Halaqah Cinta

2.6K 196 8
                                    

Ditulis oleh: Tgkicha

---

2013-2015

From: Rahul (0852-4567-9871)
-Nay, Maaf kita harus putus, aku nggak akan jelasin kenapa kita harus putus. Alasannya pasti kamu udah tau Nay. I am sorry Nay and thanks for everything.-

RAHUL orang yang begitu aku cintai, namun dia memutuskanku secara sepihak. Menangis, kuusap pipiku yang telah basah oleh air mata. Karena kesal, aku membongkar handphone dan kupatahkan SIM card-nya. Sakit, memang sakit rasanya diputuskan secara sepihak. Tapi mau bagaimana lagi, memang salahku yang terlalu mengharapkan Rahul.

Rahul, aku tahu ia tidak tulus mencintaiku. Hanya perasaan semu belaka. Terpuruk, sedih, sakit, dan merasa dibohongi.

Keesokkan harinya, aku ingin sekali mengungkapkan perasaan marahku, kesalku, dan sakitku tapi siapa aku, aku bukan siapa-siapanya Rahul. Aku hanyalah mantan. MANTAN. Ia tak menyapaku, senyum pun tidak. Sikapku hanya cuek saja. Bagaimanapun caranya aku harus melupakan Rahul.

"Nay, kok lo putus sama Rahul sih?"

"Lo tahu dari siapa?"

"Niken cerita sama gue."

"Ya emang kenapa?"

"Nay, lo jangan marah, ya. Gue juga udah sempat nanyain ke Rahul kenapa diamutusin lo. Kata Rahul, lo cuma buat bahan selingkuhan atau pelampiasan doang, Nay."

"Ha? Serius lo? Tu orang jahat banget sih."

"Nay, lo jangan ngamuk ke gue donk!"

"Okay deh terserah dia aja. Gue udah nggak peduli. Gue mau fokus sekolah. Jodoh nggak ke mana kok," ucapku cuek bebek.

Seperti biasa aku dan temanku sedang menikmati mie rebus di kantin. Ya aku tahu di sana ada Rahul, tapi ya sudah biarlah. Aku juga bukan siapa-siapa Rahul kan.

Hari-hari kulalui tanpa pesan dari Rahul maupun telfon. Jujur orang tuaku melarang keras aku pacaran. Tapi mau gimana lagi aku bandel sekali. Ayahku juga sempat marah besar ketika ia tahu kalau aku jalan sama Rendra. Dia adalah teman sekelasku yang telah menjadi pacarku saat itu.

Sebenarnya dia agak alay dan over protectifve sama aku dikarenakan aku terkadang masih berhubungan dengan Rahul. Entah kenapa aku juga sulit melupakan Rahul. Kadang aku juga merasa risih dengan kelakuan Rendra yang suka sekali stalker handphone aku. Dan pada tahun 2014 tepatnya tanggal dua Januari aku putus dengan Rendra. Aku tidak tahu kenapa aku begitu marah kepada diriku sendiri dan Rendra. Rendra juga bingung dengan sikapku yang suka marah-marah. Kuputuskan kelas XII untuk tidak pacaran. Aku akan menjomblo sampai halal.

UN tiba, membuatku sejenak melupakan masalahku. Aku bisa tenang dan damai, tidak akan melihat dua orang yang telah melukai aku.

***

15 juni 2015

Aku terbang dari Sumatera ke Jawa. Damainya perasaanku, akan kutinggalkan semua kenangan pahit itu dan mencoba membuka lembaran baru. Rendra sempat mencegahku pergi dan menunggu ijazah keluar. Namun mau bagaimana lagi. Ayahku sudah memesan tiketnya. Dan aku tidak bisa melihat Rendra lagi dan juga Rahul.

***

Tahun 2016

Seorang gadis sedang duduk di depan masjid kampus sembari membaca buku. Dia Drea Althafunnisa dan seorang lagi bernama Haneen. Jujur saja, aku merasa beruntung kenal dengan Drea dan Haneen. Orangnya asik dan kocak.

Sahabat TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang