Friendzone: [2] One School?

4.4K 274 2
                                    

Sinar matahari pagi masuk lewat celah2 jendela, gadis berambut panjang itu menggeliat di tempat tidurnya karna sinar matahari yang masuk di celah2 jendela mengenai wajah cantik Amanda.

Ia mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Setelah kesadarannya sudah terkumpul, ia berdiri dari tempat tidur dan bergegas mengambil handuknya. Saat ia tak sengaja melihat jam dinding yang bertengger rapi di dinding kamarnya menunjukkan pukul 06.45 ia membulatkan matanya dan bergegas ke kamar mandi.

Tidak berapa lama ia keluar dan langsung mengenakan seragam SMA nya, memakai sepatunya dan mengambil tasnya lalu bergegas turun ke bawah.

Di bawah sudah terlihat mama papanya sedang sarapan bersama.

"Mama kok ga bangunin Manda sih? Kan jadinya Manda telat ke sekolahnya" oceh Manda saat sampai di bawah

"Mama udah bangunin kamu, tapi kamunya aja yang kebo ga mau bangun" ucap mama Ella dengan santainya, sedangkan Amanda hanya mengerucutkan bibirnya.

Amanda melihat arloji yang bertengger indah di lengannya yang menunjukkan pukul 06.52. 8 menit lagi bel di sekolahnya berbunyi, dan otomatis gerbang juga akan di tutup.

"Yaudah deh mah,pa aku berangkat dulu ya udah telat nih Assalamualaikum" ucap Amanda seraya mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan segera mengambil roti berselai kacang yang sudah di siapkan oleh mamanya lalu memanggil supir yang biasa mengantarnya ke sekolah, pak Jamal dan bergegas ke sekolahnya.

**

Sesampainya di sekolah ternyata gerbang sekolah sudah di tutup, ia melirik jam tangannya, ternyata ia terlambat 5 menit.

"Pak bukain dong pagernya" ucapnya dengan nada memelas

"Ga bisa neng, neng Manda kan udah telat" ucap satpam yang menjaga, pak Kumis.

"Yaelah pak cuman telat 5 menit ini, pliss pak buka saya ada ulangan pagi ini masa bapak tega sih ngeliat saya ga dapet nilai" ucap Amanda dengan nada yang di sedih2 kan, bahkan hampir menangis.

Pak Kumis yang melihat itu tak tega, jadi ia membuka kan saja gerbang untuk Amanda.

"Yaudah neng cepetan masuk" ucap pak Kumis yang sudah membuka pagar sekolah.

"Makasih pak" ucap Amanda dan langsung berlari menuju kelasnya dan melewati koridor2 yang sepi, tentu saja sepi ini jam pelajaran.

Sesampainya di depan kelas ia mengatur nafasnya yang terengah-engah, setelah itu ia memegang knop pintu dan membukanya.

Semua mata murid tertuju padanya, begitu juga dengan guru yang mengajar di kelasnya dan seseorang yang berada di sampingnya. Murid baru mungkin, pikir Amanda.

"Kamu kenapa telat?" Tanya buk Siska yang sekarang sedang mengajar di kelasnya.

"Em anu buk tadi jalanan macet jadi saya telat deh hehe" ucap Amanda dengan cengirannya.

"Alasan kamu! Yaudah sana cepet duduk di bangku kamu, sebelum saya hukum" perintah buk Siska, Amanda menganggukkan kepalanya dan bergegas duduk di bangkunya.

"Lo kenapa bisa telat?" Tanya teman sebangku Amanda sekaligus sahabatnya, Elina dengan berbisik.

"Gua kesiangan El, mana jalanan tadi macet lagi" jawab Amanda dengan berbisik juga.

"Baik anak2 perhatikan kedepan, kita hari ini kedatangan murid baru dari Jogja. Silahkan perkenalkan nama kamu" ucap buk Siska menyuruh murid yang berada di sampingnya itu untuk memperkenalkan diri.

"Halo semua, kenalin nama gue Angga Aldi Yunanda biasa di panggil Angga, gue pindahan dari Jogja. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" ucap anak baru itu yang ternyata bernama Angga.

Amanda yang mendengar nama anak baru itu pun tersentak kaget, pikirannya tiba2 tertuju pada orang yang semalam mengirim pesan padanya yang bernama Angga juga.

"Apa mungkin dia?" ucap Amanda dalam hati

"Yaudah Angga, kamu bisa duduk di bangku yang kosong di belakang Amanda" ucap buk Siska sambil menunjuk bangku belakang Amanda yang memang kosong.

"Baik buk"

Saat Angga melewati bangku Amanda, ia tersenyum pada Amanda. Amanda yang di melihat senyum Angga pun tak bisa berkata apa2. Menurutnya senyum Angga itu... Manis.

"Baik anak2 kita lanjutkan pelajaran yang kemarin, buka halaman 102. Dan kamu Amanda, tolong pinjamkan buku paket kamu itu pada Angga" ucap buk Siska yang langsung di angguki oleh Amanda.

"Nih" ucap Amanda menyerahkan buku paketnya kepada Angga.

"Makasih" ucap Angga dan lagi2 tersenyum. Senyum yang membuat Amanda beku seketika.

***

Kringg..Kringg..

"Sampai disini dulu pertemian kita kali ini. Selamat istirahat, permisi" ucap buk Siska dan berlalu keluar kelas.

"Akhirnya istirahat juga" ucap sahabat Amanda juga, Syifa yang duduk di depan bangku Amanda dan Elina.

"Iya akhirnya" ucap Elina sambil merentangkan tangannya dan berhasil mengenai kepala Amanda yang berada di sampingnya.

"Sakit bego" ucap Amanda sambil mengusap-usap bagian yang sakit dan hanya di balas cengiran dari Elina.

"Nih bukunya, makasih udah mau minjemin" ujar seseorang tiba2 sambil menyodorkan sebuah buku paket.

Amanda mendongakkan kepalanya melihat siapa orang itu, dan ternyata orang itu adalah anak baru a.k.a Angga.

"Eh iya sama2" ucap Amanda seraya mengambil buku paket yang di pegang Angga tadi.

"Lo Amanda kan?" Tanya Angga sambil menunjuk Amanda, Amanda mengerutkan hadinya bingung.

"Darimana lo tau nama gue?" Tanya Amanda balik sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Em bisa gue pinjam sahabat kalian sebentar?" Tanya Angga kepada Elina dan Syifa yang sedari tadi memperhatikan keduanya. Mereke(read: Syifa, Elina) yang cengo pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Angga langsung saja menarik tangan Amanda keluar kelas.

"Apaan sih lo main narik2 aja" ucap Amanda langsung menghempaskan tangannya yang tarik oleh Angga.

"Ohiya lo tau darimana nama gue Amanda?" Tanya Amanda sekali lagi, mengulangi pertanyaannya di kelas.

"Lo lupa?" Amanda mengerutkan keningnya, lupa apa maksudnya?

"Lupa kalo semalam kita chat-an?" kali ini ucapan Angga berhasil mengagetkan Amanda. Berarti Angga yang ada di hadapannya sekarang ini, Angga yang tadi malam mengiriminya pesan.

"Masih ga percaya?" Tanya Angga dan mendapat anggukan dari Amanda.

"Nih" ucap Angga sambil memperlihat kan ponselnya yang berisi chatnya bersama seseorang, dan ternyata benar orang yang chat dengannya itu adalah dirinya.

"Lo kenapa bisa sekolah di sini?" Tanya Amanda, tetapi tak mendapat jawaban dari Angga. Melainkan hanya senyuman, senyuman misterius.

***
Cuma mau ngingetin buat tetap Vote cerita ini. Makasih!!

Friendzone [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang