2. A Reunion

246 70 8
                                    

(Foto ilustrasi: Gio Anderson)

"Fei bangun!!!" Teriak Veren dan Gisel bersamaan di depan pintu kamar Fei.

"Aduhh nih anak kebiasaannya masih sama aja ya dari dulu, susah banget dibangunin." Gerutu Veren.

"Udah nanti tante yang bangunin aja, kalian sarapan dulu gih dibawa, tante udah bikinin roti isi." Ajak Ibu Fei.

"Nanti deh tante makannya barengan Fei." Ucap Gisel.

KLEK

Demi neptunus, akhirnya pintu kamar Fei pun dibuka setelah sekian lama menunggu. Fei keluar dengan penampilan semerawut yang membuat cowok bakal ilfil melihatnya.

"Mana roti isinya?" Tanya Fei.

"Astaga nih anak pagi-pagi nanya makanan, mandi dulu Fei, kita punya acara penting!" Veren dan Gisel bersamaan mendorong Fei masuk ke kamar lagi, Ibu Fei hanya menggeleng kepalanya melihat 3 remaja itu.

"Aduhh apa sih." Fei merasa risih di dorong-dorong temannya, wajar saja karena Fei tidak suka membuat kontak fisik dengan orang lain.

"Jadi gini.." Gisel menarik nafasnya untuk melanjutkan kata-katanya.

"Hari ini jam 12 kita ada pertemuan reuni SD gitu, nah karena sekarang udah jam 10, lu harus siap-siap Fei!"

"Reuni SD? Hari ini? Ahhh tapi gua masih pengen nyantai dirumah tau." Fei mengerucutkan bibirnya.

"Nggak apa-apa kali Fei, biar sekalian kita jalan-jalan, shopping Fei!"

"Yaudahlah gua siap-siap dulu, udah kalian keluar sana, gua mau mandi." Fei pun mendorong teman-temannya keluar dari kamar dan bersiap untuk mandi.

"Reuni SD? Berarti ada Gio dong?" Batin Fei.

.

Fei berjalan menuju ruang makan yang sudah dipenuhi Ibunya, kedua adiknya dan kedua sahabatnya, tetapi ada sosok pria asing di hadapannya saat ini.

"Nah Fei udah dateng, ayo Fei duduk." Gisel menarik Fei untuk duduk di tempatnya.

"Ini siapa?" Bisik Fei sambil melihat ke sosok yang tak dikenalnya itu.

"Lu lupa?" Tanya Gisel dengan wajah heran, namun Fei hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pria itu pun berdiri sambil membungkkukan badannya.

"Aku Kenda teman sekelas kamu waktu SD." Ujar pria itu memperkenalkan diri.

"Ituloh Fei yang pernah lu nangisin gara-gara ngerusakin kacamatanya." Tambah Veren.

Demi apa saat ini wajah Fei berubah menjadi merah semerah tomat rebus, bagaimana bisa Fei melupakan kejadian itu, dan karena kejadian itu Fei disebut preman di sekolahnya, karena dirinya yang sangat tomboy dan tidak pernah punya hubungan baik dengan cowok.

"Ahh itu, hahahaha itu udah lama banget ya." Fei tertawa sambil menutup wajahnya yang memerah.

Tapi siapa sangka jika cowok di depannya ini adalah teman sebangkunya yang pernah dijahilinya? Saat ini penampilannya sangat beda mulai dari ujung kepala sampai ujunh kaki, hanya saja dia masih memakai kacamatanya. Penampilannya lebih cool, tidak seperti dulu yang terlihat culun, kulitnya juga bersih dan putih dan badannya tidak terlalu kurus.

Fei memandangi Kenda dengan seksama dari ujung kepala sampai ujung kaki yang membuat Kenda risih.

"Wah kamu udah beda ya sekarang!" Fei memasang senyumnya dengan malu-malu dan menjulurkan tangannya.

"Senang bisa bertemu kamu lagi." Mereka pun berjabat tangan.

"Iya aku juga." Kenda kembali duduk ke tempatnya.

20 Years Old (UNFINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang