•5•

326 39 5
                                    

-Still Kenny's POV-

Ya, sepertinya ini adalah saatnya ku mulai berbicara lewat ponsel lagi.

Berharap saja mereka masih mau menerimaku.

Kubuka ponselku dan mulai mencari kontak dengan nama Momm-

Oh ralat, maksudku Kendall.

Setelah kutemukan kontaknya, aku segera menekan-

"Krek."
Suara pintu terbuka membuatku kaget. Segera saja kuumpatkan ponsel ku di bawah bantal.

"Kenapa kakak cepat sekali pulang?"

"Dosen ku banyak yang tak masuk. Jadi ya, beginilah." Ya benar, yang membuka pintu itu kakakku. Bukan setan. H e h e

"Oh" membenarkan bantalku, aku langsung meletakkan kepalaku di bantal itu dan menghela nafas.

Mungkin lain kali aku akan menelfonnya.

"Kau kenapa? Apa ada masalah? Matamu bengkak? Kau habis nangis?" Tanyanya tanpa mengambil nafas, langsung menyrocos.

"Iya, dan bisakah kau tanyakan satu-satu saja? Aku tak mungkin langsung menjawab semuanya,kak." Jelasku, menegakkan badanku.

"Oh, kau mau bercerita padaku?" Tawarnya. Menurutku itu ide bagus. Mungkin, aku harus memberi tahu pada kakak sejujurnya.

"Ya tentu, tapi kau berjanjilah tak akan memberitahunya ke mom ataupun dad."

"Iya, ku berjanji." Janjinya.

Oke ini dia.

"Kak, kau tahu Kendall Jenner dan Harry Styles kan?" Menanyakan hal itu menurutku adalah ide yang bagus untuk memulai pembicaraan.

"Hendall? Tentu lah. Mereka otp favoritku. " ucapnya dengan seulas senyumannya. Senyum kakakku indah, kadang-kadang aku iri mengapa aku tak bisa mempunyai senyum yang seindah Ia.

Menghela nafas, aku mulai melanjutkan perkataanku.

"Jadi kak, sebenarnya dulu itu aku adalah anak panti asuhan yang diadopsi oleh mereka, yaitu Hendall. Aku merasa senang berada bersama mereka, menjadi anak mereka. Tapi, lama kelamaan, aku merasa tak cocok. Tak lama juga, seorang penjahat menculikku. Dan memberiku ancaman jika aku tak meninggalkam mereka, Hendall akan dibunuh. Saat itu perasaanku bercampur aduk sekali. Karena, pertama, aku tak ingin mereka dibunuh. Kedua, mungkin ini adalah kesempatan ku untuk kabur agar mereka tak malu mempunyai anak seperti ku ini."

Kakakku masih saja kaget mendengar ceritaku. Aku tahu pasti Ia sangat sangat kecewa dan mulai membenciku.

"Kak, aku tahu kau sekarang sudah muak dengan ku dan menganggapku breng-"

Ia langsung membawaku ke dalam dekapannya.

Dekapannya membuat ku teringat kepada-

Harry.

"Kenny, jangan berfikir seperti itu. Kau harus percaya bahwa kau cocok. Jangan selalu berfikir negatif, sayang. Aku hanya ingin memberi tahu bahwa, kakak, mom, dan dad selalu ada buatmu, Ken." Ia mengecup dahiku singkat dan mengelus rambutku.

"Terimakasih kak. Dan, apakah menurutmu aku harus menelfon Kendall sekarang? Jujur, aku merindukan mereka." Ucapku menatap matanya.

"Tentu. Aku keluar dulu ya, mau mandi. Dah, Ken."

Dengan itu, Ia langsung meninggalkan kamarku.

Baiklah, ini saatnya. Kau harus percaya diri Kenny!

Aku pun menekan kontaknya dan ,

Beep! Nomor yang anda telfon sedang diluar jangkauan. Coba lagi dilain waktu.

Ah ! Sialan!

Yasudahlah, lain kali saja.

Sekarang aku tak tahu harus ngapain. Aku sudah sangat bosan.

Mungkin sebaiknya aku ke perpustakaan saja. Entah kenapa aku lagi ingin membaca novel. Novel yang ber-genre romantis mungkin? Entahlah.

Lantas, aku memakai celana jegging hitamku dengan  t-shirt berwarna putih polos dan jaket jeans.

Setelah meminta ijin pada kakak, aku langsung menuju ke arah garasi, mengambil sepedaku dan mulai mengayuhya ke perpus.

Tenang saja, perpustakaannya tak jauh dari rumah.

Beberapa menit kemudian, akhirnya aku pun sampai di perpustakaan.

Sebelum masuk ke perpustakaan, aku memarkirkan sepedaku di tempat khusus parkir sepeda.

Setelah itu, aku langsung melangkahkan kaki masuk ke perpustakaan.

Perpustakaan ini bisa dibilang cukup besar. Tetapi sedikit sekali yang meminjam disini ataupun membaca.

Kau tahu lah, mayoritas penduduk yang suka membaca buku sedikit.

Aku memutuskan untuk mencari buku ber-genre romantis.

Setelah lumayan lama mencari-cari buku yang bagus, akhirnya aku menemukan buku yang berjudul "Me before you" , mungkin ini bagus.

Lantas, aku langsung berjalan menuju tempat untuk meminta izin meminjam buku ini.

Bruk!

"Aw" aku mengusap usap punggungku. Tentu, aku ditabrak oleh seseorang. Sakit punggungku.

"Duh, maaf aku tak sengaja." Ucap nya sambil mengulurkan tangannya bermaksud untuk membantu ku berdiri.

Aku pun berdiri dan sempat melihat wajahnya.

Eh? Aku mengenal wajah ini.

Rambut curly nya bertambah panjang.

Ya, dia Harry.

"Te-terimakasih. Aku harus segera pergi." Ucapku langsung berjalan lagi.

Semoga Ia tak menyadari kalau itu aku.

SHORT CHAPT DUH MAAFIN TASHA YA.

MAAFIN JUGA KARENA TASHA JARANG NGE UPDATE DUH.

Maaf ya guys.

GUE KETERIMA DI SMP 115 WOYYY YEYYYYYY!!! READERS GUE ADA YANG SEKOLAH Di 115 GAK?? 115 TEBET? Moga moga ada, biar kita temenan h e h e

Oh iye, hari ini gue ke jawa tengaj loooo!! Woohooo! Gue bakal ketemu sodara gue yang direct juga. Yey ku senang!!!

Tapi yatuhan ini macet parah taik. Iya, gue naik mobil. And it suckssssssssss.

Oh iya, masa gue lagi seneng lagunya Cody Simpson yang Surfboard maza h e h e.

^gajetot dah tiba tiba.

Oh ya, pokonya VOMMENTS YAW GUYS! TASHA LOVE YOU

OuRs 2: Wherever I Go [UNCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang