Part 02

434K 23.6K 312
                                    

Author POV

Sorot sinar matahari menyengat di wajah gadis cantik yang tidur itu, perlahan matanya terbuka. Celia mengucek kedua matanya seraya mengulet dan setengah duduk. Celia merasa asing dengan ruangan tempat dimana ia berada. Pikiran tentang rumah tua lantas menyadarkannya dan Celia beranjak dari tempat tidur. Matanya tertuju pada jam dinding yang menunjukkan pukul 07.15 AM. Apa Celia terlalu lelah sampai dari kemarin sore hingga pagi ini baru bangun?

Celia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka dan lantas Celia kembali ke tempat tidur. Gadis itu berpura-pura masih tidur. Jantungnya berpacu tidak karuan sampai rasanya jantungnya berhenti berdetak ketika pintu menimbulkan suara...

KREKK!!!

Celia mencium aroma yang sangat wangi, hingga ia mengulas senyum.

Sepertinya pria tua itu usai mandi, Celia membatin.

Gadis itu ingin sekali melihat wajah pria itu, tapi Celia mengurungkan niatnya lantaran pria itu baru mandi dan pasti akan memakai baju. Sampai suara spray berbunyi bersamaan aroma parfum maskulin yang menenangkan Celia. Membangkitkan gairahnya. Celia membuka matanya dan menoleh ke arah pintu kamar yang sudah tertutup.

Celia merasa ngeri, ia takut dimarahi sama empunya kamar itu. Celia terkejut ketika pintu terbuka dan masuklah sosok wanita menggunakan pakaian ala pelayan. Wanita pelayan itu menghampiri Celia dengan membawa pakaian dan meletakkannya di atas kasur.

Kenapa ada pelayan wanita di rumah tua ini? Bukankah kemarin aku datang tidak ada siapapun? batin Celia bertanya-tanya.

"Nona, ini pakaian untukmu. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu dan merapikan tempat tidur," kata pelayan itu.

Celia mengernyit. "Apa kau pelayan di rumah ini?"

Wanita pelayan itu ingat apa yang dikatakan tuannya untuk tidak memberitahu Celia, jika pelayan itu baru bekerja hari ini sampai Celia pergi dari rumah ini. Siapa lagi kalau bukan Franco tuannya, Franco yang memerintahkan pelayan itu untuk tidak mengatakan baru bekerja hari ini di rumah tua itu. Franco sudah memanggil beberapa pelayan dari mansion miliknya untuk bekerja di rumah tua sampai waktunya Franco mengusir Celia.

Franco merencanakan itu agar Celia tidak curiga jika rumah tua itu tempat tinggalnya bersama para anggota gangster. Franco sudah siap dengan jawaban jikalau Celia bertanya apapun tentang rumah tua itu atau tentangnya.

"Kau dengar pertanyaanku?" tanya Celia.

Wanita pelayan itu mengerjap. "Iya, sudah lama aku bekerja di sini."

"Tapi kemarin aku datang kesini tidak ada siapapun."

"Kemarin aku sedang pergi keluar untuk membeli bahan makanan untuk para majikanku."

"Lalu kemana penghuni rumah ini kemarin dan kenapa keadaan rumah kemarin se-"

"Kau bisa tanyakan itu kepada tuan, nanti nona," sambar wanita pelayan lalu pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.

____________________________________

Celia sudah rapih dengan gaun santai sebatas atas lutut berwarna hijau toska. Gaun santai itu menunjukkan setiap lekuk tubuh indah milik Celia. Celia sekali lagi mematut dirinya di cermin. Bajunya sangat pas di tubuhnya dan nyaman.

"Pria tua itu pasti memiliki anak perempuan sampai meminjamkannya untukku," ucap Celia.

"Nona, tuan dan yang lainnya sudah menunggumu diruang makan. Mereka ingin sarapan bersamamu," kata pelayan.

The Gangster LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang