Sudah 3 hari berlalu semenjak kejadian ditaman , aku menikmati kesendirianku , menjauh dari Javin.
Ia tak henti hentinya mengikutiku disekolah , but who cares? Gue gapeduli lagi.
Bella? Ngelirik dia aja gue engga.
Dave? Dia bersikap dingin sama gue , dan gue juga sebaliknya , meskipun jauh dilubuk hati , gue butuh dia.
Sepulang sekolah , gue berjalan masuk kerumah , melangkah menuju kamar , kudapati Bella diruang tv , ia berjalan kearahku aku mempercepat langkahku berusaha menghindarinya
"dek , bianca , jangan ngindar dari gue please" ujar Bella menahan tanganku
Aku menghentak tanganku agar terlepas darinyaBella pov-
"gue gakpeduli lagi , silahkan lo sama dia" ujar Bianca dingin sambil menatap Bella"gue samaa javin ga ada hubungan apa-apa.."
"lantas?" tanya Bianca menatap tajam kearahku
"gue cuma temen lama dia, gue ga bakal merebut apa yang milik lo bi" jelas gue
"dan gue harus percaya?" Bianca menglangkahkan kakinya
Aku memegang bahunya agar menatapku
Bianca mendorongku keras"jangan sentuh gue! Lo gapernah peduli gue gimana! Lo Cuma mikirin diri lo sendiri ! kebaagiaan gue Cuma Javin an lo rebut jugak dia!" bentak Bianca dengan mata ber api-api
"dek... tolong gue ga bisa kaya gini.." air mata Bella bercucuran
"gue sayang lo dek.." tanganku gemetaran , dan sakit yang ada pada tubuhku terus menyerangku , pandanganku mulai mengkabur..
"bel?"
Gue bisa mendengar suara bianca , ya adik gue menyebut nama gue.."maafin gue,bianca"
Bianca POV-
Aku terus berjalan mondar mandir didepan koridor rumah sakit yang sepi , Bella tiba tiba tidak sadarkan diri dan jatuh dihadapan gue
"bel, kalo sesuatu terjadi sama lo , gue ga bakal bisa maafin diri gue" ucap Bianca dalam hati sambil mengigit bibirnya
Ia terduduk didepan pintu ugd , menopang kepalanya dengan tangan , air matanya turun perlahan
Tak lama terdengar handphone nya berdering
Bianca mengangkatnya"papa..hiks" isak Bianca
"nak , kak bella masih di ugd? Papa dan mama udah dibandara nunggu pesawat , jadwalnya jam 19.00 dan sekarang masih siang nak, kamu jaga kak bella dulu ya"
"hiks.. iya" Bianca mengusap matanya
"tante ani dan om dani bakal nyusul kesana sebentar lagi sama Dvae , kamu sama Dave dulu ya , jangan gak makan , papa bakal secepatnya kesana"
"ya pa , hati-hati"
Sambungan telepon terputus
Kini hanya kesendirian menemanaiku
Tiba tiba seseorang menyentuh pundakku , aku menoleh"d..dave?" bisik gue pelan
"ini gue , javin" ujar lelaki iu duduk disampingku
Aku membiarkan nya duduk disampingku"biarkan gue jelasin kenapa gue kenal Bella.." ucap lelaki itu menatap lurus kedepan
"silahkan "jawabku tanpa menoleh ke arahnya
Flashback on-
Lelaki itu terus berlari menuju taman dekat rumahnya , berlari hingga ia merasakan letih dikakinya , ia memegang kedua lututnya dengan tangannya , air matanya turun tanpa henti , ia menyeka airmatanya dengan kasar dan terduduk ditengah rumput
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Teen FictionMungkin ada yang berkata kalimat " aku bahagia ngeliat kamu bahagia , walau tanpa aku " Itu cuma bullshit Tapi buat gue , cowo yang sedang menanti hujan dimusim kemarau ini Menurut gue itu nyata Karna itu pengalaman gue sendiri