Part 2

252 7 0
                                    


.

Pagi ini bersama semangat dan harapan baru, dengan seragam putih abu2nya, Irwan berangkat sekolah dengan menaiki angkutan umum.
Di gerbang sekolah Irwan berpapasan dengan teman
sekelasnya, Seorang siswi yang cantik, smart, dan baik, Dia bernama Ega.
Di sekolah, Ega cukup terkenal dengan berbagai prestasi yang ia raih, meskipun dia dari keluarga
orang kaya, Ega selalu menunjukkan sikap rendah hati, tidak sombong. Hal itu yang membuat sebagian besar cowok di SMA NUSA BANGSA berlomba
mendapatkan perhatian siswi mungil ini salah satunya termasuk Irwan.
Senyum manis dari gadis mungil di awal pagi ini seperti sebuah isyarat keberuntungan bagi Irwan. Dengan senyum pula Irwan membalasnya.
Mungkin perasaan Irwan sama dengan yang lainnya.
Beharap bisa dekat, lebih2 jadi pacar Ega, tapi Irwan tau diri, Siapa dirinya, mengagumi saja
sudah cukup baginya.

..

Kegiatan belajar hari ini Cukup membosankan bagi Irwan pikiranya ingin segera menemui teman yang baru kemarin ia kenal yaitu Rafly.
Tepat jam 1 siang bel berbunyi semua siswa berhamburan keluar, dengan langkah cepat Irwan menerobos dari kerumunan temen2nya.

"Hari ini aku kerja"  gumamnya semangat.

Teriknya panas matahari tak sedikitpun menyurutkan
semangatnya, di lampu merah, Tempat mereka bertemu kemarin. Irwan berhenti dan mencari teman barunya di antara mobil2 yang behenti di lampu merah.

"Kak Irwaaaaannnnn...!!" Teriak Rafly dari kejauhan, sambil lari menghampirinya.

"Bagaimana jualan hari ini Raf? Laku banyak?

"Alhamdulillah kak, Kakak sudah siap cari duit?" Irwan mengangguk pasti.

"Oke, Aku udah siapin semuanya" Rafly mengambil kotak yang di simpannya di semak2
taman pinggir jalan.

"Taraaaa ! Ini buat kak Irwan, Semalem aku bikin buat kakak, sebuah kotak yang terbuat dari papan bekas" Irwan cukup terharu dengan kepedulian Rafly terhadap
dirinya.

"Tapi sebelumnya ganti baju dulu, gak boleh, pake seragam, Entar di buberin satpol PP"

Irwan bergegas ganti baju dan mulai berjualan, menjajakan dagangannya. panas matahari dan bau knalpot kendaraan, tak menyurutkan niatnya.

Dari kejauhan sepasang mata memperhatikan Irwan.

"Itu...itu Irwan kan? Desahnya.

Untuk meyakinkan dirinya, Ega menurunkan kaca mobilnya.

"Gak salah lagi, itu Irwan, sejak
kapan Irwan jadi pedagang asongan? Kenapa Irwan sampe kerja seprti ini?" Berbagai
pertanyaan menumpuk di benaknya. lampu hijau menyala, Ega masih memperhatikan Irwan dari kejauhan hingga mobil yang ditumpanginya melaju pergi.

Hingga sore hari Irwan merasa lelah, Perutnya mulai keroncongan, dirinya baru sadar kalau belum makan dari tadi siang, di lipatnya uang hasil penjualan hari ini. ada rasa bangga dengan hasil
kerjanya hari ini.

"Kak Irwan pulang yuk !" Ajak
Rafly.

Keduanya saling merangkul, seperti kakak beradik.
Pertengkaran orang tuanya kembali ia dengar saat masuk kedalam rumahnya, sumpah serapah dan kata2 kasar membuat hatinya teriris. Tak terasa air matanya menetes, kedamaian dalam keluaganya sudah tak terasa lagi.

"Kenapa aku tak di lahirkan yatim piatu saja, dari pada harus
selalu mendengar pertengkaran mereka, kenapa aku tak di buang saja ke jalanan, aku ada atau
tidak ada mereka juga gak peduli"

"PEREMPUAN TAK TAU DIRI, PLAAAKKKK..!" Suara tamparan itu membuat hati Irwan semakin sakit.

"CERAIKAN AKU PAK !! CERAIKAN AKUU !!" Pinta ibu Halima kepada
suaminya.

Diatas Sajadah Aku MenangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang