•6•

454 50 15
                                    

-Harry's POV-

"Makan-makanan yang bergizi ya dan juga jangan kecapaian,sayang. Nanti kasihan anak kita. Love you, babe."

Dengan segera, aku menutup telepon ku dengan Kendall. Oh ya, sudah beberapa hari aku berada di London. Ada beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan disini.

Untuk menyegarkan diri, aku lalu berniat untuk pergi ke perpustakaan dan meminjam buku.

Aku tak terlalu suka buku ber-genre fiksi. Aku lebih suka buku yang mengarah ke realita.

Beberapa menit ku mencari-cari buku yang menurutku bagus, akhirnya pun aku menemukan satu buku yang menurutku sangatlah menarik.

Dengan segera, aku langsung berjalan ke arah tempat untuk meminta izin meminjam buku.

Kring!

Ah! Ada pesan dari manajerku. Lantas, aku langsung membuka ponselku dan mulai membalasnya sambil jalan.

Bruk!

"Aw"

Sialan! Aku menabrak anak yang sedang jalan!

"Maafkan aku, aku tak sengaja." Aku pun membantunya berdiri lagi.

Sebentar.

Dulu aku pernah mengenal wajah ini.

Bentar, apakah dia Kenny? Ermm, sepertinya iya.

Saat aku ingin menanyakan keadaannya dia langsung lari.

100% pasti dia. Dia pasti menyadari kalau ini aku.

***

-Kenny's POV-

Shit!

Itu benar benar Harry.

Aku ingin berbicara padanya, tapi entahlah.

Aku seperti tak ada energi untuk berbicara padanya.

Saat aku sudah berlari cukup jauh, aku pun menolek ke belakangku, huh, untung saja dia tak mengejarku.

Aku pun dengan santainya, kembali berjalan seperti biasa menuju rumah.

Astaga, mengapa Harry ada di London?

Ah iya, kan dia salah satu member band ternama. Kau begok, Ken.

"Kenny."

Suara berat itu memanggil namaku sambil menepuk pundakku.

Mati saja kau Ken! Dia berhasil menemukanmu.

Aku perlahan menoleh ke arahnya tetapi dengan tatapan ke bawah.

"H-harry, ku mohon, menjauh dariku, aku bukan siapa-siapa mu lagi sekarang. Aku sudah berbuat yang tak baik padamu dulu. Jadi, mohon, tinggalkan aku, aku ingin pulang." Isakku yang masih saja menatap ke arah sepatuku.

"Baby gurl, kau tak salah. Kami masih mencintaimu. Kau masih menjadi anak mommy and daddy."

Ia beranjak untuk memelukku tapi aku pergi menjauh.

"Tapi... . Ah sudahlah, bye Harry." tanpa menoleh pada dirinya, aku langsung naik ke sepeda dan mengayuhnya secepat mungkin agar sampai di rumah.

Untunglah kali ini dia tak mengejarku, tetapi.

Ia malah menangis.

Ya tuhan, kenapa kau selalu membuat ku menjadi labil seperti ini?.

A/N
gatau ini Chapter apaan. shor banget, kek otak author yg short :")
sumpah gua nge stuck banget njaz.
kalian dah pada gak baca ff ini yha? :").
klo dk chapt ini dikit readersnya, bakal aku Uncomplete in yha :") .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OuRs 2: Wherever I Go [UNCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang