3. Itu Kirana?

29 2 5
                                    

Jam hampir menunjukkan pukul enam, Alisha sudah siap untuk pergi bersama Liana. Alisha pun mengeluarkan handphone-nya untuk mengirimi Liana pesan.

Alisha : On my way!

Tanpa menunggu balasan Liana, Alisha pergi ke rumah Liana yang tidak jauh dari rumahnya. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima menit untuk sampai ke rumah Liana. Alisha turun dari mobilnya dan memencet bel rumah Liana.

"Heyyy sabaiii. Tunggu bentar!" teriak Liana dari balkon rumahnya. Alisha pun kembali masuk ke mobilnya.

Tidak lama, Liana masuk ke mobil Alisha dan duduk di sebelah Alisha. Mereka menghabiskan tiga puluh menit untuk sampai di tempat makan tujuan mereka. Setelah membayar makanan dan minuman yang mereka pesan, Alisha memulai pembicaraan.

"Li, menurut lo tingkah Zefa aneh gitu ngga sih? Maksudnya gimana ya... Menurut gue ngga mungkin ajalah gitu cuma gara-gara mimpi terus galaunya seharian kayak orang abis diputusin. Ngga masuk akal aja gitu alesannya." Alisha menopangkan dagunya dengan tangan kanan ketika memulai pembicaraan tersebut.

"Nah! Bener-bener! Terus lo engeh ngga sih? Pas Gian nanyain dia ada cewek baru apa gimana eh si Zefa malah diem aja." sambung Liana menyebutkan tingkah Zefano yang lain. Alisha mengangguk setuju.

"Btw, Kirana itu mantannya Gian kan ya?" tanya Alisha saat mengingat Kirana pernah mengomentari post-an milik Zefano.

"Iya, Kirana Aurelia Pramesti." jawab Liana melengkapi.

"Mungkin ngga sih kalo Zefa deket sama dia?" tanya Alisha sambil mengetuk-ngetukan jarinya di meja. Menunggu jawaban Liana.

"Mungkin! Soalnya Gian pernah ngomong sama gue! Mereka deket karena hobinya sama." jawab Liana. Mendengar jawaban Liana yang menunjukkan persetujuan dengan kemungkinan yang dilontarkannya, Alisha memberi perhatian dan konsentrasi penuh pada kata-kata Liana selanjutnya.

Alisha dan Liana terus membahas tentang Zefano dan Kirana yang dekat atau mungkin saja berpacaran. Mereka bahkan mencari-cari informasi lewat media sosial dan mereka juga menemukan bukti-bukti yang makin menguatkan perkiraan mereka. Tidak terasa mereka menghabiskan satu setengah jam hanya untuk mencari tahu tentang Kirana.

"Li... Tampar gue, Li! Ini gue mimpi, berhalusinasi apa gimana sih, Li?" tanya Alisha pelan dengan tatapan yang lurus menatap Kirana yang baru saja memasuki restoran.

"Loh? Al? Al? Lo kenapa, Al?" tanya Liana sambil menepukkan kedua tangannya di pipi Alisha. Alisha menunjuk ke arah Kirana. Sejurus kemudian, Liana melihat ke arah yang di tunjuk oleh Alisha. Liana tidak kalah terkejutnya saat melihat Kirana yang masih berdiri di depan pintu restoran, seperti mencari seseorang.

"Anjir. Ayo Al kita cabut. Mual gue liat mukanya!" Liana langsung menarik tangan Alisha untuk meninggalkan restoran tersebut. Dengan berat hati, Alisha meninggalkan rasa penasarannya karena ditarik paksa oleh Liana.

Alisha terus memikirkan apa yang akan Kirana lakukan disana, bahkan setelah mereka sudah memasuki mobilnya. Alisha yang sudah menyalakan mesin mobil tetap tidak bisa berkonsentrasi karena pikirannya terus tertuju ke Kirana. Alisha langsung membuka pintu mobilnya, berniat kembali masuk ke dalam restoran.

"EH SABAI! MAU KEMANA?!" teriak Liana yang sudah mengenakan seat belt.

"Kebelet pipis, Li. Bentar yaaa! Parah banget udah ngga tahan." jawab Alisha yang langsung berlari meninggalkan Liana di dalam mobil sendiri.

Alisha berjalan dengan terburu-buru, tidak ingin membuang banyak waktu. Alisha langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari Kirana. Betapa terkejutnya Alisha saat melihat Kirana berada di meja yang sama dengan Adrian Tama Praditya, abang Alisha. Yang tidak lain dan tidak bukan ialah mantan Liana. Alisha tidak mengerti apa yang mereka berdua lakukan dan bicarakan. Yang Alisha lihat, tangan Adrian dan Kirana yang berada di atas meja saling bergenggaman. Telepon dari Liana menyadarkan Alisha. Dengan segera, Alisha berlari kembali ke mobil. Mencoba mengumpulkan akal sehatnya.

Fall for HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang