"Mom aku mohon!!! Aku tidak mau dijidohkan! Ayolah mom aku tidak
Perlu dijodohkan!!!" Rengekku seperti seorang anak kecil yang memohon untuk dibelikan mainan baru."Tidak bisa Mrs. Larsen!!! Keputusan mom sudah bulat! Lagipula kamu sudah besar! Sudah waktunya untuk menikah!!!"
"Tap-
"Tidak ada tapi-tapian!!! Ayok sekarang kita masuk! Calon suamimu sudah ada di dalam." Potong mommyku.
"Aku tidak akan masuk."
"Tapi kau harus!" Ucap mom lalu menarikku masuk ke dalam arena golf.
"Mom haruskah ad-
"Karena calonmu itu seorang artis terkenal. Jadi tidak usah tanya mengapa ada paparazi disini."
"Mom aku sakit perut. Aku ingin ke toilet!" Ucapku sambil berancang-ancang untuk kabur.
Namun takdir berkata lain "Nope!!! Kamu tidak boleh kemana-mana sampai bertemu dengan calonmu!"
"Tapi aku sudah tidak tahan mom!!!"
"Kamu tidak bisa membohongi mom!"
"Baiklah. Baiklah." Ucapku pasrah
Sesampainya didalam aku dan mommyku segera menuju lapangan yang sudah dipesan oleh aunty Anne- calon mer- maksudku sahabat mommyku.
"Melissa!!!" Sahut seseorang yang kuyakini itu aunty Anne. "Apa kabar?"
"Oh. Hey. Aku baik. Bagaimana dengan mu dan anakmu? Dimana dia?" Arggh.. Mereka malah asik mengobrol. Membosankan.
Sebaiknya aku pergi. Tuhan memberiku kesempatan untuk kabur. Terimakasih Ya Tuhan.
"Cecilia!!!" Ku dengar teriakan seseorang dari belakangku.
"Yup! Ada apa?" Kukira ini akan berhasil ternyata tidak. That's okay.
Akupun berbalik.
"Jangan coba-coba untuk kabur!" Ucap mommyku dengan tatapan menyeramkannya.
"Mmmm... tidak mom aku hanya ingin membeli beberapa minuman disana." Ucapku sambil menunjuk kantin lebih tepatnya kafe yang berada tak jauh dari lapangan.
"Jangan lama-lama! Okay?"
Aku hanya membalas dengan anggukan dan langsung pergi menuju kafe tersebut.
"One hot chocolate." Ucapku kepada pelayan.
"Satu coklat panas. Ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Tidak. Terimakasih."
Setelah itu akupun mencari tempat duduk yang nyaman di kafe ini. Berlama-lama disini sepertinya akan menyenangkan.
Akupun mengeluarkan iphoneku. Sekedar untuk menghibur diri.
Tak lama kemudian aku mendengar lonceng pintu berbunyi yang menandakan ada pengunjung masuk.
Aku melihat ada 5 pria yang kira-kira usianya 21-23 thn. Namun aku seperti mengenali mereka. Siapa ya? Sepertinya aku melihat mereka di Tv. Atau?
Sudahlah.
Tidak penting.
Akupun memutuskan untuk kembali sibuk dengan iphoneku sampai 5 pria yang baru saja datang itu mendekat kemejaku "Hey cantik. Boleh kami gabung?" Ucap salah seorang dari mereka.
"Tidak."
"Jutek sekali sih." Ucap temannya yang berambut curly dan sedikit menggodaku.
"Kurasa masih banyak meja yang kosong. Jadi bisakah kalian mencari tempat lain selain disini?"
"Aku tau ada banyak meja kosong disini. Namun aku ingin bersamamu." Ucap si curly.
"Sayangnya aku tidak mau asshole!" Ucapku lalu berdiri hendak meninggalkan mereka.
Namun lelaki curly itu menahanku "Tunggu dulu!" Ucapnya lalu mendekat kearahku.
CUPP..
Ia mengecup bibirku singkat.
"Beraninya kau?!?!?!" Ucapku geram lalu menendangnya dengan lututku. Kau tau apa tendanganku tepat mengenai punyanya.
"Shit." Gumamny yang sedang menahan sakit.
"Bye" Ucapku dengan senyum licik
***
"Cecil kenapa kau lama sekali? Mommy menunggumu sedaritadi."
"Maaf mom tadi aku mendapat sedikit masalah di kafe."
"Kau ini suka sekali mencari masalah. Dan oh ya. Anak aunty Anne tidak jadi datang hari ini. Katanya sih dia mendapat sedikit masalah saat sedang makan di kafe bersama teman-temannya tadi."
"Oh baguslah kalau begitu." Gumamku
"Kau ngomong apa?!?!" Tanya mom
"Tidak mom. Aku hanya lelah aku ingin pulang. Lagipula aunty juga sudah pulang kan? Ayok kita pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fuckin Destiny
FanfictionHae gaezz. So this is my second story. But my first story was deleted. Jadi kemungkinan ceritanya bakalan abal-abal. Terus pastinya bakalan banyak typo. Jadi yaudahlah. HAPPY READING GAEZ JANGAN LUPA VOMENT OK?!?! Tq❤️❤️❤️