Bella POV-
"ngapain minta ketemu lagi? Gue kan udah bilang anggap aja kita ga pernah kenal" ujarku sambil berusaha menahan perasaan hatiku
"gue ga nyangka bisa ketemu lo lagi"ujar Javin menatap ku dalam - dalam
"kok bisa keruma gue semalam?" tanyaku tidak membalas tatapan mata Javin
"gue.. gue pacaran sama adik lo" jawab Javin lesu
"gue turut bahagia , jaga dia ya" jawabku menahan sesak didadaku
"Bel.." javin meraih tanganku
Aku menepis tangan nya"gue bener bener udah gapapa jangan anggap gue selemah dulu , Jav" jawabku tersenyum kearahnya
"Bel gue bener bener gabisa ngelupain lo.. gada satu haripun terlewatkan tanpa gue ngerasa bingung dengan lo yang tiba-tiba mutusin hubungan kita" ujar javin mengarahkan tubuhnya ke arahku
Javin memegang kedua pundakku dan membuat kami berhadapan
"Bell jawab.. lo ga cinta lagi sama gue? Gue buka penyemangat hidup lagi buat lo?" tanya nya dengan suara bergetar
Aku berusaha menahan air mataku yang hampir tumpah membasahi wajah pucatku
" you deserve better , jav" jawabku lirih
"bel! Kenapasih lo gabisa percaya gue nerima lo gimanapun kondisinya? Kemana semua janji lo sama gue bel? Kenapa lo gampangin perasaan gue? Gue memang cowo , tapi gue sama hancurnya dengan kalian ketika orang yang gue cintai sehidup semati pergi tanpa penjelasan" Javin setengah berteriak didepan ku
Jujur , dadaku sangat sesak" jav.... tolong , gue ga akan bahagian lo , lo jaga aja Bianca baik-baik untuk gue , karna gue tau , gue ga bakalan bisa selalu ada
untuk dia jav.."Aku tak kuasa lagi menahan air mataku
Akhirnya bulir kristal ini jatuh perlahan ke pipiku
Perlahan menjadi deras dan semakin deras"Bell... please , jadikan gue pundak lo kapanpun dimanapun , silahkan sakiti gue berapa kalipun , tapi jangan pernah tinggalin gue. Gue ga sanggup bell.."
"mungkin dulu lo selalu bilang gue penyembuh lo secara ga langsung , jujur lo lah alasan gue hidup bel , bertahun gue coba ngubungi lo , nyari alamat lo.."
"sampe akhirnya.. gue ketemu Bianca , pertama kali gue bertemu dia , sekilas memandang matanya , gue ngerasa dia itu lo Bell, setiap gue liat wajah dia bisa ngobatin rindu gue yang ga berujung sama lo , dan akhirnya.. gue ngerasa jahat dan Cuma manfaatin dia , karna sebenernya sekeras apapun gue nyoba , perasaan gue ke dia ga bisa nyamain besarnya cinta gue ke lo , Bell.."
"jadi gitu ya,Javin?" ujar seorang gadis yang berwajah mirip Bella
Berdiri dengan badan gemetar didepan kami
aku langsung melepas pelukan ku dariku"bianca.." ujarku terkejut
Bianca POV-
"gue merasa berguna jav , bisa gantiin dia dari lo , setidaknya ada yang nganggap gue ada di dunia ini , walaupun sementara" ujarku tersenyum dingin dan menggidikan daguku kearah Bella
"bi, gue bener- bener bisa jelasin , tolong jangan..." javin berusaha menenangkanku, ia meraih bahuku
Aku menghentakan tangan nya
"apa javin?peran kamu udah selesai dan cerita kita ga happy ending, kisah yang kamu buat terlalu indah jav, begitu juga luka yang kamu ukir" aku tak kuasa menahan air mataku
".... dan bodohnya aku percaya semua omongan manismu jav.. Gue.. gue pikir jatuh cinta itu indah semenjak gue kenal lo, ga sangka gue lo juga yang matahin semua harapan gue ke lo.." aku menekan setiap kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Teen FictionMungkin ada yang berkata kalimat " aku bahagia ngeliat kamu bahagia , walau tanpa aku " Itu cuma bullshit Tapi buat gue , cowo yang sedang menanti hujan dimusim kemarau ini Menurut gue itu nyata Karna itu pengalaman gue sendiri