“Mari kita sambut lulusan terbaik dari Mortonville Preparation School… Charlene Finn!”
Seorang gadis berambut hitam panjang dan berkacamata melangkah ke podium dengan kepala terangkat bangga. Senyum kemenangan tergambar jelas di wajahnya ketika menerima sertifikat dan cinderamata dari kepala sekolah. Ketika dipersilakan untuk memberikan sepatah dua patah kata dari Master of Ceremony, pandangan gadis itu tertuju pada ratusan siswa yang lulus bersamanya pada hari itu seolah tengah mencari sesuatu—seseorang—di antara kerumunan itu.
Kemudian senyumnya melebar.
Untaian kata-kata perpisahan dan ucapan terima kasih klise mengalir lancar dari bibir mungilnya, menggema dengan lantang di seluruh gedung.
“…Saya juga berterima kasih kepada teman-teman yang selama ini sudah mendukung saya untuk mengejar prestasi, karena tanpa teman-teman yang baik dan rival yang kompetitif, saya tidak mungkin bisa berada di sini.”
Sorot mata gadis itu berubah sekilas ketika ia menekankan pada kata ‘rival’, seolah tertuju pada seseorang di antara para wisudawan.
Pada saat yang sama, seorang pemuda membalas tatapan itu dengan kesal.
***
19.36
Finn’s House, Mortonville, Glenoma
Terkadang ada saat ketika kita teringat akan kenangan lama, dan tiba-tiba kenangan itu ‘muncul’ di hadapan kita. Tidak, yang kumaksud bukan plot device yang dipakai penulis-penulis cerita cinta klise yang sudah kehabisan ide. Maksudku, itu benar-benar terjadi. Aku baru saja pulang dari audisi radio yang mengerikan dan gagal total—jangan tanya padaku apa yang terjadi. Aku tidak bilang itu mengerikan tanpa alasan—dan teringat akan puluhan hal-hal bodoh lainnya yang pernah kulakukan saat prep school dulu.
Tiba-tiba ada telepon masuk.
“Thank God! Untung aku masih bisa menghubungimu, Char!”
Ternyata Peeps, teman lamaku, yang menelepon. Aku bahkan tidak tahu dari mana dia bisa mendapatkan nomorku. Aaah… Sudah berapa tahun sejak terakhir aku bertemu dengannya?
Yang jelas dia lupa menghubungiku soalacara reuni kecil-kecilan kelas kami waktu prep school. Acaranya memang masih besok malam, tapi semuanya sepakat untuk berkumpul di Dales Square yang perjalanannya saja memakan waktu sekitar lima jam dari sini.
Tampaknya aku orang terakhir yang diberitahu. Selalu begitu sejak dulu.
Malah mungkin Peeps menghubungiku hanya karena merasa tidak enak kalau aku satu-satunya yang tidak diundang. Kalau benar begitu, rasanya percuma kalau aku repot-repot ke sana. Toh mereka tidak benar-benar menginginkan kehadiranku…
…Tapi setidaknya masih ada yang mengingatku. Lagipula… Lagipula aku ingin melihat seperti apa mereka sekarang.
Ah, anggap saja ini hiburan agar aku bisa melupakan audisi terkutuk itu.
Aaaaaaaaargh! Kenapa aku jadi teringat lagi? Siaaaaaal!
***
18.13
Dales Square, West Dales, Glenoma
Oke. Tidak ada siapapun di sini.
Mungkin aku yang datang terlalu awal.
Aku MEMANG datang terlalu awal. Aku naik kereta pagi agar tidak terlalu terburu-buru. Akhirnya aku sampai di stasiun Western Dale jam tiga sore tadi dan masih sempat jalan-jalan sebentar. Yah, bukan benar-benar jalan-jalan sih. Aku hanya duduk di café terdekat dengan Dales Square dengan segelas Frappe Orange sambil memutar lagu keras-keras agar pikiranku tidak melayang ke mana-mana, lalu aku ke sini jam enam tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please be Careful with My Heart
ChickLitKehidupan tidak pernah berjalan sebagaimana mestinya. Setelah drop out dari universitas top se-Glenoma, Charlene Finn iseng-iseng ikut audisi penyiar radio Dales Tales sambil menunggu kabar novel pertamanya dari penerbit. Audisinya kacau balau, tapi...