12

1.7K 68 2
                                    

Ya. Hari ini aku jadi berubah pikiran untuk tidak ikut nonton. Tapi sudah fix, kasihan Kak Angga dan Nadya, takutnya kalau aku tidak ikut nonton, otomatis Andra dan Kayla juga tidak ikut. Alhasil, mereka ikut berubah pikiran dan tidak jadi nonton. Mau ngga mau, aku hari ini ikut nonton juga sepulang sekolah.

Aku menyusul Bunda di ruang makan.

"Bun, nanti aku pulang agak sore, ya. Besok kan libur, aku mau nonton sama temen-temen, sama Nadya dan Kayla juga, kok." Izinku pada Bunda yang sedang mengutak-atik ponselnya.

"Jangan pulang malem-malem, ya." Aku mengangguk.

"Oh iya, Ayah pulang kapan, Bun?"

"Hmm... Sekitar 10 hari lagi, Sayang." Aku hanya mengangguk.

"Adeeva berangkat ya, Bun." Pamitku.

Lalu aku berjalan keluar dan menunggu angkot di halte.


••••••••••••

Aku kira Shania and the genk mau melabrakku lagi. Aku tidak takut. Karena kami seumuran dan kami sama-sama manusia.

"Semalam Kak Angga dateng ke rumah gue sama Kak Adam. Terus Kak Angga bawain gue martabak Nutella," Mataku langsung berbinar mendengar kata Nutella.

"Terus lo bawa ngga?"

"Ngga. Dengerin gue cerita dulu, ih!" Aku langsung nyengir.

"Nah, gue refleks bilang ke Kak Angga makasih banyak. Terus gue bilang kalo ini makanan favorit lo juga. Terus tiba-tiba Kak Adam langsung nanya-nanya ke gue lewat LINE pas mereka udah pulang. Nanya kayak lo sukanya apa, gitu-gitu, deh. Pas gue kasih tau, dia kayak seneng gitu. Kayak dia abis dapet sebongkah berlian." Aku bergidik ngeri. Aku tidak tau maksud Kak Adam apa, tapi aku tidak suka.

"Harusnya jangan lo kasih tau, bego!" Aku mendengus kesal.

"Ya, maaf," Ucapnya dengan nada memelas. "Nanti lo jadi ikut nonton, kan? Langsung nyusul aja. Nanti gue talangin bayar tiketnya. Bayarnya pas balik aja ke gue." Aku mengangguk paham.

Aku berniat ingin ke kelas Andra. Tapi, Andra sudah berdiri di balkon depan kelasnya.

"AND-" Teriakku terputus saat pergelangan tanganku ditahan oleh Kak Adam. Andra sudah melihat ke arahku. Aku berbalik dan mendapati Kak Adam membawa sekotak tempat makan.

"Tunggu. Lo suka Nutella, kan? Ini gue bawain martabak Nutella buat lo." Aku ingin menerima karena aku sangat suka Nutella, tapi aku ragu. "Ambil aja, jangan ragu-ragu."

"Makasih banyak ya, Kak. Ohiya, besok-besok ngga usah ngasih lagi ya, Kak. Ngga enak. Gue rasa gue ngerepotin lo. Dan lo kan udah sama Shania, daripada ngasih gue, mending ngasih Shania aja. Gue ngga mau ada salah paham." Jelasku.

"Tapi, Shania fine-fine aja,"

See? Fine-fine palalo somplak. Beberapa hari yang lalu aja Shania and the genk melabrakku.

"Dan, gue..."

"Apa?" Tanyaku.

"Gue tertarik sama lo, Deev." Sangat frontal.

"Lo ngga bisa suka sama dua orang sekaligus. Hati lo cuma satu, sangat pas dan takdirnya juga hanya untuk satu orang. Hilangin rasa tertarik lo sama gue. Gue yakin, itu cuma angin lewat. Lo udah sama Shania. Harusnya hati lo buat Shania, bukan buat gue. Gue rasa, kita harus jaga jarak sementara, supaya perasaan lo ke gue sedikit demi sedikit pudar, Kak," Ucapku. Aku agak kaget sih. Tapi, aku langsung menyadarkannya. "Ohiya, toast dulu, dong. Berusaha pertahanin hubungan lo sama Shania!" Aku langsung masuk ke dalam kelas dan aku melihat Kak Adam mematung lalu mengangguk dan berbalik ke kelasnya.

Aku segera menghampiri Andra, tapi...

•••••••••

LAH SI ANDRA KEMANA ILANG?
TUYUL DASAR EMANG.

OHIYA MAAF KALO ADA BANYAK KESALAHAN DALAM PENGETIKAN, PARAGRAF, BAHASA, ATAU YANG LAINNYA YA.

VOMMENT OK, THANK YOOOOU! ;)

Salam ucul,
Kakaknya Kristina Pimenova.

Love and Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang