kedelapan

419 10 0
                                    

Detik berganti menit , menit berganti jam. Setelah kejadian dimana Rifai datang , tak lama ibu pulang bersama keiko. Ibu kaget sekaligus marah. Kaget karena pintu rumah agak rusak dan marah karena Rifai datang , orang yang ibu benci dari awal bertemu. Dan kini aku yang menjadi sasaran pertanyaan bertubi tubi oleh ibu.

"Kia , kenapa dia tahu rumah ini ?", tanya ibu.

"Aku tak tahu ibu , tadi dia datang secara tiba tiba bu bahkan ingin mendobrak pintu" , jawabku.

"Memang Kia tidak di kasih tahu ka Bimo ?, kamu sudah lihat ponselmu Kia? ", tanya ibu.
"Memang ada apa bu ?, belum bu ponselku mati sejak semalam aku lupa mengisi baterai", jawabku.

"Pantas, dan sepertinya kakamu akan datang ke sini", kata ibu.
"
"Memangnya ada apa bu ?, kenapa ka Bimo ingin datang ke sini ?", tanyaku.

"Ada hal yang harus di selesaikan oleh kakakmu Kia, dan suruh Rifai sewa hotel saja jangan menginap sini ", saran ibu.

"Loh bukannya masih ada satu kamar lagi bu yang kosong ?", lagipula dia bisa tidur denganku , kataku.

"Lebih baik dia menginap di hotel saja , ibu mohon padamu Kia ", kata ibu.

"Lalu apakah dia setuju bu ?, aku takut bu kalau dia tidak setuju dan berbuat kasar padaku bu",kataku.

"Nanti ibu bicarakan padanya , setuju tidak setuju dia harus tidur di hotel nak , ibu tidak mau anak ibu yang cantik ini menderita lagi ", kata ibu.

"Baiklah bu ", kataku lalu pergi meninggalkan ibu.
***
Setelah percekcokkan antara ibu dan Rifai, akhirnya Rifai mengalah dan menginap di hotel. Ada perasaan lega dan rindu, lega karena Rifai datang dengan tampilan yang berbeda dan rindu karena Rifai tidak tidur disini. Entah perasaan apa yang hinggap di hatiku sekarang. Sepertinya aku sudah tidak membecinya. Lalu untuk apa ka Bimo datang ke jepang, dan akhirnya aku memutuskan intuk melihat ponselku. Banyak panggilan tak terjawab dan pesan yang sangat banyak .

From: kak Bimo
To:kia

"Kia ,Rifai akan datang ke jepang , sebaiknya kamu menghindar darinya , jika dia datang kerumah lebih baik kamu usir saja , kakak takut dia melukaimu kia".

***

Sorban Hitam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang