Udara segar menyapa indra penciumanku, berbeda sekali dengan aroma yang kurasakan saat dirumah sakit tadi. Dinginnya udara menusuk hingga kedalam tulangku, sepertinya jaket tebal yang kugunakan tidak berfungsi, bukannya merasa hangat aku malah semakin kedinginan.
"Kris ...." belum sempat Sujin berbicara aku menyelanya.
"Dokter bilang keadaannya masih sama seperti sebelumnya. Dokter tak bisa memastikan sampai kapan Ia bisa bertahan." ucapku.
"sebentar lagi musim salju, apa kau berniat untuk berlibur?" pertanyaan sujin membuatku tertawa lirih.
"tidak, aku ingin saat salju pertama turun, aku bisa menghabiskan waktuku seharian bersama Kris. Menatap butiran-butiran salju turun sambil menggenggam tangannya, terdengar manis bukan?" aku tersenyum. Sujin menatap lemah kearahku.
"Hem .... Kris pasti senang dengan rencanamu." ucap Sujin
"seandainya Ia sadar, pasti Ia akan tersenyum senang kearahku."
"Yura .... udaranya semakin dingin, ayo kita pulang, besok kita kembali lagi menjenguknya." ucap Sujin kepadaku.
"baiklah, tapi aku pamit kepada Kris dulu, bolehkan?" tanyaku
"tentu." Sujin tersenyum kearahku. Ia mendorong kursi rodaku kembali memasuki rumah sakit.
"Kriss, aku harus pulang sekarang ... aku berjanji besok aku akan datang lagi." ucapku pada Kris dari balik jendela kaca ini.
"sudahkah? ayo kita pulang Yura." ajak Sujin
"hem ...." hanya gumaman yang keluar dari mulutku
****
Musim salju adalah saat kebahagiaan telah hadir, butir-butir putih berjatuhan dan semua orang tersenyum menantinya. Apakah Yura bisa merasakan semua itu? Tidak, tahun ini semua terasa hampa.
Ia dan Kris harus terpisah dengan dinding kaca ruangan tempat Kris dirawat. Keinginannya untuk bisa bersama tak dapat terwujud, dokter Jung tak mengizinkannya memasuki ruangan itu.
Jemarinya bergerak menyentuh dinding kaca ruangan Kris, salju pertama sudah turun sejak beberapa menit yang lalu. Kecewa, namun Ia tidak dapat melakukan apapun, setidaknya Ia bisa melihat Kris dari kejauhan saja sudah cukup beruntung.
Sujin datang menghampiri Yura, sejujurnya Sujin sangat perhatian dengan kondisi sahabatnya, setiap Yura bercerita mengenai keadaan Kris, Sujin ingin mempercayai bahwa harapan Yura dapat terwujud. Namun, melihat keadaan Kris yang tak kunjung membaik membuatnya ragu apakah Kris bisa bertahan? untuk kesekian kalinya Sujin tak ingin mematahkan semangat Yura. Sujin tau bahwa Yura sangat mencintai dan menyayangi Kris, Sujin sangat tau bagaimana perjuangan Yura bertemu dengan Kris disini. Ia tak pernah lelah mendatangi rumah sakit setiap hari tanpa absen sekalipun.
"kenapa tidak masuk?" tanya Sujin pelan
"dokter tidak mengizinkan." Yura menjawab pertanyaan Sujin tanpa beralih dari ruangan itu.
"jangan kecewa. Kau masih bisa berada disini sambil memperhatikannya sudah membuat Kris bahagia." Sujin meletakkan kedua tangannya dipundak Yura, memberikan semangat kepadanya.
"hem ... " gumam Yura
YOU ARE READING
Hope in December (12nd Hope)
RandomHi^^ Ini postingan pertama aku tapi aku hanya sebagai editor sih, pengarang cerita ini namanya Thiara Putri Sundari, dia teman sekampus aku dan cerita ini selesai tanggal 13 Desember 2014. So, Happy reading^^ thanks ***** Seoul, Desember 2013 Gadis...