejarnya tapi ..

"Udah nanti gue urus, ini urusan gue."
Rio keluar mengejar Nindy dengan mata yang memerah. Apa?? Rio nangis ceritanya??

"Apa lagi ini ?"

Aku hanya bisa mendengus.

"Kak? nanti aku dijemput sopir aja dibawah. Tadi mamaku juga sms."

"Ng..ya udah. Jadi gak enak sama kamu Jihan. Maaf ya."

"Iya kak. Gak mungkin aku maksa Kak Rio antar aku. Sepertinya dia punya urusan sama Kak Nindy."
Ucap Jihan seraya tersenyum kecut padaku.

"Nanti aku antar-"

"Gak usah kak. Aku duluan,nanti besok aku kembali lagi. Salam buat Vivi Assalamualaikum kak."

"Wa'alaikumsalam."

Kenapa dia tau nama Rio dunguk itu? Mereka juga kenal?
Hahh..terserahlah.

********

Hello guys 😊😊
Makasih udah koment dipart-part sebelumnya. Terlebih buat let_me_be_famous, sering-sering yah kak?☺

Banyak banget kritikan dan saran bisa aku ambil dari kalian. Mohon dikoreksi lagi kalau ada kesalahan ya guys. Maklumi juga, saya masih pemula, ngetiknya juga dihp jadi kadang typo.

Selamat membaca cerita saya 😂😘

My little friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang