Beautiful Sunflower : "Musim Panas Hampir Tiba"

7.3K 301 5
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

...

Gerah. Kurasakan suasana sekolah berubah menghangat. Pada dasarnya, dipagi hari seperti ini akan sedikit sejuk. Tapi nyatanya, musim panas hampir tiba. Alasan itulah mengapa cuaca berubah drastis. Tapi aku senang, musim panas adalah hal yang sangat aku tunggu.

"Pagi ini, cukup gerah ya?"

Aku menengok, ada sahabat pirangku disana. Dia melenggang ke arahku, sambil menyampirkan tas sandangnya. Aku hanya memperhatikan, tak berkata apa-apa karena aku asyik membaca. Tapi, jika sahabatku tau diriku tak menanggapinya, akan dipastikan gendang telingaku pecah akibat ocehannya.

Aku mengulum senyum yang sedikit dipaksakan, "Selamat pagi, Princess~" sapaku.

Dia duduk disebelahku, lalu membalas sapaanku.

"Selamat pagi." Tersenyum singkat, lalu cemberut. Ah, dia menyadari karena aku malas menyapanya. Sebenarnya bukan seperti itu. Aku hanya sedang tak ingin diganggu. Kemarin aku ke toko buku, lalu membeli sebuah buku yang menarik. Dan aku belum sempat membacanya.

"Setidaknya, berikan aku sapaan dengan terhormat."

Tuh, kan? Baru saja benakku berkata, dia sudah mulai mengoceh. Baiklah, aku memang salah.

"Maafkan aku, Ino. Aku hanya sedang asyik membaca."

"Baiklah, kali ini aku maafkan." Ino mengibas-ngibaskan sebelah tangannya dengan mata menutup, "Buku apa yang kau baca?"

"Oh, ini tentang Bunga Matahari."

"Ya, selalu saja Bunga Matahari. Aku bosan, kamu hanya mengurus buku itu, atau tidak kamu pergi ke taman sekolah untuk menyiram bunga-bunga kuning itu. Tidakkan ada kegiatan lain?" Gerutunya, yang membuatku terkekeh pelan.

"Sudah kubilang, Bunga Matahari itu indah. Dan, sebentar lagi mereka akan bermekaran."

Ino mendengus kesal, tapi aku tak acuh. Aku kembali membaca halaman yang belum ku selesaikan tadi. Menunggu bel berbunyi, memang sangat jenuh. Walaupun ada Ino, kadang aku ingin menghabiskan hobiku saja. Dia berisik, tapi dia sahabat baikku. Ino adalah orang pertama yang kutemui saat tahun pertama di SMA.

"Hinata, musim panas hampir tiba, lho. Kamu... tidak kepikiran untuk mempunyai pacar?"

Punya pacar? Kupikir, itu bukan ide bagus. Sejauh ini aku tidak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki manapun. Aku hanya malu, jika berhadapan dengan mereka para kaum pria. Ino juga tau itu. Jadi, apa bagusnya punya pacar?

"Tidak."

"Hinata, musim panas ini setidaknya buat kesan termanis yang tak bisa kamu lupakan. Di musim panas, biasanya para remaja akan saling menyatakan perasaannya."

"Tapi, itu tidak cocok untukku."

Ino terdiam, seolah sedang berpikir. Ah, mungkin hari ini aku harus menunda dulu kegiatan membacaku. Terpaksa, kulipat bagian terakhirku membaca agar tidak lupa sampai mana kegiatanku diakhiri. Aku menutupnya dan memasukan ke ransel.

Baiklah, kali ini aku sempatkan Ino mengobrol denganku. Topiknya tentang pacar. Bukan bahasanku, sih. Tapi, akan lebih baik jika aku mencari aman saja, supaya Ino tidak cerewet.

"Ah, Hinata!" Ujarnya tiba-tiba, sambil menjentikkan jemarinya.

"Apakah kau pernah jatuh cinta?"

"E-eh?" Pertanyaan macam apa itu? Ino ada-ada saja. Jatuh cinta, sebenarnya...

"Ayolah jawab,"

"Pe-pernah, sih. Tapi sudah lama sekali." mungkin beberapa tahun kebelakang, dimasa aku masih SMP. Aku bahkan sudah lupa rasanya seperti apa. Tetapi jika kupikirkan, kenangan itu memang cukup manis.

"Kalau begitu, kamu coba deh memulai untuk jatuh cinta lagi. Kurasa, cinta pertama itu akan sulit jika dilupakan, lho."

Benar juga. Aku memang sukar melupakannya, tetapi aku tidak tau dia dimana. Dia pergi, karena suatu alasan yang aku pun tidak tau. Dan karena itulah, pula aku jadi takut berdekatan dengan laki-laki. Takut ditinggal pergi.

"Kamu ada-ada saja, Ino." Aku mendecak sambil menggelangkan kepala.

"Ish, ayolah. Setidaknya, untuk musim panas tahun ini saja! Aku beri waktu sampai liburan berakhir! Jika tidak, aku tidak mau berbicara sama kamu lagi."

Eh? Kok, Ino jadi pemaksa gitu ya? Uh, ini merepotkan. Aku harus pacaran dengan siapa? Ino, dia menyulitkanku.

"Aku tidak janji."

Dan, itulah jawabanku. Tak berjanji, dan aku tak ingin berusaha keras. Toh, takkan mengubahku. Cinta itu rumit. Yang indah, hanya Bunga Matahari.

...

Bersambung...

A/n : FF yang lain buntu, aku malah bawa ide baru 😅 wkwkwk Gomenasai
Makasih untuk para readers yang sudah menyempatkan membaca karya-karya aku..
Silahkan review minna-san

See ya,

[ 8 ] Beautiful Sunflower [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang