Sudah terlalu lama aku memikirkan hal itu hingga aku lupa harus melakukan apa. Ah iya! Aku ingin pergi ke kebun.
Tapi tunggu. Masa iya sih aku pakai pakaian seperti ini? Yang ada aku akan menjadi bahan godaan para tukang ojek seperti tadi pagi!
Aku segera mengambil sweater itu lalu mengenakannya. Mungkin aku akan bertemu orang itu lagi jika aku pakai sweater ini. Ayolah itu hanya sebuah harapanku.
Aku bergegas keluar dari rumah. Entah mengapa aku juga merasakan hawa menyeramkan jika berada di dalam rumah itu sendirian.
Aku melangkahkan kakiku menuju perkebunan yang sangat luas itu. Aku siap untuk berkeliling! Dan aku siap untuk bertemu laki-laki itu lagi. Shit.
Aku berjalan sendirian. Yap hanya sendiri. Tolong dicatat kata "sendiri" itu. Miris sekali.
Andaikan orang itu kembali menabrakku lalu mengatakan hal itu lagi. Shit. Terlalu tinggi harapanmu Bella.
Brukk
Sesuai harapanku. Ada seseorang yang menabrakku. Tapi kali ini orang itu tidak memperhatikanku, justru orang itu malah membereskan buah-buah blueberrynya yang berceceran.
Apa kali ini blueberry itu lebih menarik daripada aku?! Menyebalkan.
"Kalo jalan pake mata!" amukku pada orang itu. Entah mengapa kehidupan Jakarta membuatku menjadi lebih mengerikan.
Orang itu hanya menunduk. Hei! Kau pikir aku ini apa?!
"Maaf nona Bella, saya tidak sengaja",nah itu yang kutunggu sejak tadi.
Tunggu. Kenapa dia memanggilku 'nona'. Kurasa aku tidak lebih tua darinya. Dan darimana dia tau namaku?
"Lo siapa? Dan ngapain lo manggil gue 'nona' dan lagi darimana lo tau nama gue?" tanyaku beruntutan.
Kulihat raut wajahnya. Apa pertanyaanku tadi terlalu banyak hingga raut wajahnya berubah menjadi terkejut seperti itu?
Bisa kulihat lagi dia mulai nervous. Ayolah apa aku terlalu berlebihan memberi pertanyaan seperti itu?
"Saya pemetik blueberry di kebun nenek nona", nah! Hanya mengatakan hal seperti itu apa susahnya!
Tunggu. Pemetik buah blueberry? Aku tiba-tiba teringat sesuatu. Apa dia pemetik blueberry yang pernah diceritakan nenek?
