Part 3 - Tentang Raquella

57 3 0
                                    


Mulmed : Gabriell Stevanno Achiell

***

Hari Jumat. Langit hari ini berwarna biru dengan corak berwarna putih polos. matahari bersinar menyinari pohon-pohon hijau yang bergoyang diterpa angin. Cerah. Satu kata yang menggambarkan suasana untuk hari ini. Tapi ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi wajah gadis blasteran Jerman yang sedang bergelung dikasurnya. wajah gadis itu nampak kusut.

Alasannya karena dia sedang sendirian dirumah, orangtuanya masih bekerja dan kakaknya pun sedang latihan basket. mungkin

Halah paling juga nongkrong, dasar tukang keluyuran.

Yeps, gadis cantik blasteran jerman yang sedang kusut itu adalah Raquella.

Raquella anak kedua dari tiga bersaudara, punya kakak cowok namanya Gabriell Stevanno Achiell, yang sifatnya? Behhh Perfect bikin orang terhipnotis, ia juga salah satu inceran cewek-cewek selain Revan.

'Cuek dan dingin tapi mempesona' mungkin itu kata yang pas untuk sifatnya, tapi itu hanya berlaku di luar rumah saja, jika Ia dirumah sifatnya bisa 180°, nyebelin, crewet, usil, dan parahnya Ia sangat kepo .

Gadis itu juga mempunyai seorang adik namanya Alleandra Maurer Achiell, sifatnya nyebelin, crewet, usil, kepo tak jauh beda dengan kakaknya, cuman ajaibnya Ia menunjukkan sifatnya dimana saja bukan hanya dirumah, dan terlebih dia selalu mengikuti kakak-kakaknya kemana saja mereka pergi, cukup menjengkelkan mungkin.

'Kok kangen Allea sih.' batinnya

Tapi untungnya Allea tinggal di Jerman bersama Tantenya, dia akan kembali ke indonesia disaat liburan semester atau kadang-kadang Raquella yang mengunjunginya. Dia tidak mau diajak pindah ke Indonesia dengan alasan bahwa di Indonesia tidak ada salju.

Alasan yang sangat-sangat tidak masuk akal.

Ya, Raquella terlahir di Keluarga Achiell. Keluarga yang mempunyai perusahaan yang bergerak dibidang bisnis. Mamanya asli Indonesia dan Papanya asli Jerman, tak heran jika anak-anaknya mempunyai wajah blasteran yang cantik dan tampan.

Achiell Group.inc, Perusahaan yang berpusat di Jerman ini mempunyai banyak cabang yang langsung ditangani oleh keturunan Achiell, dan Papa Raquella tepatnya mendapat jabatan di Achiell Group.co, perusahaan yang berada di Jakarta.

Gadis cantik itu juga mempunyai sepupu paling dekat dengannya, Adelle Sile Winters. Gadis yang tidak menyandang nama Achiell dibelakang namanya. Dikarenakan gadis itu mengikuti marga Papanya yaitu Winters.

Sejak kecil dia tinggal bersama keluarga Raquella. Entah di Jerman maupun di Indonesia. Itu dikarenakan orang tuanya mempunyai urusan bisnis yang mengharuskan mereka berpindah-pindah tempat dan kakaknya yang sudah menikah dan tinggal di kanada maka dari itu Adelle tinggal bersama Raquella karena tidak mungkin dia selalu pindah sekolah saat orang tuanya harus pindah, dan sekarang ini Adelle sedang pulang karena orang tuanya sedang cuti. Menyebalkan

"Ahh bosen." runtuk gadis cantik itu.

Pikirannya langsung tertuju ke kedai ice cream yang berada di seberang sekolahnya. Tanpa babibu Raquell langsung menyambar sling bag warna hitam, memasukkan ponsel dan dompet kedalamnya, mengganti sendal dengan sepatu converse merah maroon dan tak lupa dengan kunci mobil.

"Mbak gue keluar bentar ya." pamitnya ke mbak Nissa, pengasuhnya dan anak dari salah satu pembantu di rumah gadis itu.

"Iya non." Sahut mbk Nissa dari belakang.

Tak ada 20 menit Raquell sampai di Kedai Lataverna, kedai yang menyediakan berbagai varian Ice Cream.

Setelah memarkirkan mobil, Raquell langsung masuk dan memesan eskrim favoritnya. Matcha. Setelahnya Ia langsung mencari bangku yang kosong mengingat kedai ini cukup rame oleh anak sekolah.

"Nah itu masih kosong." gumamnya, setelah beberapa menit celingak celinguk mencari bangku kosong.

Saat sedang asyik menikmati eskrim, gadis itu dikagetkan oleh seseorang yang duduk didepannya.

"hay." sapanya.

"Anjing." umpatnya. "Ngapain lo disini?"

"nyari pacar" jawabnya slengean.

"Nyari pacar tuh di club bego bukan disini."

"yee kan pacar gue, elo!" ucapnya santai.

"Bisa aja." sahut Raquell malas. Entah kenapa mood gadis itu bertambah jelek saat Ia mengobrol dengan seseorang di depannya tersebut.

"Jangan blushing gitu ah." katanya tertawa, wait apa tadi dia bilang? Gue ngeblush? dasar katarak

"gak lucu van." ya benar orang itu adalah Revan, yang tiba-tiba duduk didepan gadis itu tanpa permisi dan sekarang malah mencoba menghancurkan sisa sisa kesabaran yang dimiliki Raquell.

"Sendirian aja? Mana sepupu lo?"

yaiyalah, gak liat apa gue duduk sendiri, masih ditanya lagi.

"menurut lo?"

"Dih ketus banget."

Tanpa memperdulikan kehadirannya, Raquel menunduk dan meneruskan makan eskrim, sayang kan kalo sampe meleleh.

Tiba-tiba Ia ngerasa aura di sekitarnya mulai berubah ' kok perasaan gue gak enak yah '

Reflek Raquella mengangkat wajahnya ternyata Revan sedang melihat Raquella sambil tersenyum jahil.

nih anak ngapain ngeliatin gue sih, tumben-tumbenan, duhh bikin gue errrrr....

"kenapa lo liat-liat? Jangan-jangan lo naksir gue ya?." tanyanya penuh selidik

"lo cantik"

Jederrrr satu kalimat yang bikin Raquella tidak bisa bernafas

duhh kenapa penyakit jantung gue kumat sih.

' pliss pipi jangan merah, lo gak boleh baper Raquelle gak boleh, emang dasarnya curut satu ini suka bercanda, lo udah sering diginiin plisss' Batinnya

"Hahaha lo blushing lagi kill." katanya menahan tawa, sialll emang kampret ni bocah

"hahahaha gak lucu." tawanya menahan gugup mungkin akan terlihat freak. "udah ah gue mau pulang, tiba-tiba mood gue turun drastis gara-gara liat lo." lanjutnya, baru saja gadis itu berdiri, Revan dengan sigap menahan lengan gadis itu, mau tidak mau gadis cantik itu kembali duduk.

"Lo kenapa sih gak bisa banget di ajak bercanda." tanyanya cemberut,  enggan menjawabnya karena gadis itu sendiri tidak tau jawabannya.

Hening

Disaat gadis itu sibuk memikirkan alasan yang pas, Revan sedang menatapnya dengan mata menyipit.

"kill... Killa... woy." teriak Revan sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Raquella.

"ahh." satu kata yang gadis itu ucapkan setelah sadar dari lamunannya.

"lo kenapa? Ada masalah?"

"Gak."

"Singkat banget jawabannya, gue kenal lo sejak kecil gue ta-"

"Udah deh Van, gue lagi males ok, gue lagi badmood buat bercanda." sahutnya memotong kata-kata Revan "Dan gue kesini itu mau ngembaliin mood gue, ech malah lo dateng bikin ancur semua rencana gue."

"Lo pms ya kil, gak biasanya lo ka- "

"Stop gue mau pulang." Ia langsung melengos pergi tanpa menatap Revan lagi.

Sesampainya di dalam mobil Raquell memukul stir dengan keras, meluapkan semua emosi yang sedari tadi ia tahan, wajah putihnya sudah memerah, dadanya naik turun, entah kenapa Ia merasa kesal. bukan, bukan karena Revan tapi karena perasaannya dan ingatan masalalu yang tiba tiba berputar di otaknya.

"Brengsek."

***
Pendek yah? 😭😭

Jangan lupa RCL guys

Akhirnya bisa ngepost juga

Gimana dengan critanya, gaje ya?

Ditunggu komentarnya

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang