5

32 1 0
                                    

"Jadi gimana ceritanya?" Tanya Anas membuka percakapan. Mereka duduk diruang tamu rumahnya Anas. Sementara Sera, ia sudah pamit sejak tadi karena ada arisan katanya.

"Loh bukannya abang harus kerja ya? Ini 'kan masih jam empat sore, Bang"

"Aku sama boss aku itu udah lengket banget. Jadi, dia sih percaya aja kalau aku pulang lebih awal karena mau kuliah. Padahal sih, pengen sama kamu." Ujarnya yang sudah dibalas senyuman oleh Cinta

"Gimana kalau nanti malam aja ceritanya?" ucap Cinta sambil memainkan rambut Anas yang padahal sudah tersisir rapi.

Anas membelakkan matanya kearah Cinta, "Aku maunya sekarang, Ta. Dari tadi buat penasaran aja. Cerita, Cinta. Entar malam aku gak dirumah, kuliah."

Cinta mengangguk dan memulai cerita. Ia menceritakan apa yang terjadi padanya satu harian ini. Tentang Dera yang tersenyum dan mengucapkan 'Thanks' dan tentang Dera yang menghampirinya saat pulang tadi. Anas membalasnya dengan semangat. Ia ingin menyeimbangi semangat Cinta yang begitu berapi-api saat menceritakan semuanya.

Walau sebenarnya, di lubuk hati Anas yang terdalam, ia tidak suka saat Cinta menyeritakan cowok lain. Tapi, Anas mencoba membuat Cinta senyaman mungkin agar ia bisa melihat senyum Gadis itu. Mendengarkan Cinta bercerita adalah hal kecil yang mungkin menurut orang lain membosankan. Tapi Anas, mencoba memberikannya perhatian sekecil apapun termasuk mendengarkannya bercerita. Walau Anas tak pernah menyukai topik yang menjuru ke... Dera

'Aku senang liat kamu senyum dan menjadi semangat gini, Ta.'

Cinta terus memberikan senyuman manisnya itu disetiap kata yang ia keluarkan. Matanya memancarkan ribuan kebahagiaan.

'Terkadang, kita hanya bisa tersenyum. Saat orang yang kita sayang, bahagia dengan dunianya tetapi ia tidak sadar, telah merusak dunia kita.'
***

Di pagi harinya, Cinta berangkat dengan semangat menuju sekolah. Ia ingin mengetahui bagaimanakah sikap Dera hari ini? Seperti hari biasanya, hari ini pun Cinta diantar oleh Anas.

Cinta pamit kepada Anas begitu mobil mereka tiba di depan gerbang sekolah. Cinta berjalan memasuki kelasnya yang ternyata sudah ditunggu oleh Raya.

"Gimana, Ta?" Tanya Raya membuka percakapan

"Gimana apanya?"

"Dia ada ngechat lo?"

Cinta menggeleng. "Kayaknya dia gak masuk deh hari ini, Ta. Udah jam segini dia masih belum datang."

"Ini kesempatan bagus buat lo cari perhatian dia. Sms atau apa kek. Tanya keberadaan dia." Cinta tersenyum. Ide temannya ini sangat bagus. Tanpa buang waktu, Cinta langsung mengambil ponselnya di tas dan langsung mencari kontak Dera

Cinta 'Lo gak masuk?'

"Mungkin dia agak lama deh Ray balasnya." Ujar Cinta. Dan benar saja. Sampai bel masuk berbunyi, balasan dari Dera belum ia terima juga. Hingga bel istirahat berbunyi, Cinta disenangkan dengan ponselnya yang bergetar. Balasan dari Dera

Dera 'Gak. Tolong bilangin ya, Gue gak enak badan'

Cinta 'Oh oke. Get well soon ya..'

Dera 'Hehe, Oke Thanks ya. Cuma ucapan aja nih? Gak mau ngapain gitu'

Cinta membelakkan matanya melihat pesan dari Dera

Cinta 'Okeoke, sebagai teman yang baik, pulang sekolah gue kerumah lo. Masih dirumah yang lama itukan?'

Dera 'Iya masih kok.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, Dera...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang