Part 6 - Senyum

32 3 0
                                    

Hari ini tim cheers dan tim basket SMA Tawi sedang berlatih. Minggu depan mereka akan mengikuti lomba basket antar sekolah, yang kebetulan kegiatannya dilaksanakan di SMA Tawi yang memiliki fasilitas terbaik.

Dikoridor terlihat Raquella dan teman-temannya berjalan kearah lapangan untuk melihat latihan tim basket sekolah mereka. Raquell baru saja menyelesaikan latihan cheersnya di aula sekolah, alhasil sesampainya Ia di lapangan, lapangan sudah ramai dan terlihat sesak. Terdengar jeritan sana sini, siapa lagi kalau bukan siswi-siswi SMA Tawi yang histeris karena Cogan sekolah mereka sedang bermain basket di lapangan, terlebih akan kelincahan Revan. Bukan namun akan kegantengan Revan. Bad boy baik dan rendah hati milik Taruna Wijaya ini terlihat fokus akan permainannya, menggiring, mendribble, dan fokus melewati lawan.

Raquella mendengus mendapati dirinya susah untuk masuk kedalam kerumunan agar Ia bisa menuju ke pinggir lapangan paling depan. Kepalanya pusing terlebih lagi tenggorokannya kering karena sedari tadi teriakannya kalah dengan teriakan siswi-siswi alay SMA Tawi yang sepertinya tidak pernah melihat orang ganteng. Jadi ya gitu, norak.

'Untung mendung, coba kalau panas bisa pingsan kali ya gue' Batinnya.

"Gue nyerah." teriak Mona angkat tangan.

"Gue juga, anjir pada norak semua." teriak Raquell.

Woohhoooo Dhirgaaaaaa

"Duh berisik banget sih" gerutu Adelle "Lo tadi bilang apa?." Teriaknya pada Raquell.

"Gue gak sanggup teriak lagi, lo bertiga aja deh yang teriak. Barengan biar kedengeran!" Teriak Raquell sambil memijat pelipisnya.

"MINGGIR" seketika hening dan kerumunan didepan mereka pelan-pelan memberi jalan menuju ke depan lapangan. Lebih tepatnya sisi lapangan paling depan.

Semua aktivitas berhenti, semua terdiam memandangi Raquell yang berjalan melewati kerumunan yang terbelah, menuju tempat duduk kosong yang memang diperuntukkan untuk Raquell dan teman-temannya jika ada kegiatan di lapangan. Raquell sadar Revan sedang menatapnya, Ia lalu mengangguk seolah sedang berkata 'Lanjutkan'. Revan mengangguk dan tersenyum seraya melanjutkan permainan yang sempat terhenti karena kehadiran sosok yang membuat Revan semangat.

Selang 15 menit, permainan selesai, Revan dan yang lainnya terduduk ditengah lapangan karena lelah. Hal tersebut membuat sebagian siswi siswi Tawi betah berlama-lama di pinggir lapangan. Jarang-jarang mereka bisa leluasa menatap Cogan Tawi seperti ini, apalagi cuaca sangat mendukung mereka. Rezeki anak sholeh.

Revan tersenyum mengangguk kearah Raquella, membuat gadis itu mengukir senyum tipis dan mulai berjalan menghampiri Revan. Setelah memastikan Raquella menghampirinya, Revan langsung merebahkan diri dan menatap langit yang terlihat mendung. Untung gak panas. Batinnya

Raquell langsung menunduk menghadap Revan dengan alis menyatu. Revan menyipit agar lebih jelas menatap Raquell, gadis ini terlihat cantik dengan rambut yang tergerai terkena angin. Revan lagi-lagi tersenyum dan memejamkan mata.

Raquell yang sedari tadi menahan senyum langsung melepas senyumnya, membuatnya bertambah cantik. Tanpa menunggu aba-aba Revan, Raquell langsung ikut merebahkan diri disamping Revan dengan arah yang berlawanan dan hanya menyisakan kepala mereka ya sejajar.

Hal tersebut sontak membuat histeris yang menyaksikan dari pinggir lapangan. Revan masih menatap gadis yang berada disampingnya dengan senyuman, begitu juga Raquella dengan senyum yang mengembang.

"Capek gak?" Revan mengangguk. "mau hujan, gak balik kelas?" kali ini Revan menggeleng.

Raquella cemberut, baru saja Ia ingin membuka mulut, namun interupsi dari jin tomang membuatnya mengantupkan bibir.

"Heran deh ya, gak ada yang pacaran tapi berasa kek obat nyamuk gini." Celetuk Tasya.

"Iya nih, tuh liat nyamuknya udah pada ngeliatin mau pada gigit." Tambah Adelle sembari mengedarkan pandangan ke sisi lapangan.

Yang Adelle maksud adalah siswa-siswi yang tatapannya memancarkan ke iri an melihat pasangan dengan status sahabat yang berada ditengah lapangan tersebut.

Raquella menatap mereka tajam "Berisik lo, dasar jin tomang" semprotnya kemudian.

"Daripada lo, ratu drama." kata Adelle menantang 

Yang berhasil membuat Raquell melayangkan tatapan tajam padanya.

"ahh ayo kantin, haus nih gara-gara teriak tadi." Rengek Nessa menarik Raquell untuk bangun.

"Duluan aja, kita ganti baju dulu, ntar nyusul byee ladies." Kata Andre sambil berlalu.


*****

siapa nih yang masih nungguin cerita gak jelas ini ?

jangan lupa like dan komennya

maav pendek

seeyou 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang