PART 2

1.3K 45 2
                                    


Bissmillah...

يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shalih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun."(An-Nisa': 124)

☆☆☆

Beberapa hari ini Jalal bekerja seperti orang gila. Tak pernah beristirahat sedikitpun. Bahkan sampai larut malam. Ia hanya berhenti saat mengerjakan shalat fardhu. Dia benar-benar ingin menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan dan melupakan segala kesedihannya.

Abdul sang sahabat hanya bisa menggelengkan kepala melihat betapa gilanya Jalal bekerja.
Hingga suatu saat ia menemui sang Boss dan memberinya kabar yang mungkin cukup bisa mengalihkan kesedihan sahabatnya.

"Jalal ! "

Jalal menoleh sebentar ke arah Abdul yang tiba-tiba muncul di ruangannya.

"Hmm..tak bisakah kau mengetuk pintu dan mengucap salam terlebih dahulu Abdul. Bagaimanapun juga aku ini Bossmu ! "

Abdul terhenyak, tapi ia menyadari Jalal yang sedang sensitif belakangan ini. Ia pun melangkah kembali keluar pintu dan menutupnya.

TOK TOK TOK !

"MASUK ! ", Seru Jalal dari dalam ruangannya.

"Assalamualaikum Jalal ", ucap Abdul setelah membuka pintu.

"Wa'alaikum salam...masuklah ! ", balas Jalal sambil mengulum senyum.

"Ada apa ? "

"Kau aneh belakangan ini. Apa kau masih teringat dia ?? "
Abdul duduk di sofa ruangan itu sambil membuka sebuah bungkusan besar.

Bersandar di kursi besar, Jalal menerawang. Perlahan ia menarik nafas lalu menjawab.

"Aku masih mencintainya Abdul dan aku yakin dia pun begitu."

"Dia sudah bertunangan Jalal. Lupakan saja..lebih baik kau mencari penggantinya. "

"Tak semudah itu. Kami sudah menjalin cinta selama hampir tiga tahun ", ucap Jalal pelan.

"Hmm...bagaimana bila cinta pertamamu datang lagi. Ku dengar gadis itu masih single bro ! "

Dahi Jalal berkerut. Ia menatap tajam pada sahabatnya.

"Katrina ? "

"Yup..Katrina Jones. Dia sedang mengadakan tour di kota ini. Dan ia menghubungiku untuk menyediakan kamar terbaik buatnya dan seluruh timnya. "

Jalal memijit pelipisnya. Terasa kenangan lama muncul kembali, membuat kepalanya semakin pusing. Berdenyut-denyut.

Abdul terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

"Dia masih cantik, muda dan...kupikir dia masih mencintaimu. Kalau tidak, tak mungkin dia memilih menginap di hotel milikmu. "

Jalal semakin pusing. Ia kembali teringat saat gadis itu dulu mengejar-ngejarnya kemanapun.

Saat itu Jalal belumlah se sukses sekarang. Ia sedang merintis bisnis hotel dan menjadi EO untuk menyambut para selebritis dan penyanyi.

Katrina yang masih berada di awal karirnya mengenal Jalal lewat event di sebuah hotel baru yang tak di duganya ternyata milik Jalal.

Gadis muda itu sering jatuh pingsan karena kelelahan fisik karena harus latihan padat dan jadwal manggung yang membuat tenaganya terkuras.

Jalal sebagai penanggung jawab EO, sering harus menggendong sang gadis yang pingsan ke kamarnya.

Cinta terjalin saat itu. Terenyuh melihat perjuangan Katrina untuk mencapai puncak karir tanpa memperdulikan fisiknya yg lemah.

Gadis itu bahkan sering menyelinap ke ruangan kerja Jalal untuk sekedar menyapa dan meminta ciuman.

Tapi rupanya manager Katrina tak suka melihat hubungan mereka. Event di percepat. Katrina yang sudah terlanjur menandatangani kontrak terpaksa meninggalkan Jalal begitu saja.

Jalal meradang...kesal..merasa di permainkan.

Saat itu ia pun bersumpah tak mau berhubungan dengan gadis itu lagi.

Tapi sekarang sang gadis sudah kembali. Bagaimanapun ia tetap harus menyambut kedatangannya.

Kepalanya semakin berdenyut.

"Ya Tuhan..kenapa kau tak minta ijinku lebih dulu Abdul ? ", Jalal menatap Abdul frustasi.

Abdul terkikik geli

"Mereka memaksaku Jalal ! Apalagi si manager penghisap darah Maham Angga Jones. Ibu gadis itu ! "

Jalal mendengus kesal.

"Baiklah..kau siapkan saja acara penyambutan mereka. Aku sebaiknya merendam diriku dulu di bathtube dengan air hangat. Sebelum bertemu mereka. "

"Hoho...oke boss...tapi sebaiknya kau isi dulu perutmu. Ada kiriman makanan untukmu dari istriku.."
Abdul membuka bungkusan yang di bawanya dan ternyata isinya adalah nasi beserta lauk pauknya yang terlihat sangat menggugah selera.

Jalal melihat hindangan itu dengan tatapan berbinar senang. Segera ia bangkit dan duduk di sebelah Abdul.

Dengan cepat ia melahap semua nasi beserta lauk pauknya hingga tandas. Sambil tersenyum ia berkata.

"Alhamdulillah...istrimu Shenaz memang pintar memanjakan lidahku. Kau sungguh beruntung mempunyai istri yang pandai memasak seperti dia, Abdul. "
Jalal berkata tulus sambil mengusap bibirnya dengan tissue.

"Hah...makanya cepatlah menikah. Kau selalu terlambat mengambil keputusan. Dan akibatnya gadismu diambil orang. "ucap Abdul tanpa beban.

Seketika wajah Jalal berubah.

"Kau benar, aku yang salah. Aku terlambat membawanya ke pelaminan. Aku terlalu sibuk dengan bisnisku."

"Kau masih bisa mendapat gantinya bro...bagaimana ? "
Abdul mengedipkan mata.

Jalal tersenyum misterius.

***

Malam itu Jalal tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Dengan nafas terengah-engah dan mengusap peluh yang meluncur jatuh ia mencoba mengingat kembali mimpinya.

"Jodha", bisiknya lirih.

Jalal merenung di atas tempat tidur, lalu melihat ke arah nakas.

Jam 2.30.

Perlahan ia turun dan menuju ke balkon penthouse.

Semilir angin dingin bertiup, membuatnya sedikit menggigil.

Ya Allah...beri aku kekuatan melalui ujian darimu..

Tiba-tiba Jalal seperti mendapat bisikan di kepalanya.

Pria tampan itu menghela nafas panjang lalu melangkah menuju ke sebuah taman kecil di sebelah balkon untuk mengambil air wudlu.

Jalal bersujud dalam sholat malam. Dia berbisik dalam doanya.

"Ya Allah, berikanlah petunjuk yang terbaik untukku dan untuk Jodha. Apabila dia yang terbaik untukku, maka dekatkanlah kami dengan caramu ya Allah..."

Jalal menangis dalam doa. Mengharap sebuah keajaiban untuknya.


Bersambung....

MENGGAPAI TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang