Cuma Teman [edited]

4.7K 216 4
                                    

Hangatnya air shower berjatuhan membasahi tubuh mungil Nana, rambut hitamnya terurai panjang begitu saja. Nana meraih shampoo yang berada di rak lalu mengusapkan ke kepalanya hingga mengeluarkan busa yang hampir menutupi seluruh helaian rambut hitamnya. Ia bersenandung ria sambil membilas rambutnya. Namun, tiba-tiba saja air dari lubang-lubang shower itu berhenti mengucur.

"Ma? Mama!" teriaknya panik karena masih banyak busa shampoo di rambutnya, ditambah lagi ia tidak bisa membuka kedua matanya lantaran takut matanya akan terasa perih.

Tiba-tiba saja terdengar suara kenop pintu diputar membuat Nana bertambah panik dan langsung  bersembunyi di balik pintu kamar mandi.

"Nana?" panggil Widia sambil menyenter seisi kamar mandi mencari keberadaan anaknya itu.

"Aku dibalik pintu, jangan ngintip!" sahut Nana. "Listriknya turun ya, Ma?"

"Engga Na, mati lampu."

"Yah, terus gimana dong? Masih ngebilas rambut lagi,"

"Sebentar Mama bawain air. Nih, anduknya dipake dulu biar gak porno." ujar Widia sambil menjulurkan handuk untuk menutupi tubuh polos Nana.

"Jangan ngintip! Ntar bintitan loh!" ucap Nana sambil meraba-raba dimana keberadaan handuk yang di pegang oleh Widia.

"Ya ampun, orang mati lampu gak keliatan juga kali, nih cepet pake!" saking Widia gemas dengan anaknya, ia pun langsung mengalungkan anduk tersebut ke leher Nana, lalu pergi keluar kamar mandi untuk mengambil air.

"Cepetan ya Ma, udah perih nih." pinta Nana sambil menutup matanya rapat-rapat menahan perihnya shampoo yang mulai masuk kedalam matanya.

Tak lama kemudian, Widia datang membawa dua botol 1,5 liter berisikan air dingin,  tanpa aba-aba lagi ia langsung menyiram air tesebut ke kepala Nana.

"Mama!? Dingin ih!" pekik Nana yang terkejut merasakan dinginnya air mengguyur tubuhnya.

"Gak ada air anget, jadinya ngambil air di kulkas, sorry, daripada lama nunggu listrik nyala." ujar Widia dengan tampang polosnya.

Baru saja Nana mengeluarkan kaki kanannya dari kamar mandi, tiba-tiba saja listrik yang tadinya padam langsung kembali menyala. Nana berdecak kesal, ia merasa seperti sedang di permainkan oleh orang-orang PLN disana.

Nana yang sudah rapih memakai seragam sekolah melirik dirinya di cermin sambil tersenyum. Ia menelaah setiap lekuk wajahnya dan terus berpikir apa yang membuatnya terlihat seperti anak kecil. Padahal, menurutnya, ia sudah terlihat dewasa dengan gayanya sekarang.

"Nana, udah jam segini, cepet berangkat gih nanti telat." ucap Widia yang berteriak dari balik pintu kamarnya.

Senyuman di wajah Nana seketika langsung menghilang, ia panik bukan main saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB. Padahal kalau dipikir-pikir, ia sudah bangun lebih awal dari biasanya.

"Ih udah jam segini, parah parah gak di ingetin!" ujar Nana panik sambil berlari keluar kamarnya.

"Lagi dandan doang lamanya sampe seabad." ceteluk Widia.

Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya begitu ia melihat anaknya menuruni anak tangga dengan langkah yang terburu-buru. "Hati-hati jangan ngebut bawa motornya!" teriak Daniel begitu Nana yang terus berjalan melewatinya.

"Ma, Pa berangkat!"

Nana mengeluarkan motornya dari bagasi rumahnya. Dengan segera ia langsung melesat pergi menuju sekolah.

"Aah, pake lampu merah segala!" gumam Nana kesal begitu melihat lampu merah dari kejauhan.

Ia menghentikan motornya, kakinya terus ia gerakan karena merasa cemas sambil menggigit bibir bawahnya berharap lampu merah cepat berganti menjadi lampu hijau.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang