"Baru aja aku mau bilang ke mama," ujar Livya dengan suara yang pelan dan dengan raut wajah kesal.
Akhirnya Livya pun memutuskan untuk tidak mengatakannya hari itu, karena menurutnya tidak ada waktu yang tepat untuk ia membicarakannya dengan kedua orangtuannya.
Keesokan harinnya, Livya pun kebingungan saat papanya bilang kalau papanya tidak bisa mengantar Livya kesekolah, karena ada meeting ditempat kerjanya yang mengharuskan papanya berangkat sangat awal.
Akhirnya Livya pun memutuskan untuk menghubungi Geo untuk menjemputnya kesekolah.
"Livyaa," teriak kakak Livya dari bawah.
"Iya kak, sebentar," teriak Livya dari kamarnya yang berada dilantai dua.
"Duh, ada apaan si nih kakak," ujar Livya dalam hatinya.
"Lu mau bareng gua nggak?, gak ada yang nganter kan lu?" jawab kakak Livya dari bawah sambil memanaskan motor sport- nya.
"Aduh, kok aku lupa ya, kenapa aku minta jemput Geo, padahalkan aku bisa kesekolah sama kakak, tapi kan aku juga udah bilang Geo, aduh gimana ya, kalo gitu..." pekik Livya dalam hatinya.
"Iya kak, aku bareng kakak," saut Livya sambil turun tangga.
Pagi itu akhirnya Livya pun berangkat kesekolah dengan kak Fiko, Livya pun berangkat 5 menit lebih awal dari biasanya.
"Cecil, lu ngapain disini? Gak takut telat?" sapa Geo pada Cecil yang terlihat kebingungan dijalan.
"Eh, iya Geo, ini gue emang lagi kebingungan, soalnya mobil gue tadi tiba-tiba mogok gatau kenapa," jawab Cecil dengan gaya bicara yang manja seakan-akan ingin diperhatikan.
"By the way gue boleh bareng lo ga Ge?," ujar Cecil sambil sedikit cemberut dan memainkan rambutnya.
"Oh, gitu, gimana ya Cil gue sih mau aja tapi..." jawab Geo dengan ragu.
"Gawat Ge, udah mau jam 7! 5 menit lagi kita masuk, gue bareng lo aja ya." Cecil langsung saja naik ke motor sport milik Geo.
Geo pun tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia pasrah dengan apa yang akan terjadi setibanya ia dan cecil disekolah nanti, Geo sangat mencemaskan perasaan Livya.
"Geo kok belum nyampe ya, tumben banget, dari tadi aku nungguin da disini udah 10 menit, dia belum sampai juga," batin Livya dari parkiran sekolah sambil melihat kearah jalan raya.
10 menit menunggu, akhirnya Livya pun melihat Geo yang sudah terlihat buru-buru menuju gerbang sekolah.
"Loh? Geo kok," batin Livya sambil menahan kecemburuannya.
Karena buru-buru, Geo pun tidak melihat keberadaan Livya yang sudah lama menunggunya diparkiran sekolah, Geo dan Cecil langsung berlari menuju kekelas mereka masing-masing.
Dengan hati yang kesal dan kecewa Livya pun berjalan sangat santai kekelasnya diiringi dengan bunyi bel masuk kelas. Alhasil, Livya pun telat masuk kelas, dan terkena hukuman dari guru.
"Permisi bu," ucap Livya sambil mengetuk pintu kelasnya.
"Livya! Kamu terlambat? Gak biasanya kamu terlambat?" ujar Bu Nina sambil bertolak pinggang.
"I-i-iya bu maaf tadi saya," jawab Livya sambil menunduk.
"Yasudah, kamu boleh masuk, tapi kamu duduk dimeja saya!" ujar guru berkacamata itu dengan raut wajah sangat judes.
Hari itu adalah hari yang sangat menyebalkan bagi Livya, mood-nya langsung hancur, namun sebaliknya bagi Cecil, Cecil jutsru senang melihat Livya menderita, karena tujuannya adalah ingin menghancurkan Livya, memang akhir-akhir ini Livya sering bersedih salah satunya adalah, Vira yang terus menjauh dari Livya dan masih belum mau bicara dengan Livya.
KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG...
Bel istirahat berbunyi seperti biasa, Livya langsung duduk ditaman kecil yang berada didepan kelasnya, banyak tawaran dari teman kelasnya untuk kekantin bersama namun Livya menolaknya.
"Hi Geo!" sapa Cecil pada Geo.
Livya mendengar suara itu dan langsung melirik kekiri, dimana disitu terlihat Geo yang berencana menghampiri Livya namun terhalang Cecil yang tiba-tiba muncul dihadapan Geo.
"Liv, kenapa? Kok sendirian, kayaknya lagi bt ya?" sapa seorang anak laki-laki dengan rambut berjambul dan kulitnya yang kuning langsat.
Namanya Vero, dia adalah teman Livya sedari Sd, dan kebetulan memang ibu mereka berdua bersahabat, karena mereka satu komplek.
"Eh, Vero, kok tumben lu kesini, ada apa?" tanya Cecil sambil sedikit tertawa kepada Vero.
"Iya Liv, jadi gini, nanti siang, lu mau balik bareng gua ga?, eh maksud gua, mau temenin gua beli buku gak? Nanti pulangnya gua anterin deh.
"Hmm, gimana ya Ver, liat nanti ya," jawab Livya.
"Ah, sok sibuk lu Liv, ayolah, temenin guaa, pleaseeee," ujar Vero dengan memaksa sambil memegang bahu Livya.
Livya melirik kekiri dan melihat Geo dan Cecil masih berbincang, bahkan tak jarang mereka tertawa-tawa.
"Geo aja bisa kayak gitu, masa aku gak bisa," batin Livya sambil menatap ke Geo dan Cecil.
dengan perasaan cemburu, livya pun menerima tawaran Vero.
"Yaudah, tapi gak lama-lama kan?" ujar Livya sambil melirik Vero.
"Sippp, gitu dong, sekali-kali ya gak, temenin gue hahaha," ujar Vero sambil kegirangan.
"Yaudah, nanti pas pulang sekolah,gue langsung kekelas lo ya." ujar Vero kemudia pergi kekelasnya meninggalkan Livya.
Vero dan Livya sebenarnya teman dekat, hanya saja semenjak SMA jurusan mereka berbeda, Livya dijurusan Ipa dan Vero dijurusan Ips hal itulah yang membuat mereka jarang berbincang atau bermain bersama karena ruang kelasnya yang berjauhan juga.
"Kok tumben ya, Vero dateng kedepan kelas aku gini terus langsung ngajak beli buku," batin Livya.
Tak lama kemudia mereka masuk kelas dan menyelesaikan dua oelajaran terakhir hari itu, akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi tepat pada pukul 12.00 siang.
"Liv." teriak Vero dari jauh dan langsung berlari menghampiri Livya.
"Eh, ayo Ver, langsung aja," ujar Livya sambil menarik tangan Vero.
Geo yang ingin menemui Livya langsung menghentikan langkahnya dan memutuskan untuk melihat Vero dan Livya dari kejauhan.
"Kenapa jadi begini sih, pasti Livya udah salah sangka," batin Geo sambil menatap sinis Livya dan Vero yang ingin menuju parkiran
Drttt...drttt...drttt...
Sesampainya ditoko buku, tiba-tiba hp Vero bergetar, ternyata panggilan masuk dari mamanya Livya.
"Liv, bentar ya, gua mau angkat telepon dulu," ujar Vero sambil melihat kearah Handphone- nya.
"Iya ver," saut Livya sembari melihat-lihat buku dihadapannya.
"Hallo tante, aku udah sama Livya nih, ditoko buku," ujar Vero dengan suara pelan.
"Oke bagus kalo gitu, jadi setidaknya kamu bisa hibur hati Livya yang lagi sedih ya Vero," jawab mama Livya.
"Iya tante, aku bakal bikin Livya lupa sama kejadian tadi pagi," ujar Vero.
Siang itu Vero dan Livya mengahabiskan waktu bersama, mulai dari ketoko buku, bermain Time zone, dan makan siang bersama.
Tapi ternyata, Geo mengikuti Livya dan Vero dari belakang, untuk mengetahui apa saja yang mereka lakukan siang itu.Terimakasih udah baca🙏🙏
Jangan lupa Vote yaaaaa🙏🙏😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful In Time
Teen FictionLivya Diandra gadis cantik berusia 17 tahun yang memiliki masalah didalam hal percintaan dan persahabatannya, dirinya tidak pernah menyangka kalau semuannya ini datang setelah anak baru itu memasuki kehidupan Livya yang sebelumnya bahagia.