Part 3

1K 38 0
                                    


     “Subhanallah. Maha suci Allah” hanya itulah kata kata yang keluar dari bibir mungil aisha. Lukisan itu kini terpampang jelas di mata aisha, setelah berkendara selama lebih dari 2 hari  dari medan – aceh dan aceh - sabang, akhirnya ia dapat menikmati karya tuhan yang begitu elok. Dia dapat melihat dengan jelas matahari kembali ke tempat peraduannya, diiringi dengan langit sore berwarna merah jingga yang menyala nyala seakan menjadi pelipur lara siapapun yang melihatnya. Langit senja yang begitu indah itu berpadu manis dengan birunya laut dengan sang surya seakan tenggelam di dalamnya. Saat saat seperti inilah yang menjadi keinginan aisha sejak lama, melepas sejenak kehidupan rutinitas kota yang ramai dan membosankan untuk sejenak menikmati dan bertadabbur mensyukuri nikmat dan kuasanya.
    Setelah puas menikmati kuasanya, kumandang adzan maghrib adalah akhir yang indah untuk menutup petualangan liburannya hari itu di sabang. Aisha bergegas pergi ke hotel untuk mandi dan bersegera melak sanakan sholat maghrib. Esok ia harus segera menyeberang ke aceh untuk selanjutnya kembali pulang ke medan.
     Belum sempat ia sampai di hotel, suara notifikasi hpnya menghentikan sejenak langkahnya. Belum sepat ia membuka notifikasi itu, terdengar suara ibu sudah memanggilnya dari arah hotel mereka menginap. Tidak besar memang hotel yang mereka tempati  tetapi sangat nyaman dan bersih ditambah lagi dengan pemandangan jelas ke arah laut yang menambah suasanya khas daerah pantai.
“Aisha ..... cepat masuk, sudah mau maghrib ini”
“iya...iya bu...bentar bentar” ucap aisha sambil belari lari kecil menuju ke arah ibunya
“Kamu ini ya kalau sudah asyik suka lupa waktu. Sana cepat mandi lalu sholat”
“Hehehehe... baik bu” jawab aisha
Aisha pun mandi dan bersiap siap melaksanakan sholat maghrib
“aisha... nanti kalau sudah siap sholat, ibu tunggu kamu di depen hotel ya” teriak ibu dari luar kamar
“iya iya bu, ibu duluan aja gak papa kok” ucap aisha dari dalam kamar sembari memakai mukenahnya
     Selesai sholat tak lupa aisha bermunajat kepada Allah S.W.T, dalam doanya ia memohon agar dirinya dan keluarganya senantiasa di berkahi hidupnya dan diampuni dosa dosanya.terutama kepada sang ayah yang terlebih dahulu meninggalkan aisha dan keluarganya menghadap sang pencipta
“Rabbighfirli waliwali dayya warhamhuma kama robbayanashoghirah”
“Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabannaar”
Doa itulah yang menjadi penutup doa doa lainnya
   Selesai sholat aisha bergegas pergi menemui ibu dan kakaknya yang sudah menunggunya di depan hotel. Kali ini mereka akan makan makan malam di restoran pinggir laut yang menyediakan hidangan hidangan laut segar yang di ambil langsung dari laut sekitar daerah situ juga.
“ayo bu kita pergi”
“lama ya dek kamu sholatnya ,siapa aja yang kamu doakan, si pesek kamu itu udah kamu doai belum? ucap kak hani menggoda aisha
“apa sih kakak? Siapa rupanya si pesek?” tanya aisha pura pura tidak mengerti
“itu tu yang katanya hafal 30 juz alquran dan punya suara yang merdu” balas kak hani mencoba menggoda aisha lagi
“mana pulak, kami kan Cuma teman biasa. Dah lah kak lagi gak mau bahas itu sekarang nih!!” ucap aisha mencoba mengalihkan pembicaraan
Ibu mereka yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua hanya tersenyum tanpa berkomentar apapun
Kini mereka bertiga telah sampai di tepi pantai, deru suara ombak laut dan tiupan angin laut menyambut kedatangan mereka, mereka duduk dan mengambil posisi di lesehan tepat di sudut warung. Suasana malam yang sangat jarang dirasakan aisha, biasanya malam hari yang dilalui aisha hanyalah mendengarkan suara suara bising kenderaan bermotor yang tiada hentinya terus memekakkan telinga mulai dari pagi hari sampai malam. Kini di hadapan mereka telah terhidang makanan makanan yang langsung diambil dari laut yang sengaja allah berikan.
     أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِلسَّيَّارَة                                
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan.” (QS. Al Maidah: 96).
     Hidangan itu beragam macamnya mulai dari ikan, udang, dan ayam dan di masak dalam masakan yang berbeda beda, ada yang di goreng, direbus, dan di gulai, tak lupa pula satu makanan kesukaan aisha yang selalu membuatnya menemukan kenikmatan dalam bersantap adalah sambal belacan disertai daun ubi rebus yang juga ada di meja yang penuh makanan itu. Dengan mengucap bismillah dan di lanjutkan doa makan, perlahan lahan makanan di atas meja mereka makan dengan santai sambil bebincang bincang, dan tak terasa satu per satu makanan itu mulai habis. Pada saat suapan terakhir aisha teringat sahabatnya putri, ia teringat bahwa sahabatnya itu tak memiliki rezeki yang lebih sehingga ia hanya menghabiskan liburan di rumahnya, aisha sebenarnya sudah mengajak putri untuk ikut bersamanya liburan ke sabang, tapi putri menolaknya karena ia lebih senang berkumpul dengan keluarganya yang masih lengkap. bagi putri berkumpul dengan keluarganya adalah nikmat yang tak terhingga yang di berikan allah kepadanya, tak perlu liburan mewah yang menghabiskan biaya yang mahal untuk menghabiskan liburaan. cukup bercanda tawa dengan keluarga sudah cukup sebagai hiburan yang puas dan sederhana karena keluarga adalah yang paling utama bagi putri. walaupun hanya makan nasi dengan ikan asin tak membuat putri merasa minder, malah hal itu yang terus memotivasinya agar selalu bersyukur karena masih di beri rezeki walaupun tidak banyak seperti aisha. terkadang putri yang kurang berkecukupan mengalami masalah dalam pembayaran spp sekolahnya, tapi untunglah ia memiliki sahabat seperti aisha yang sangat pengertian, aisha sering membantu putri melunasi spp sekolahnya tanpa berharap sedikitpun putri akan membalsnya, karena memang sesama muslim harus saling tolong menolong.

Catatan Gadis AliyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang