Story 4.

470 54 8
                                    

"Aku akan pergi, temani Changkyun di sini" ucap Monhae membuat Minhyuk menahan pergelangannya untuk tak jadi pergi.

Monhae menjelaskan pada Minhyuk jika ia harus mencari bala bantuan dan akan kembali. Sekalipun besar resikonya jika ia tak akan kembali sekalipun.

Minhyuk dan Changkyun tak setuju jika Monhae harus berjalan sendiri dan membuat mereka aman selama itu. Hingga mereka memutuskan untuk tetap ikut Monhae untuk mencari jalan keluar secepatnya.

Semak-semak basah masih terlihat segar saat rintik hujan, membasahi perlahan tumbuhan-tumbuhan di sekitar pegunungan. Bahkan baju mereka juga terlihat kumal akan lumpur.

Perlahan mereka berjalan, sekaligus memantau dari setiap sudut saat mereka menapak.

Bukan ide bagus untuk ketiganya keluar. Tapi mau tak mau mereka harus pergi mencari bala bantuan atau mungkin bisa menemukan anak-anak yang selamat.

"Masih bagus jika kita di pohon itu" ucap Changkyun memelan pada Minhyuk yang berada di depannya untuk mewakili jalan yang mereka lewati.

"Percuma. Mereka akan menemukan kita"

"Sebenarnya apa mereka? Kenapa bisa memakan manusia?"

Crrrek~

Suara ranting patah mendadak membuat keadaan semakin mencekam. Mata mereka semakin fokus dan menajam. Was-was kematian akan datang dengan cepat. Senter yang berhasil Minhyuk bawa kini menyorot kemana-mana.

Berharap jika hanya hewan pengerat yang mencari makan di sekitar suara sana.

"Nug...unde" patah suara serak Monhae bertanya pada udara malam yang dingin

Suara itu hilang. Hening sejenak dan kembali mematahkan suara daun-daun kering basah yang masih dapat di dengar oleh mereka.

"Ya.. noe nuguyaaa???" Sedikit teriakan Monhae membuat seseorang nampak dengan wajah lesu.

"Ji..jiran.. Kinae.. kalian" Monhae meraup mereka menenangkan keduanya yang benar-benar ketakutan.

Monhae membersihkan tubuh mereka satu persatu dari dedaunan bahkan lumpur sekalipun memang tak akan bisa bersih. Keduanya menangis dan merengek ingin segera pulang.

Monhae menuntun mereka untuk ikut bersama Minhyuk dan Changkyun pergi, dengan tatapan sinis Minhyuk tak ingin membawa ke duanya setelah tau apa yang terjadi pada Monhae.

"Kau masih mau menolong wanita jalang seperti mereka?"

"Minhyuk. Hajima. Kau tak lihat keadaan mereka."

"Geurae. Keadaan mengenaskan mungkin bagus menjadi umpan untuk para mahluk itu"

"Untuk apa kalian berlari ke arah kami? Kehilangan tempat untuk berlindung atau kalian sudah kehilangan harga diri? Cih"

Mereka tetap diam berlindung pada Monhae.

"Sudah. Berhentilah untuk balas dendam. Kita harus pergi sebelum mereka menemukan kita"

Changkyun mengangguk setuju, bukan untuk membela mereka tapi memang membuat mereka hidup adalah tetap berpindah tempat dan segera pergi.

Sebelum mereka melangkah pergi, sesuatu seakan dengan rusuhnya datang ke arah mereka. Menghantam semak semak bahkan menghancurkan dedaunan kering yang basah dan masih bisa bersuara di tanah.

Salah satu teman dari Jiran dan Kinae berlari meminta tolong yang nyatanya di belakang Naeun sudah ada Hewan buas berkepala manusia dengan taring seperti Serigala.

"Tolooooonggggg" teriak Naeun di ikuti serempak para gerombolan Minhyuk berlari menjauh dari Naun yang di kejar Hewan itu.

Secepat mungkin mereka berlari. Berteriak bahkan tak bisa menengok apakah Naeun selamat atau tidak terkena hewan itu.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang