Chapter 4

257 17 12
                                    

Ke unpublish-_- maafkeun..
Jangan lupa untuk vote dan comment..
Happy reading😉

Airin's POV

Alisku bertaut saat mengenali pemilik motor besar berwarna hitam yang sekarang berada di depan halte bus. Aku menghapus air mata diwajahku dengan cepat dan menghampiri Andres.

"Apa yang kau lakukan disini Andres?"

"Aku yang seharusnya bertanya padamu. Ayo naik, dingin sekali disini."

"A-apa eh-em... Ryan yang memberitahumu aku ada disini?"

"Yup," Andres menganggukkan kepalanya, sembari menyodorkan helm padaku. Rasa kecewa tiba-tiba menghampiri dadaku. 'Kenapa bukan dia saja yang menjemputku? Astaga! Apa yang aku pikirkan?'

"Ada apa lex?" Andres menatapku bingung.

"Huh? Ada apa?" Tanyaku tidak kalah bingung.

"Kau menggeleng-gelengkan kepalamu."

"Ah benarkah?" Aku menyambut tangan Andres untuk menjadi tumpuanku ketika menaiki motor besarnya ini.

"Astaga Alexa! Tanganmu dingin sekali! Kau kedinginan." Andres berseru dan menolehkan kepalanya kebelakang.

Yeah aku memang salah memilih pakaian. Kaus abu-abu lengan panjang ini sama sekali tidak membantu. Aku lupa bawa jaketku karena terburu-buru tadi.

"Aku lupa bawa jaket." Ya ampun bahkan suaraku sedikit bergetar.

"Ch, kau ini. Untung saja bajuku tebal." Andres melepas Jaketnya dan memberikannya padaku.

"Terimakasih.." Aku menerimanya dengan cengiran lebar, sedangkan Andres mendengus geli.

"Kau mau makan dulu sebelum kita pulang?"

Aku menganggukkan kepalaku berkali-kali dengan semangat.

Setelah menghidupkan motornya, Andres dengan sengaja membenturkan helmnya ke helmku hingga membuat kepalaku terdorong kebelakang. Dasar iseng.

"Pegangan yang kuat, baby."

⚫⚫⚫

"Kenapa-" Airin berdeham untuk menjernihkan suaranya sehabis menelan bulat-bulat bagian terakhir dari cheeseburger miliknya. "-tidak kau habiskan?"

"Melihatmu makan, aku jadi kenyang."

"Sini, berikan padaku." Airin meraih cheeseburger milik Andres.

Andres meringis ketika Airin mulai memakan cheeseburger-nya.

"Tunggu sebentar, aku akan pesankan lagi untuk kau bawa pulang." Airin menahan tangan Andres yang hendak berdiri dari kursinya.

"Kau gila? kau ingin aku muntah?."

"Bukan untukmu," Andres memutar bola matanya.

Ekpresi Airin menjelaskan bahwa wanita itu sedang berfikir. Dan setelah mendapat jawaban dari kepalanya. Seringai mengejek muncul di wajahnya.

"Ah... Bagaimana kau tau dia sedang berada di rumahku?" Tanya Airin, masih dengan seringaian di wajahnya.

"Mobil kuning yang terparkir didepan rumahmu sudah cukup menjelaskan." Andres berdiri dan beranjak menuju tempat bagian pemesanan. Laki-laki itu berhenti sebentar dan berbalik. "Jangan menyeringai, kau mengerikan." Lanjutnya sambil tertawa geli.

Because it's You (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang