Story 1.

3.5K 131 15
                                    

Hyungwon memiliki kekasih yang jauh dari umur mereka. Mereka juga tak luput dari bahan gosip anak-anak kampus H yang selalu membandingkan umur bahkan cara fikir mereka.

Tapi banyak juga yang mendukung hubungan ke duanya. Seperti sahabat-sahabat karib mereka.

Hyungwon mengambil kejuruan Seni tari untuk mengasah kemampuannya. Sedangkan Monhae berkutat dengan ilmu-ilmu fisikannya. Keduanya menonjol dalam peran masing-masing untuk kejuaraan.

Hingga sesuatu mengharuskan ke duanya berpisah sementara.

.
.
.

Sebuah Novel yang Hyungwon bawa, ia sanggah oleh satu tangan kanannya dengan bersandar di bibir cendela menatap keadaan kampus dari lantai 4. Sembari melepas kacamata bacanya dengan tangan kirinya.

Dia masih terdiam melihat arah jalanan luar.

"Igeo deo!... Kau baca itu lagi!?" Pasti Monhae menatap Hyungwon sembari menaruh sekaleng botol cola di bibir cendela.

Hyungwon menatap Monhae dan kembali membaca satu paragraf dalam halaman itu, "Manusia adalah hal menarik. Tapi kalimat menarik bisa menjadi mengerikan saat keserakahan itu ada."

Monhae meneguk colanya dan melihat buku yang Hyungwon bawa.

"Kau katakan itu seharusnya saat jadi presiden" celetuk Monhae konyol membuat Hyungwon mendengus senyum dan membuka tutup kaleng colanya.

"Presiden akan memiliki Boygrup jika itu aku"

Cezzzz~

Suara desis soda yang keluar di iringi tawa mereka.

Hingga Hyungwon memulai topik di ruang kelas pada Monhae.

"Monnie ah, bagaimana dengan tugas osismu?"

"Mm...joha, wae?"

"Tapi yang ku dengar dari Jooheon jika kau akan pergi ke luar kota"

"Ne. Karena Shownu oppa mengadakan camping untuk para kandidat osis baru. semua anak osis di wajibkan ikut andil. Jadi mungkin 1 minggu aku tak akan berada di kampus."

"Ah~ apa aku bisa ikut?"

"Haha ya... musun ige, nan gwaenchanaseo. Lagi pula ini tugas kampus. Bahkan sudah ada surat resmi. Appa Eomma deo.. pasti setuju"

"Geuge aninde. Karena ada Shownu bahkan dapat di hitung wanita dalam osis kalian itu sedikit. Paling tidak jika aku ikut, aku bisa tenang"

Monhae menggenggam telapak tangan Hyungwon yang masih memegang kacamata bacanya.

"Geokjeonghajima. Aku akan memberi kabar huh"

"Arrata, jika itu yang kau mau"

Monhae menutup perbincangan mereka dengan mencium pipi Hyungwon kilat. Membuatnya sedikit tersipu malu dan menahan senyum merekahnya.

"Hey jangan di sini kau ini"

"Lalu di mana? Bisa-bisa kau minta yang lain, Wonnie" ejek Monhae yang mendapat pelukan dari Hyungwon.

Tak lama Monhae mendongak menatap Hyungwon, membuatnya ikut menatap Monhae dan mengerut alis.

"Bagaimana anak-anak itu?"

"Aku menerima hadiah mereka. Tenang saja"

Monhae menurunkan kepalanya menatap luar cendela. Beberapa angin berhembus pelan sedikit membuat rambut pirangnya menari dalam angin.

"Pft~ padahal aku ingin membuangnya saat mereka memberikan itu padaku"

"Aniya. Kau tau mereka menyukaimu."

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang