5

416 53 18
                                    

Dari sekian banyak hal yang bisa aku lupakan
Otakku memilih untuk
Melupakanmu.

--------------------

Hari-hari Milen terasa sangat sulit. Milen merasa tidak enak hati hampir kepada semua cowok. Bahkan sekarang siswa cowok kelas 11 seangkatan seperti berjaga jarak dengan Milen.

Untung saja teman-teman sekelasnya tidak bersikap sama seperti yang lain. Mereka mengerti Milen, malahan mereka juga ingin menjauhkan Milen dari Agra. Itu semua semata karena ingin membantu Milen, Milen merupakan perempuan yang sangat baik dan pintar jadi tak heran semua orang menyukainya.

Bak Milen adalah anak harimau yang dijaga oleh induknya, induk yang siap menerkam semua lelaki yang mendekati anaknya.

Milen ingin sekali menghapus lingkaran jarak itu dan berkata tepat pada telinga mereka satu persatu dengan berteriak

"Yang buat masalah itu Agra, tapi kenapa gue yang kalian jauhin sih?!"

Kesal sekali rasanya jam-jam Milen di sekolah. Sudah enam orang yang berakhir sama seperti Adrian. Dipukuli habis-habisan oleh Agra. Milen sangat bingung dengan sikap Agra.

Sat ini Milen sedang berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Masih banyak murid yang sedang mengobrol karena bel masuk masih sekitar lima menit lagi baru berbunyi.

Dari kejauhan sudah terdengar suara keributan dari kelas bertulis 11 MIA 1. Milen memasuki kelas dengan tampang kusut. Setelah menyimpan tas di kursinya. Milen heran karena tidak mendapati Fara yang biasanya pasti sedang duduk di kursinya.

Lalu Milen menuju kursi Anna yang berada di depan. Yakin bahwa Fara tidak masuk, Milen memastikan kepada Anna yang rumahnya memang berdekatan dengan Fara. Fara memang jarang, hampir tidak pernah terlambat.

"Oh iya, Mil. Fara nggak sekolah, sakit." Anna menunjukkan surat dokter keterangan sakit kepada Milen.

"Lah sakit apa?" Milen bertanya pada Anna yang hanya dibalas dengan angkatan bahu sebagai jawaban.

Bel kemudian berbunyi, membuat murid kelas 11-1 yang sedang berada di luar segera masuk.

Milen terpaksa duduk sendirian. Sebenarnya dia sangat tidak suka duduk sendiri. Namun, apa boleh buat?

Sudah lima menit, sepuluh menit, bu Yuni belum juga datang. Cukup aneh jika bu Yuni terlambat. Mengingat ia adalah salah satu guru yang sangat disiplin akan waktu.

Tiga puluh menit kemudian, bu Yuni muncul. Bu Yuni yang juga adalah wali kelas 11 MIA 1 memasuki kelas dengan cara berjalannya yang anggun seperti biasa. Yang tidak biasa adalah, ada seorang cowok yang mengikutinya dari belakang.

Sibuk dengan pikirannya, Milen tidak tahu kalau kalau bu Yuni sudah datang. Dia asik tiduran dengan tangannya yang dijadikan sandaran di meja dan headset yang terpasang di telinga.

Mendengarkan musik memang sangat ampuh untuk mengubah mood, bagi Milen.

Tatapan memuja dari cewek 11-1 terpancar, dengan seksama mereka memperhatikan cowok itu. Bu Yuni memberi intruksi kepada cowok itu untuk memperkenalkan diri.

"Hai gue Farrel, kalau mau minta idline ntar aja ya." Ucap Farrel yang langsung dihadiahi tatapan senang oleh semua cewek di kelas, kecuali Milen tentunya.

"Sekarang kamu duduk di--" Bu Yuni mencari tempat duduk yang kosong. "Ah, di sebelah Milen."

Farrel mengikuti arah tunjuk bu Yuni dan segera duduk di sebelah cewek yang sedari tadi terlihat tidak tertarik memandanginya seperti seluruh cewek tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like A MovieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang