Part 7

117 41 9
                                    

Reno POV

Setelah membuang sampah aku menuju ke kelasku tapi, aku tiba-tiba melihat Rio berlari.

Aku dapat melihat raut kekhawatiran diwajah Rio.

"Ada apa?" Tanyaku pada Rio.

"Tadi gue dengar Stella melabrak Nindy. Sekarang gue mau ke ruang UKS." Jelas Rio dan langsung berlari meninggalkanku.

Tinn..Tinn..
Hpku tiba-tiba berbunyi.
Ternyata ada pesan LINE dari Febri sebuah video.

Aku terbelalak melihat isi video itu dan segera berlari menuju UKS.

"Vi..aku harap kamu gak apa-apa." Ucapku dalam hati.

Tanpa mempedulikan Rio yang berdiri diambang pintu, aku masuk diruangan itu dan mencari Vivi.

" Vi..kamu gak papa kan?? Mana yang luka? Ada???" Tanyaku khawatir kepada Vivi. Ia tampak kaget.

"Hah?? Gak papa. Kamu kenapa bisa kesini?." Tanya Vivi.

"Ada anak yang bilang ke aku. Ehh Nindy udah lama tidur?" Tanyaku pada Vivi dan seketika raut wajahnya berubah. Kenapa?

"Iya, baru aja. Kak Ri kenapa gak masuk? Sini kak." Ucap Vivi seraya memanggil Rio.

Rio pun masuk dan duduk dikursi. Perhatianku teralih pada Jihan. Aku sampai lupa kalau Jihan ada disini.

"Jihan?" Sepertinya dia melamun. Bahkan Jihan tidak mendengarku. Ada apa ini?

"Ehh Vi, aku ke kantin dulu yah?? Nanti aku kembali bawa makanan. Permisi Kak Reno, hmm Kak Rio." Pamit Jihan kepada kami.

"Sepertinya ada yang aneh." Gumamku tanpa sadar.

"Kamu bilang apa tadi?" Tanya Vivi.

"Nggak.. Rio bentar lo antar Vivi pulang yah? Biar gue urus Nindy."

"Iya nan-," Rio hendak mengatakan sesuatu tapi, dipotong oleh Vivi.

"Gak usah nanti aku pulang sendiri. Urus saja kak Nindy." Vivi lalu keluar disusul oleh Rio.

"Nihh orang pada kenapa?"

_________

Olivia POV

Aku pikir dia mengkhawatirkanku.
Sial, kenapa air mata ini terus keluar? Bodoh-bodoh.
Kak Nindy emang lebih butuh Reno, kenapa aku harus sedih. Aku gak luka sama sekali.

"Vi, lo gak papa?" Aku membalikkan badanku dan melihat kak Rio.

"Kak Rio kenapa di sini? Ngikutin aku yah?" Candaku pada kak Rio.

"Gue lihat mata lo tadi. Semua orang bakalan tau gimana perasaan elo ke Reno." Jelas kak Rio.

"Ketahuan ya kak? Hhaha, ini cuma perasaan sementara kak. Siapa yang gak bakalan baper? Setelah bertahun-tahun di perhatiin tiba-tiba ada cewek lain yang ngalihin perhatiaannya." Ucapku lirih.

"Lo lucu. Gue suka." Hah?? Tadi kak Rio bilang apa??
"Yuk, gue antar pulang. Sekalian ajak Jihan. Gue tunggu di parkiran." Aku hanya bisa menganga mendengar kata-kata kak Rio. Memang baru kali ini kak Rio bicara panjang lebar sama aku.

.
.
.
.

Setelah 1001 cara kulakukan untuk membujuk Jihan pulang bersama, akhirnya berhasil juga.

Aku juga mengajak Sisil. Memang belakangan ini Sisil dan aku mulai akrab. Bahkan setelah keluar rumah sakit dia datang bersama Om Randers menjengukku. Aku bisa melihat ketulusannya untuk berteman bersamaku. Lain halnya dengan temannya, mereka nampak tidak suka jika aku bersama Sisil.

Sekarang di sinilah aku didalam mobil dengan suasana yang cukup aneh, mungkin?

"Ekhmmm, kok pada diam sih?? Gaje banget deh suasananya."
Aku tertawa dalam hati. Ini Sisil, emang ceplas-ceplos banget. Aku melihat kearah kak Rio, ia tampak canggung dan aku beralih pada Jihan yang di jok belakang. Hah? Sejak kapan dia suka main gadget? Diperjalanan ia terus sibuk bermain gadget.

"Sil, jadi gak main ke rumahku?" Tanyaku pada Sisil.

"OMG, aku hampir lupa. Yaiyalah, Vanya juga ada di rumahmu kan?" Jawab Sisil heboh.

"Iya ada." Jelasku singkat sambil tersenyum.

"Jihan ka-"

BUKK...
Mobil tiba-tiba direm mati, jantungku hampir copot.

"Kak...kamu mau ngajak kita tabrakan massal yaaa????" Teriakku sarkatis.

"Sorry-sorry tadi ada kucing lewat, gue gak liat." Ujar kak Rio

"Kebangetan banget lo kak. Untung gue bukan..Jihan kamu kenapa?? Heh??" Topik pembicaraan Sisil terpotong dan aku melihat kearah Jihan.

Jihan nampak pucat dan berkeringat. Aku lalu membuka pintu dan pinta ke belakang untuk menenangkan Jihan.

"Sil, kamu bawa minyak angin?" Tanyaku pada Sisil.

Mobil tiba-tiba balik arah.

"Eehh kak? Kita mau kemana?" Tanya Sisil seraya memberiku minyak angin. Aku terus menggenggam tangan kanan Jihan dan Sisis tangan kiri Jihan.

"Kita bawa dia dulu ke rumah gue, biar gue yang urus. Nanti supir gue yang antar kalian." Jelas kak Rio.

Sebenarnya mereka punya hubungan apa?

"Aku gak papa Vi,Sil." Ucap Jihan dan memaksa senyumannya. Aku menggelengkan kepalaku.

"Aku trauma saja sama mobil tiba-tiba berhenti." Lanjut Jihan sambil menatap kosong kedepan.

"Diam Jihan, kalau lo kenapa-kenapa gue juga yang susah." Ucap kak Rio dengan nada yang sangat datar.

Aku dan Sisil hanya bisa saling pandang. Sisil tampaknya juga bingung.

"Aku harap kamu menjelaskan semua ini nanti Ji," bisikku pada Jihan. Sisil yang mendengarnya mengangguk setuju.

********

Huaaa sampe di sini dulu yah gueess ..
Kependekan yah? Nanti yah kalau ada waktu partnya dilanjut lagi.
Ayu masih mikir kelanjutannya gimana yah??
Hhahaha *gaje banget.

Tnggu part selanjutnya yah! Jangan lupa Vommentnya.

#LeoniEAyu



My little friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang