Dari kejauhan terdengar derap langkah kaki yang sangat tergesa-gesa, menuju kearah mereka. Dan detik itu juga Yura maupun Sujin membola menatap sosok yang berdiri beberapa centimeter dihadapan mereka lengkap dengan beberapa pria bertubuh besar dibelakang dua sosok itu.
"ibu, ayah ..." Yura berkata lirih, lidahnya seakan tercekat.
"ayah tau, kau pasti menemui pria penyakitan itu disini." Ucap ketua Kim, ayah dari Kim Yura.
"harus berapa kali kami katakan padamu, kau tidak boleh menemuinya lagi!" nyonya Kim, wanita 50 tahunan itu sedikit berteriak kearah Yura.
"tapi ayah, ibu, Kris membutuhkanku. Aku tidak bisa meninggalkannya." Ucap Yura.
"omong kosong, Ia tidak membutuhkan apapun lagi, karena hidupnya tidak akan lama lagi, bagaimana bisa kau terus mencintai pria yang jelas-jelas tidak akan bisa bersamamu." Ucap tuan Kim sakartis, mendengar hal tersebut membuat Yura menatap tak percaya kearah kedua orang tuanya.
"kau masih bisa melanjutkan hidupmu Yura. Jadi, ibu ingin kau pulang sekarang juga." Nyonya Kim menatap Yura, putri satu-satunya itu mulai terisak pelan.
"melanjutkan hidup?" Yura bersuara lirih, seraya menghapus air matanya.
"aku bahkan tidak bisa berjalan sekarang, aku lumpuh, aku cacat ibu, dan itu artiinya aku telah kehilangan separuh kehidupanku." Ucap Yura keras, Ia berteriak kearah nyonya Kim.
"tapi hidupmu masih panjang, tidak sepertinya yang hanya tinggal menghitung hari ... oh tidak, menghitung menit." Ucapan taun Kim bagaikan tamparan bagi Yura, bagaimana ayahnya bisa berkata seperti itu.
"bawa dia pulang." Ucap nyonya Kim
Beberapa lelaki bertubuh besar yang tadi berdiam diri kini berjalan kearahnya. Mereka mencoba menarik Yura untuk meninggalkan tempat ini. Namun, Yura terus berusaha melawan mereka, Ia akan terus melawan semampunya, dan Ia harus bisa bertahan.
"tidak... aku tidak akan pulang, aku ingin melihat Kris." Teriaknya.
BRUKK...
Tubuh Yura terjatuh kelantai akibat terus melawan, Ia terjatuh dari kursi rodanya. Sadar Ia akan dipaksa pulang oleh orang tuanya, sebisa mungkin Ia mencoba meraih gagang pintu ruangan Kris. Ia terseok-seok dilantai keramik yang dingin itu.
"biarkan Yura bertemu dengan Kris, tuan dan nyonya Kim, kalau kalian memang menyayanginya." Dokter Jung bersuara.
"Yura benar-benar menyayangi Kris, biarkan Yura melihatnya, setidaknya untuk yang terakhir kali." Ucapan Dokter Jung membuat seluruh orang yang berada didepan ruangan tersebut terdiam.
YOU ARE READING
Hope in December (12nd Hope)
RandomHi^^ Ini postingan pertama aku tapi aku hanya sebagai editor sih, pengarang cerita ini namanya Thiara Putri Sundari, dia teman sekampus aku dan cerita ini selesai tanggal 13 Desember 2014. So, Happy reading^^ thanks ***** Seoul, Desember 2013 Gadis...