Reno hanya terdiam saat membersihkan toilet yang benar-benar luas bersama Olivia, dengan wajah yang errr sangat lelah.
Baru kali ini ia dikatakan terlambat dan ini tidak akan terjadi lagi.
Reno melirik gadis disampingnya."Benar-benar lucu." Gumam Reno, Vivi terus berdecak kesal ditempatnya.
Reno POV
"Sedikit lagi," aku terus mengucapkan hal itu dalam hati untuk meyakinkan bahwa aku akan segera keluar dari tempat ini.
Aku dan Vivi tidak pernah mengeluarkan suara hanya decakannyalah yang terus terdengar.
"Vivi? Reno..?" Aku melihat Nindy disana.
"Eehh Kak Nindy.. " Ucap Vivi dan aku hanya menoleh sambil tersenyum
"Ohhya Ren, toiletnya udah bersih tinggal kamu buang sampahnya aja, Kalau aku duluan gak papa kan?" Tanya Vivi .
"Hah?? Tega bener... Ck yaudah nanti aku yang urus kamu sana gih pergi sarapan nanti aku nyusul." Ucapku pasrah kepada Vivi.
"Kalau gitu ak-"
"Aku permisi yah Kak." ucap Vivi memotong perkataan Kak Nindy dan berlalu pergi.
"Kenapa dia?" Ucapku membatin.
Aku lalu mengambil kumpulan sampah dan berjalan keluar untuk membuangnya.
"Ren?" aku menoleh dan melihat Nindy disampingku.
"Ehh? Gak kekantin?" tanyaku simpel.
"Maaf ya tadi aku ganggu kamu sama Vivi," dia malah mengucapkan hal membuatku makin bingung. " Aku jadi merasa bersalah deh sama dia." Aku dapat melihat penyesalan diwahjah Nindy. Tapi menyesal karena apa?
"Ganggu kenapa? Orang tadi bersihin toilet, emang nyapa itu ganggu yah?" Tanyaku pada Nindy.
"Bukannya gitu, tapi sesama cewek aku ngerti perasaannya Vivi. Dan sepertinya kau tidak peka juga."
Aku makin bingung arah pembicaraannya ini.Aku hanya mengangkat bahu cuek.
"Ren..a-aku sepertinya harus duluan deh," baru saja aku ingin bertanya soal dia dan Rio.Ckck dasar!
Aku melirik datar ketiga cewek itu dan salah satunya ada Stella. Pantas aja Nindy duluan ternyata mereka toh biangnya.
Nindy mungkin takut terhadap geng Stella itu.
"Hai Reno -" Sapa Stella
Tanpa mempedulikan Stella aku berlalu melanjutkan perjalanan ini. Taukan apa? Perjalanan sampe tong sampah.*************_________**************
Ditempat lain Nindy berlari dengan cepat. Bukannya takut kepada Geng Stella hanya saja ia tidak ingin mencari masalah.
Setelah sampai didepan pintu kelas XII MIA 4 ia pun masuk sambil tersenyum ramah kepada teman-temannya.
"Dari mana Nin? Kok ngosngosan gitu ckckck" Ucap salah satu teman kelasnya.
"Tenang aja Nin, lo tetap cantik meski keringatan gitu." Goda temannya yang lain.
Nindy hanya bisa terkekeh mendengar perkataan temannya.
Ia lalu duduk dibangkunya yang terletak diujung.Merasa bersalah.
Itulah yang sekarang ia rasakan. Nindy tidak buta, ia dapat melihat mata Olivia menatap Reno dengan pancaran yang berbeda. Ia tahu betul arti tatapan itu.Ia hanya ingin berteman dekat dengan Reno. Awal masuk sekolah ini, Renolah yang memperkenalkan semuanya.
Brakkk..
Nindy terkaget saat tiba-tiba ada yang gebrak mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My little friend
Teen FictionAku mengerti, cinta itu tidak bisa dipikir dengan logika. Tentu saja benar, bukannya memang hati dan pikiran manusia selalu mengalami konflik? Entah siapa yang benar atau yang dibenarkan dalam masalah kali ini, hati yang lebih memilih tetap bertahan...