24. Bolos

32.9K 3.1K 25
                                    

Kalau mau gue peluk, atau mau meluk gue bilang aja. Gue udah siap kapanpun lo mau.

• • •

Ninja hitam milik Nael berhenti di parkiran salah satu mall besar di Jakarta. Sebenarnya Nael masih bingung ingin mengajak Naya ke mana. Maka dari itu selama sekian menit mereka berdia hanya berkeliling mall tanpa arah dan tujuan.

"Mau nonton?" tawar Nael saat mereka sedang berdiri di depan bioskop.

"Hm?" Sesaat Naya mengarahkan pandangannya pada Nael. "Yaudah," jawabnya disertai mengangguk.

"Mau nonton apa?"

"Film horor aja. Yang lagi tayang apa?"

"Kenapa nggak film animasi? Kayaknya lebih seru."

Tiba-tiba saja gadis kacamata itu tertawa kecil.

Lantas Nael mengernyitkan dahinya. "Kenapa?"

"Kakak takut, ya?" Naya bertanya, namun ekspresinya sungguh mencibir.

Nael tersenyum miring melihat gadis itu menertawakannya. "Gue takutnya lo yang takut, terus modus peluk-peluk gue."

"Idih, nggak mungkinlah!"

"Oke. Gue beli tiketnya dulu."

Naya mengangguk. Kira-kira sepuluh menit kemudian, Nael sudah kembali lagi membawa dua lembar tiket di tangannya.

"Masih setengah jam lagi. Sambil nunggu, kita ngapain dulu, ya?" tanya Nael sambil berpikir.

Naya mengecek jam tangannya. "Kita ke gramed dulu, ya?"

"Yaudah," ucap Nael dengan anggukan.

🌺

Di Gramedia, Naya bagai sedang berada di dunianya. Dia berkeliling memilih novel yang ingin dibelinya. Sedangkan Nael tidak bisa berkutik, dia berjalan mengekori Naya. Menemani, sampai akhirnya gadis itu membeli tiga novel pilihannya.

"Mana, sini." Nael mengambil tiga novel yang menumpuk jadi satu di tangan Naya. "Ini aja?" tanyanya.

Meski bingung, Naya tetap memberi respon mengangguk. "Kakak mau apain novel-novel aku?"

Bukannya menjawab, Nael malah bergegas ke kasir. Naya segera menyusulnya beberapa di belakang.

"Berapa, Mbak?"

"Rp. 237.800,- Mas." Mbak yang menjaga kasir menimpali sambil mengemasnya ke dalam plastik.

Nael menyodorkan uangnya, yang tak lama Mbak itu juga menyodorkan buku yang sudah menjadi milik Nael. Namun Nael memberikannya pada Naya.

"Kenapa Kakak yang bayar?"

"Nggak kenapa-napa," Nael menukas enteng sambil mengantungi dompetnya. "Tapi tetep kurang-kurangin aja baca novelnya. Gue nggak mau kacamata lo makin tebel ntar."

"Ish," Gadis itu berdecih kesal.

Dari Gramedia, mereka langsung kembali ke bioskop. Karena filmnya akan dimulai lima menit lagi.

🌺

Film sedang tayang. Semua yang menonton tidak ada yang menunjukkan ekspresi lain, selain tegang. Terutama para perempuan, banyak juga dari mereka yang memilih menutup mata. Tidak mau melihat apa yang menjadi dugaannya. Berbagai adegan-adegan mengerikan dan menyeramkan sudah mulai bermunculan. Yang semakin lama film itu berlangsung, semakin mampu membuat siapapun mengerut ketakutan.

Lost MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang