•4•

342 38 4
                                    


-Mark's POV-

Woah, hari pertamaku bersekolah di London!Tak terduga jika aku menjadi siswa pertukaran pelajar. London termasuk kota yang paling kusukai. Jadi, senang sekali bisa menjadi salah satu siswa pertukaran pelajar.

Rasanya menyenangkan berada di sekolah baru, tapi tak se-seru bila ada Kenny di sampingku. Aku merindukannya. Sudah 4 tahun lamanya aku tak melihatnya. Kira-kira, bagaimana wajah nya sekarang? Apakah lebih cantik? Pasti.

Sebelumnya, aku tadi memperkenalkan diriku dahulu di depan semua murid-murid. Agak malu sih, tapi tak apalah.

Perkenalan pun berjalan dengan lancar dan sekarang aku berada di koridor sekolah dengan niat untuk pergi ke kelas.

Mencangklong tas biruku, aku pun melangkahkan kaki ku untuk berjalan. Berharap juga bahwa hari ini dapat kulalui dengan baik.

"Mark?"

Tiba-tiba saja, ada seseorang menepuk pundakku dan memanggil namaku. Sontak, aku langsung membalikkan badanku.

Oh, astaga.

Aku terkejut. Apakah benar Ia Kenny?

-Kenny's POV-

"Mark?"

Pria yang kupanggil pun mulai membalikkan badannya.

Ah, dewi fortuna sedang berpihak padaku.

Ya, pria yang kupanggil ini benar-benar dia!

"Kenny?"

Wajahnya terlihat sangat terkejut. Sama sepertiku.

Ada keheningan yang awkward menyelimuti kami.

Mark, memecah keheningan ini dengan memelukku erat. Aku pun membalasnya. Well, siapa yang tidak rindu pada sahabat lamanya? Atau, yang bisa dibilang gebetannya?

"Senang sekali bisa bertemu-mu lagi. Kukira, aku tak akan bertemu denganmu lagi. Kukira aku akan keghilanganmu. Tapi, Tuhan mempertemukan kita lagi, Ken." Ucapnya yang sekarang Ia mengelus rambutku.

"Aku juga, sobat. Aku tak percaya aku akan bertemu denganmu lagi. Dan oh ya, kau berubah sekali eh?" Kekehku di sela-sela melepas kerinduan.

Mark pun melepas pelukan kami dan mulai tertawa ringan.

Sebenarnya, tak semuanya berubah dari Mark. Lihatlah, tawanya masih sama seperti dulu.

Dan tawanya lah yang paling kusukai.

"Jadi, kau kelas 10 apa?" Tanya Mark.

"10 A. Kau?" Tanyaku balik.

Moga-moga saja sekelas.

"Kalau begitu, mau ke kelas bareng? Kebetulan aku juga 10 A."

Yesh, dewi fortuna sedang berpihak pada diriku.

***
Pelajaran-pelajaran yang rumit maupun yang mudah sudah ku lewati dengan lancar. Yap, hari ini di sekolah memang berjalan dengan lancar dan penuh kebahagiaan.

Bahagia karena, pertama, aku dan Mark dipertemukan kembali. Dan kedua, hari ini guru yang mengajar pelajaran matematika tak datang dikarenakan sakit.

Lantas, setelah bel pulang sekolah terdengar, aku langsung melangkahkan kaki menuju koridor sekolah.

"Kenny, kau langsung pulang?" Tanya Mark dari belakang yang sekarang sudah berpindah tempat tepat di hadapanku.

"Ehm. Sepertinya tidak. Lagi pula ngapain dirumah? Aku tak ada kerjaan. Omong-omong, kenapa kau bertanya?"

Aku berharap Ia akan mengajakku ke suatu tempat. Dan kami akan bersenang-senang seperti dulu.

"Kau mau ke taman?" Tawarnya.

"Taman? Menurutku itu ide yang bagus! Ayo!" Tanpa basa-basi, aku menarik tangannya dan berjalan dengan cepat menuju taman.

***

Kami berdua duduk di bangku taman mengahadap hamparan bunga berwarna warni di hadapan kami.

Posisi inilah yang paling kusuka karena entah kenapa, melihat hamparan bunga ini, aku bisa melepas kejenuhanku.

"Jadi, bagaimana kabar Kendall dan Harry? Apakah mereka baik baik saja?" Ku menelan ludahku setelah bertanya mengenai keadaan mereka.

"Ehm, mereka tak sebahagia seperti dulu. Mereka kadang masih tak bisa saja menyadari bahwa kau sudah tak bersama mereka. Dan kau tahu? Kamarmu yang dulu saja masih rapi dan bersih. Mereka menaruh fotomu di kasur kamar mu dulu ken. Itu menunjukkan bahwa mereka masih menyayangimu dan juga sangat merindukanmu." Jelas Mark panjang lebar.

Tiba-tiba saja, air mataku mengalir deras.

Ini semua salahku. Aku membuat mereka menderita.

"Mark, ini salahku. Ini semua salahku. Seharusnya aku tak meninggalkan mereka. Aku membuat keadaan mereka menjadi sengsara." Ucapku tersedu-sedu. Air mata ini masih saja tak mau berhenti.

"Kenny, ini bukan salahmu. Lagipula, kau sendiri juga kan yang meninggalkan mereka hanya untuk melindungi mereka?" Mark pun menhapus air mata ku yang terus mengalir tanpa henti.

Aku ingin pulang. Aku sudah tak bisa menahan ini semua.

Lantas dengan gerakan kaki yang cepat, ku langsung berlari sekencang kencangnya keluar dari sekolah. Aku tak menghiraukan teriakan Mark yang terus terusan memanggil namaku. Aku hanya ingin pulang sekarang. Ya, sekarang.

***

Sebelum ku membuka pintu rumah. Ku berusaha untuk menahan tangis dan tersenyum. Karena aku tak mau mom curiga terhadapku.

Lantas, aku pun masuk ke rumah dan lari ke kamarku. Syukurlah, mom sedang tak ada di rumah.

Ku mengunci diriku. Dan mulailah air mataku mengalir deras seperti di sekolah.

Kenapa aku bisa sekacau ini?

Sebenarnya aku masih menyimpan nomor ponsel Kendall, tapi kadang ada keraguan saja untuk menelfonnya.

Ponselku masih sama, tetapi kartu ponsel ku, ku ganti.

Dengan keadaan masih menangis, aku membuka galeri yang berada di ponsel ku.

Aku melihat banyak sekali kenang-kenangan indah yang kuhasilkan bersama Mark, Harry, dan juga tentunya Kendall.

Air mata ini bukannya malah berhenti, tapi malah tambah mengalir deras.

Apakah sekarang saatnya aku berbiacara dan bertemu mereka?

Apakah inilah saatnya?

Oh well, hanya Tuhan yang tau.

WEEE UPDATEEE DATANGG!!

KALIAN SENENGGGG GAK?GAK YA? YAUDAH DEH YHA.

Oh iya, jadi disini sekarang Chloe Moretz jadi Kenny dan Brooklyn beckham jadi Mark yha?

OKE DEH BYE!

VOMMENTS JAN LUPA!

OuRs 2: Wherever I Go [UNCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang