I Think......

100 29 8
                                    

Untuk menghafalkan satu nama hanya butuh beberapa detik saja. Namun tidak untuk saat mengenal bahkan melupakan. Bukankah benar??

Senja ini benar-menusuknya... hujan tiba-tiba mengguyurnya padahal jelas kalau ini dirinya belum berbaikan dengan Reza sehingga ia harus jalan kaki dari kampus ke kosnya.

"Yah! Kenapa hujan dicuaca yang panas begini" keluhnya dalam hati.

"Mendingan neduh dulu bentar. Daripada harus nekat hujan-hujan yang malah bikin basah kuyup dirinya. Apalagi dia membawa barang berharga satu-satunya *LAPTOP"

"Woy!" Dari balik kaca mobil seseorang yang ia kenal menekan klakson dan memanggilnya berulang-ulang. Reza??? Revan mengernyitkan dahinya dan segera menuju mobil dari sang sumber suara.

Kini Revan sudah duduk disebelah kursi kemudi yang dikemudakan oleh Reza. Tapi keduanya masih terdiam.

Hening

"Maaf ngrepotin lo" tiba-tiba Revan melontarkan kata-kata yang langsung direspon tawa oleh Reza

"Apaaaa???!! Lo bilang ngrepotin??!!" Ucapnya sambil masih tertawa sedangkan Revan masih terdiam. "Lo kayak cewek aja! Ini bukan Revan sahabat gue ya!" Lanjutnya sambil masih tersenyum

Revan mendongakkan wajahnya menatap Reza. "Apa kini Reza sudah tak marah padaku?" Pikir Revan dalam hatinya.

"Gue udah nggak marah sama lo. Tenang aja. Ekspresi lo udah kayak orang kebanyakan utang bro!" Seperti bisa membaca pikirannya Reza menjawab apa yang dipikirkannya.

Revan tersenyum. Giginya yang tersusun rapi dan putih bersih terlihat saat bibirnya terbuka. "Thanks bro! Gue gak yakin bisa bertahan kalau gue marahan sama lo" sahut Revan yang kemudian menepuk pundak sahabatnya itu.

"Yakin kita langsung ke kos nih?" Reza melirik Revan. Yang kemudian disahut senyum oleh keduanya. "Gue rasa kita harus ngerayain perdamaian ini" Lanjut Revan

"Let's Go bro !!" Reza mengangkat satu tangannya dan melajukan mobilnya dijalanan kota hujan ini....

*kedai kopi

"saya pesan mocacino" ucapnya pada salah seorang pelayan. "Saya juga" lanjut Revan tersenyum.

*btw ini kedai kopi favorit keduanya. Tempatnya yang menyuguhkan ruangan outdoor dan pepohonan yang rindang membuat para pengunjung betah. Selain itu tempatnya juga sejuk dan para pelayannya ramah dan wajib sanggup menggunakan bahasa inggris. Sebab para turis sering mengunjungi kedai ini. Selain itu bukan hanya menyediakan kopi saja beragam menu juga tersaji disana. Ditambah lagi suara merdu dari penyanyi di kedai tersebut yang menambah kesan tersendiri bagi pengunjung....... (kebayang gak sih bagusnya 😊)

"Woi...!!" Teriakan Reza yang keempat kalinya ini baru terdengar ditelinga Revan. "Lo kesambet Rev? Lanjutnya lagi sembari meletakkan punggung tangannya di dahi Revan.

"Gue sehat woy" bantah Revan ketika melihat reaksi dari sahabatnya itu.

"Kirain lo kesambet Rev. Lagian ngelamun mulu. Mikir apa sih?" Reza mengerutkan keningnya.

"Mikirin lo! Puas!" Ucap Revan meledek. "Hih! Gue masih normal keleus! Lagian gue juga ogah sama lo" balas Reza sambil mengetuk ngetuk dahinya sendiri karna tak habis pikir dengan Revan.

Lagi.... dan lagi.... kini Revan kembali melamun lagi untuk yang kesekian kalinya.....

"Lo kenapa sih?! Jujur sama gue!" Kini pertanyaan Reza benar-benar serius. Matanya menatap tajam kearah Revan. "Okelah. Gue lagi mikirin seseorang yang gue kenal di omegle" jawab Revan dengan ekspresi sedih.

Hahahhahaha.... Reza justru ketawa terbahak-bahak. "Lo ngejekin gue pas waktu itu. Ternyata lo tambah parah Rev. Masa sampe mikirin segala!" Wakakaka.....

"Ini bukan seperti yang lo bayangin. Dia berbeda.... dia bener-bener nyadarin gue dan ngebuka mata sekaligus pikiran gue bahwa omegle gak selalu buruk" ucap Revan pelan

Reza menatapnya serius. Dan benar Reza melihat tatapan Revan dan ucapannya yang memang serius. "Siapa dia? Lo kenal?" Tanya Reza lagi.

"Iya itu masalahnya. Gue cuma tau nama dan asalnya. Dan gak mungkin juga kalau gue kesana untuk cari dia." Revan menjelaskan dengan wajah muram.

"lo gak minta id nya???" Reza melirik sahabatnya itu. "Itu masalahnya. Gue lupa dan gue inget setelah sambungannya terputus" jawan Revan yang awalnya menatapnya tapi berakhir muram kembali

"Dia cewek?" Tanya nya penasaran. Revan membalasnya dengan anggukan. "Lo suka dia?" Tanya Reza lagi. Kini Revan menatap sahabatnya tanpa bia menjawabnya. Ia hanya mampu bertanya-tanya dalam hatinya yang kemudian pertanyaan itu berputar-putar di pikirannya....

Gue bingung... apa bener gue suka sama Aliska?? Tapi gue bahkan belum tau orangnya. Apa bisa itu disebut jatuh cinta???? Dan kalau iya, apa kita bisa dipertemukan??

Pertanyaan itu membuatnya hampir pingsan. Lalu ia mengajak sahabatnya untuk segera kembali ke kos karna dia butuh istirahat untuk memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu.

Hmmm...... gimana nih?? Apa iya Revan suka sama Aliska?? Trus gimana ?? Apa iya mereka akan berjodoh? Trus gimana ketemunya jika memang benar ia berjodoh? Penasaran?? Sama saya juga 😂

Ini saya juga lagi memikirkan nya?? Enaknya ketemu gak ya? 😁😁

Jangan lupa vote and comment ya sayang-sayangku 😍😍 kritik dan saran dari kalian sangat membantu. Terimakasih 😙😙

Separuh Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang