•2•

402 37 7
                                    

Ps: HENDALL MOMENTS READERS! Enjoy :)
Sambil dengerin lagu Happily nya 1D leh ugha :)

-Still Kendall's POV-

Sesampainya di rumah, ku langsung menghampiri Harry yang sedang meminum kopinya di taman belakang.

"Boo!" Aku mengaggetkan Harry dan mencium pipinya singkat.

"Ah, Ken, kau mengagetkanku saja. Wait, kenapa wajahmu bahagia sekali? Ada apa?" Ujarnya mengusap-usap kepalaku manja.

"Uhm. Sebentar." Lantas, aku meraih tangannya dan menaruhnya di perutku yang Well, bisa dibilang masih lumayan rata.

"Ken tumben perutmu buncit. Kau habis makan ap- WAIT! Kau hamil?!" Ia pun menatapku dengan matanya yang melotot yang kutebak Ia sangat sangat terkejut. Aku hanya mengangguk bahagia.

"Ken, kau tak bercanda? AH, aku akan menjadi daddy lagi. Love you, Mrs.Styles."

"Aku tak bercanda, Harry. Keajaiban memang ada." Senyumku bahagia.

"Ya, Kenny. Keajaiban memang ada." Ujarnya, mengecup perutku dan kemudian mengecup bibirku singkat.

"Tetapi, Kenny tetap saja menjadi anak pertama kita,Har. Aku tak mungkin melupakannya hanya karena akan ada yang satu ini." Kataku, menunjuk ke arah perutku.

"Tentu, sayang."

"Harry, kalau misalnya anak kita ini perempuan, aku akan kasih nama ummm. Darcy Manays [dibaca menais] Styles." Usulku sambil memainkan rambut keritingnya yang sekarang sudah bertambah panjang.

"Nama yang bagus, Ken. Dan bila laki, aku akan menamainya Kenneth Willmour Styles. Bagaimana?" Ia melirikku dihiasi senyuman yang memekar.

"Hem, kau pemilih nama yang bagus, Styles." Kekehku.

"Aku kan pria terhebat, Kenny. Jangan meremehkanku." Pun, Ia langsung menggelitikku sampai-sampai aku menangis karena terlalu banyak tertawa.

"S-stop! Har! Berhenti! Kau tak ingat ada siapa di perutku?" Tanyaku yang masih saja sedikit tertawa.

"Oh iya, i'm sorry,baby." Tersenyum padaku, Ia langsung mengecup perutku.

Dulu, aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan menikahi pria sebaik dan se-setia Harry. Aku juga tak pernah membayangkan aku mempunyai anak. Dan akhirnya memiliki keluarga kecil ini. Walaupun, di hidup ku, tak sempurna seperti yang kalian pikirkan. Selalu ada banyak rintangan yang harus aku lalui. Seperti 4 tahun lalu.

"Har, aku ingin membeli baju." Ucapku tanpa berfikir.

Lah, tumben tumbennya.

"Ha? Kau ngidam baju? Serius? Hhahaha oke kalau begitu. Kau ini aneh sekali,sayang." Kekehnya sambil mengecup dahiku hangat.

Beberapa menit kemudian, aku dan Harry pun sudah siap dengan pakaian casual kami masing-masing.

Lantas, kami segera menaiki mobil Range Rover berwarna hitam dan langsung melaju ke arah mall.

"Harry, lihat! Ada ice cream! Plisss berhenti, belikan aku itu." Rengekku seperti anak umur 5 tahun yang ingin dibelikan boneka barbie.

"Oke, bumil." Harry mengacak-acak rambutku [lagi,hemmm] dan memberhentikan mobilnya tepat di depan truk mini yang menjual es krim. [P.s: mereka belum di mall ya!]

"Mas, saya pesan es krim Vanilla 2 ya!" Pesanku.

"Baik, nona."

Tak lama setelah kami memesan, mas-mas itu pun mendatangi kami yang sedari tadi duduk di bangku taman dengan 2 es krim Vanilla. Yang satu di tangan kanan, yang satu lagi di tangan kiri.

"Yamm, ini enak. Sebaiknya, kita langsung saja pergi ke mall, Har." Kataku seraya menjilat es krim ku perlahan.

***

-Mall-

Mall,

Tempat yang sering sekali ku kunjungi.

Tempat yang sering kukunjungi bersama Gigi, Cara, Barbara, dan adikku, Kylie saat kami masih berumur 15 tahun. Dan juga anakku, Kenny.

Dan mungkin beberapa tahun kemudian, saat aku mengijakkan kaki di sini lagi. Aku akan membawa 2 anak. Yang bisa mengubah hidupku ;).

"Haz, aku mau ke Mango, kau ikut atau mau pergi ke toko lain?" Tanyaku yang sekarang sudah berdiri tepat di depan Mango.

"Ehm, aku akan memgikuti mu saja, Ken"

Entah kenapa, kupikir ini adalah ngidam yang paling aneh. Sejak kapan ada ngidam ingin membeli baju? Aneh gela.

Setelah beberapa menit, mungkin kira kira 30 menit kuhabiskan waktuku di sini, ditanganku sudah ada 7 pcs baju dan yang lain-lain. Dan ada satu lagi yang menarik hatiku, yaitu jumpsuit jeans. Tanpa berfikir panjang, aku langsung membawa baju itu ke fitting room dan mencobanya.

Setelah mencoba, aku melihat ke ke arah kaca yang berada di depanku. Kulihat sih, bagus bagus saja, tetapi, sepertinya aku menggendut. Huh.

"Harry! Apakah aku terlihat bagus memakai ini? Karena kurasa aku gendut." Tanyaku dengan muka cemberut.

"Sayang, baju itu cocok untukmu. Lagi pula kau juga tak menggendut. Kau perempuan tercantik, babe." Senyumannya mengembang saat Ia melihat ku memakai baju ini.

Jadi keputusan sudah bulat, aku 100% akan membeli baju ini.

***
"Huft, capai juga seharian di mall." Keluhku yang sekarang aku dan Harry sedang tidur-tiduran di kasur kami.

"Tentu, dan tambah lagi, kau juga sedang hamil. Kau mau kubuatkan jus?" Tawar Harry, mengelus perutku.

Kuberuntung sekali bisa mempunyai suami seperti Harry. Aku memang tak salah pilih dulu. Sungguh, dulu aku sebenarnya pernah hampir menolaknya karena dulu, Ia sangat culun.

Tapi lihat, apakah Harry si pria culun sekarang masih ada? Oh, jelas tidak! Ia sekarang berubah menjadi pria berhati besar dan macho [wtf author kata katanya tak baku yha. Maapin lah] .

Kau tahu alasannya mengapa aku menerimanya?. Alasannya adalah karena aku menyadari bahwa kita harus melihat orang bukan dari fisiknya melainkan dari kepribadian dan hatinya. [p.s: catet tuh -author]

ENDING CHAPTER MACAM APA ITU? HALAH LUPAKANLAH.

MAAFIN AUTHOR YANG BARU NGE UPDATE Ya! MAKLUMIN YA SOALNYA AUTHOR CAPEK BANGET KEMAREN HARI KAMIS AMPE JUMAT PERPIS. DAH GITU PAS PERPIS GAK BOLEH BAWA HAPE DAN AUTHOR NANGIS NANGIS MULUK. HUHUHUHU.

Yang udah sabar nungguin makasih ya. Aku sayang readers. Dan bagi yang udah nge archive ini cerita dari library. Gue sumpahin ketemu enbe truz diinjek badannya uhukk :).

BTW, VOMMENTS! HARGAIN AUTHOR YANG RELA BUAT INI PART MALEM MALEM KAY? OKE ZIP.

OH IYA, YANG PUASA! SEMANGADHH YHAAAA MUACH MUACH❤️❤️💋💋

OuRs 2: Wherever I Go [UNCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang