4. Selasa Ruwet

20 1 4
                                    

"Astaghfirullah. Kemarin Zefa yang mukanya kusut, sekarang lo yang mukanya kusut. Kalian pada kenapa sih?! Listrik di rumah pada mati? Apa gimana?" sambutan pertama kali dari Liana kepada Alisha membuatnya menghela napas.

"Iya. Ancur bener dah muka lo kayak kerupuk bubur yang udah dibejek." sambung Gian.

"Ngantuk, abis begadang." jawab Alisha cuek.

"Yaampun! Ngapain lagi sih lo begadang?!" tanya Liana dengan hebohnya lalu memegang kedua pipi Alisha.

"Nonton film." jawab Alisha berbohong.

"Mending lo tulisin PR gue dah, Al." pinta Zefano tiba-tiba dengan melirik Alisha sekilas.

"Kebudakan amat si Alisha nulisin PR lo." ucap Liana sambil memberi tatapan membunuh ke Zefano. Bagaimana tidak? Menurut Liana, Zefano sangat tidak tepat untuk mengatakan hal seperti itu saat Alisha dalam mood yang tidak baik.

"Tau lo, Zef! Sembarangan aja. Emang daritadi lo nyontek PR belom selesai juga?" tanya Gian dan dibalas cengiran oleh Zefano.

"Emang! Suka sembarangan aja. Dibayar juga ogah gue." tolak Alisha mentah-mentah sambil memutarkan bola matanya, sebal.

"Dulu waktu kelas sepuluh rajin banget nulisin PR gue." ucap Zefano yang masih melanjutkan menyalin contekan.

"Iyalah! Matanya masih dibutakan oleh cinta. Yagak, Al?" ledek Liana, begitu juga dengan Gian yang memberinya senyum meledek.

"Idih, cinta palalo."

"Alah lo, Al. Sok ngga cinta. Dulu pas gue baru jadian sama Revita aja mata lo langsung bengkak gitu. Bisa dijelaskan kenapa? Pasti nangisin gue kan?" ledek Zefano.

"Jibat dah lo, geer banget. Orang mata gue kelilipan pas otw sekolah! Liana sama Gian juga nih! Gue ngga cinta sama Zefano." elak Alisha yang sudah salah tingkah. Alisha memutuskan untuk menenggelamkan kepalanya di meja.

"Ih, ngambek." goda Zefano sambil mencolek tangan Alisha.

"Zefa, gue tonjok lo ya! Liatin aja."

"Mau dong Al, diliatin sampe baper."

"Geli." Zefano tertawa mendengar respon Alisha jika sedang kesal seperti ini.

Mendengar suara bel, Zefano langsung melanjutkan PR-nya yang sedikit lagi selesai.

***

"Al? Masih ngambek?" tanya Zefano dengan suara yang sangat pelan di tengah-tengah pelajaran.

"Ngga."

"Kok cuek?"

"Males ngomong sama lo."

Liana segera menoleh ke belakang, ke arah Zefano dan Gian. Mengisyaratkan Zefano untuk diam jika tidak ingin Alisha makin marah kepadanya.

"Kenapa sih dia?" tanya Zefano kepada Liana tanpa suara, Zefano merasa serba salah. Liana yang juga tidak tahu hanya menggelengkan kepala.

Tiba-tiba Alisha meletakkan kepalanya di paha Liana. Inilah yang selalu Alisha lakukan setiap kali banyak pikiran. Liana langsung mengelus-elus rambut Alisha.

"Kenapa? Mau cerita?" tanya Liana pelan, Alisha menggeleng. Menurutnya, ini bukan saat yang tepat.

"Ngantuk, pusing jadinya." jawab Alisha berbohong sambil mengetik balasan pesan untuk Citra.

"Pusing malah main hp! Siniin!" omel Liana yang langsung merenggut separuh jiwa Alisha.

"Ih! Tardulu. Itu lagi ngechat kak Citra, urusan penting." ucap Alisha sambil berusaha merebut handphone miliknya kembali.

Fall for HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang