Part 2

91 8 0
                                    

Terlihat gadis cantik, tinggi semampai dan berambut pirang berjalan menuju Vira dan Livya yang sedang berbincang di tengah koridor sekolah.

"Permisi, gue mau lewat. Kalian ngapain, sih ngerumpi di tengah jalan gini? Kayak gak ada tempat lain aja," ucap gadis yang wajah nya sangat asing di sekolah itu.

"Lah, lu siapa, ya? Anak-anak disekolah ini tuh udah biasa kali ngobrol di tengah koridor gini," ucap Livya dengan nada sedikit tinggi.

"Oh gitu, ya. Oke. Tapi, kalo nanti gue udah jadi penguasa disekolah ini, gak bakal ada yang ganggu jalan gue kayak kalian berdua gini," ucap gadis itu dengan sombongnya.

"Rese banget, sih lo!" balas Livya dengan kesal.

"Eh, udah, Liv. Orang kayak gitu gak usah diladenin," ucap Vira sembari menenangkan Livya yang sangat emosi.

KRINGG...KRINGGG...KRINGGG

Bel masuk pun berbunyi. Siswa-siswi pun mulai bergegas masuk ke kelasnya masing-masing. Tak terkecuali Livya dan Vira, mereka pun masuk kekelas mereka—kelas XI IPA 4.

Saat di kelas, salah satu guru pun memasuki kelas tersebut untuk mengajar.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Miss.Yessy kepada XI IPA 4.

"Selamat Pagi Miss," jawab satu kelas dengan serempak.

"Hmm ... sebelum memulai pelajaran hari ini, saya akan memperkenalkan murid baru disekolah ini kepada kalian semua," ucap miss Yessy.

Gadis yang dimaksud itu pun mulai memasuki ruang kelas XI IPA 4 dengan sangat percaya diri, dan berjalan layak nya model.

"Hai, semua. Kenalin, nama gue Cecilia Veronnica, kalian semua bisa panggil gue Cecil. Gue baru balik dari London, dan gue harap kalian semua bisa jadi teman baik gue. Thank you," ucap Cecil dengan percaya diri saat memperkenalkan dirinya.

Suasana kelas langsung sunyi, seluruh murid di kelas menatap Cecil dengan tatapan heran. Beberapa anak juga berbicara tentang dirinya. Banyak anak perempuan maupun laki-laki yang tidak menyukai dirinya karena gaya bicaranya yang sombong.

Namun terlihat tiga anak perempuan yang bernama Patty, Adel, dan Fayya di kelas itu yang senang menyambut Cecil, dan langsung akrab layaknya teman lama.

Patty, Adel, dan Fayya memang anak yang banyak gaya di kelasnya. Mereka ke sekolah hanya mementingkan penampilan dan bercita-cita menjadi anak famous disekolahnya.

KRINGGG KRINGGG KRINGGG

Bel istirahat berbunyi. Tepat pada pukul 09.00 pagi, seluruh siswa dan siswi dari kelas X sampai XII keluar dari kelas mereka. Tak terkecuali Livya. Livya memilih duduk di taman kecil yang berada didepan kelas nya.

"Hai, Liv," sapa cowok tinggi, putih, lembut dan sedikit sipit yakni pacar nya Livya yang bernama Geo.

Livya dan Geo sudah berpacaran dari kelas X namun orangtua Livya tidak tahu. Bukan karena orangtuanya belum mengizinkannya berpacaran. Namun hanya saja Livya yang tidak mau mengatakannya kepada mama dan ayahnya karena malu.

"Eh? Hai, Geo!" saut Livya.

"Kamu sendirian aja disini? Biasanya sama Vira," tanya Geo sambil menatap mata indah Livya.

"Iya, nih. Tadi Vira bilang dia mau di kelas aja nyelesain tugas kelompok dia. Jadi, ya aku sendiri aja," ucap Livya sambil tersenyum.

Belum sempat Geo meninggalkan Livya untuk pergi kekelasnya, tiba-tiba murid baru yang bernama Cecil dan ketiga teman baru nya-Patty, Adel, dan Fayya-datang dari arah depan Livya dan Geo. Cecil sengaja mengajak ketiga temannya menghampiri Livya dan Geo untuk berkenalan dengan Geo.

"Hai. Kenalin, nama gue Cecil. Hmm, gue rasa lo udah tau gue, iya, 'kan?" tanya Cecil sambil mengulurkan tangan kepada Geo untuk memperkenalkan diri dengan kepercayaan dirinya.

"Iya, nama gue Geo," ujar Geo sambil menjabatkan tangan nya ketangan Cecil.

"Oh, iya. Geo, lo anak XI IPA 1 yang terkenal pinter banget di sekolah ini kan ya?" tanya Cecil sambil memainkan rambut curly-nya itu.

"Ah, enggak kok, biasa aja, kata siapa emangnya? By the way makasih, ya," jawab Geo dengan ekspresi senang bercampur malu.

"Iya. Sorry, ya. Lo yang namanya Livya itu, 'kan? Yang tadi pagi ketemu di koridor sekolah," ujar Cecil dengan mimik muka menyindir kejadian tadi pagi.

"Iya," jawab Livya dengan singkatnya sambil membaca buku biologinya.

"Oke, kalo gitu, gue masuk kelas duluan, ya. Bye Geo, bye juga yang sibuk baca buku." Cecil dan ketiga temannya pun langsung pergi menuju kelas dan meninggalkan Geo dan Livya.

"Apaan, sih? Jadi gak jelas gitu," ujar Livya dengan tatapan kesal kearah Cecil yang menuju kelas.

"Kalo gitu aku kekelas dulu, ya, Liv. Bye." Geo berlari meninggalkan Livya dan menuju ke kelas nya.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa dan siswi mulai meninggalkan sekolah. Ada yang dijemput dengan supir pribadi, dijemput orang tua, atau membawa kendaraan sendiri.

Livya adalah anak yang mandiri, jika mamanya tidak sempat menjemputnya, dia pulang sendiri atau diantar pulang oleh Geo dan hanya mengakui Geo sebagai teman biasa di depan orang tuanya.

"Liv, kamu ga dijemput?" tanya Geo dengan menggunakan motor R25 yang berwarna merah.

"Engga nih, mama aku masih ada urusan," jawab Livya sambil menatap handphone-nya.

"Kalo gitu, kamu kenapa gak bilang sama aku? Terus kenapa kamu langsung keluar gerbang sekolah gini aja? Kenapa kamu gak line atau bbm aku aja? Janjian dimana gitu, biar kamu aku anter pulang," omel Geo kepada Livya.

"Iya, maaf. Tadi kan aku cuma gak mau ngerepotin kamu. Soalnya seinget aku, kamu hari ini ada les," ucap Livya yang berusaha meminta maaf dan meyakinkan kepada Geo.

"Iya. Ya udah gapapa. Sekarang, cepet naik. Nanti kamu kelamaan loh pulangnya," ucap Geo sambil memberi helm untuk Livya.

Sesampainya di rumah, Livya langsung terkejut melihat mamanya yang berada di ruang tamu sambil menonton tv dan memakan cemilan.

"Loh, Mama? Katanya tadi Mama masih ada urusan penting?" tanya Livya dengan terkejut.

"Eh, Sayang. Kamu kok bukannya ucap salam malah langsung negur Mama kayak gitu?" tanya mama Livya.

"Eh? Iya. Maaf, Ma. Abis setau aku mama masih ada urusan di luar," ucap Livya kebingungan.

"Asik! Mama berhasil bikin kamu percaya kalo Mama gak ada di rumah," ujar mama Livya sambil tertawa kegirangan.

"Loh, maksud Mama?" tanya Livya.

"Jadi, Mama tuh sengaja bilang kalo mama ada urusan dan gak sempet jemput kamu, padahal sebenernya mama ... CUMA PENGEN LIAT SIAPA YANG ANTER KAMU PULANG KALO MAMA GAK JEMPUT KAMU!" teriak mama Livya.

"I-i-iya, Ma. Tadi i-itu ...," ucap Livya dengan gugup. "itu loh aku dianter sama ...." Livya tidak tahu harus menjawab apa. Jantungnya berdebar sangat cepat. Ia takut untuk berbohong pada mamanya.

"Livya, Sayang. Mama ngerti kok, Mama cuma bercanda. Emang udah waktu nya sekarang. Kamu kan udah SMA jadi wajar aja kalo kamu dianter jemput sama temen laki-laki. TAPI, kamu harus ingat! Kamu gak boleh pergi malam atau pergi tanpa seizin mama dengan anak laki-laki ya," ujar mama Livya sambil merangkul anak remaja nya itu.

"Iya ma, tenang aja. Aku gak bakal ngecewain mama kok," jawab Livya sambil memeluk erat mamanya.

Maaf kan masih banyak banget kekurangan🙏🙏

Makasih banyak udah baca❤❤

Jangan Lupa Vote yaaaaa💋❤❤

Beautiful In TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang