Part 3

186 5 0
                                    


Siang itu disaat Irwan tengah menghitung  hasil penjualannya.

"Beli air mineralnya satu mas"
Suara yang tak asing itu mengagetkan Irwan.

"Egaa !!"
Senyuman manis Membuat aliran darah Irwan beku seketika.

"Ekhhem" Ega meraih sebotol air  dan meneguknya, Irwan masih saja dalam diamnya, rasa malu, bingung dan tak percaya diri Mengepung hati dan pikirannya, Entah alasan apa yang akan membelanya di hadapan gadis yang di kaguminya.

"Kenapa diam ? kamu malu karna ketahuan jualan kayak gini, Hee malah aku bangga dan salut sama kamu, di masa sekolah seperti ini, semangat kamu begitu besar, Bisa
membagi waktu Buat sekolah dan kerja.
Lirikan mata dan senyumnya, serta sikap Ega yang hamble membuat kekakuan dan ketegangan yang dirasakan Irwan larut begitu saja.

"Aku...aku..."

"Ngomong2 sejak kapan jualan kayak gini?" Tanya Ega menyanggah kata2 Irwan yang
masih terbata2.

"Baru 2 hari Ga"

"Jadi baru2 ini kamu jualan" suara Ega mulai lirih.

"Hmmm kalau boleh tau kenapa kamu sampai kerja seperti ini?"
Irwan tertunduk Terlintas kembali pertengkaran orang tuanya yang berakhir perceraian.

"Maaf kalau pertanyaanku membuat kamu sedih" ucap Ega menyesal.

Irwan mencoba menguatkan dirinya, memasang senyum melintang di wajahnya, dirinya tak ingin gadis mungil yang duduk disampingnya ini tau akan
kisah kelam keluarganya.

"Aku cuma butuh duit Ga untuk nambah2 biaya sekolah"
Ega mengangguk2 saja, Tak ingin terlalu jauh ikut campur malasah pribadi Irwan.

"Kalau begitu aku bantu, Sambil menarik kotak dagangannya yang di pangku oleh Irwan.

"Jangan Ga, kamu gak pantes pegang ginian"

"Ih apanya yang gak pantes sama aja kali" Ega mencoba menarik kembali kotak dagangan Irwan.

"Egaaa.. di jalan itu panas.. Entar kulit kamu item, Bau lagi. dilihatnya lampu merah menyala.

"Aku jualan dulu, kamu tunggu disini aja" dari setiap mobil ke mobil Irwan menawarkan dagangannya. tiba2 Ega mengambil beberapa minuman energi dan memberikan kepada
pengendara mobil.
Irwan hanya melongo melihat Ega, Begitu lihai menawarkan dagangannya. saat lampu hijau
menyala keduanya menepi. Ega memberikan beberapa lembar uang hasil penjualannya.
Dengan berat hati Irwan menerimanya.

"Jangan lakukan ini lagi Ga, Ini bukan dunia kamu" Irwan duduk lemas tak semangat.

"Aku gak suka kamu melakukan hal ini untuk aku"

"Aku minta maaf. Aku cuma..." kata2nya terhenti dengan kedatangan laki2 dengan memangku dagangannya juga.

"Kak Irwan" sapanya sambil menoleh kepada Ega, Irwan beranjak dari dududknya. Melingkarkan lengannya ke leher Rafly.

"Maaf Ga aku harus kerja, Sebaiknya kamu pulang, tempat ini gak bagus buat kamu, hmm
makasih buat partisipasinya"
saat Irwan melangkah pergi, Ega memanggilnya.

"Irwan.!! Besok kamu sekolah kan?" Irwan membalas dengan senyum dan anggukan.

****

Keduanya kembali turun kejalan menjajakan dagangannya.

"Ekhem. Barusan pacar kak Irwan ya?" Ledek Rafly.

"Bukan, Dia temen sekelas aku, namanya Ega" Jawab Irwan senyum malu2.

"Sepertinya kak Irwan suka sama dia ?" Goda Rafly kembali.

"Anak kecil sok tau. Kerja kerja biar dapat duit banyak"

Diatas Sajadah Aku MenangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang