Part 9: waiting for you

212 16 6
                                    


"woohyun sudah tidak melihat kita" ucap sunggyu tanpa menoleh kearah bo young yang dari tadi selalu lengket menggandeng sunggyu.

"MWO?" bo young masih belum paham dengan apa yang sunggyu katakan.

"sampai kapan kau akan menggandeng lenganku?" ucap sunggyu lagi membuat bo young langsung melepas tangannya.

"nde, arrassoyo" kata bo young menjauh, giginya tampak terkatup menahan kesal.

"apakah dia tidak bosan selalu bersikap dingin? Bahkan hidupnya sama sekali tidak berwarna" gerutu bo young pelan sambil menatap punggung sunggyu yang berjalan santai di depannya.

"kende sunggyu shii, gumawo karena sudah menolongku " teriak bo young menghentikan langkah sunggyu.

Sunggyu menoleh" kau pikir aku menolongmu?" sunggyu terdiam sesaat melihat ekspresi bo young yang bingung.

"heh~ pabboya!" kata sunggyu akhirnya sambil menunjukkan smirk lalu pergi begitu saja. Karena memang sejak awal sunggyu tidak berniat menolong bo young untuk menghindari woohyun, niat awalnya hanyalah membuat woohyun menderita, itu saja.

Deck~ "boya ige?" bo young menyentuh dadanya yang berdetak kencang " apakah ini tandanya aku sedang ketakutan?dia benar-benar mengerikkan" ia masih terpaku di tempatnya, menatap seseorang yang sudah membuat hatinya tidak tenang sejak pertama kali bertemu dengannya.

_malam_

Tiang-tiang lampu taman tersusun rapi di pekarangan sebuah rumah mewah,namun lampu-lampu itu masih belum menunjukkan cahayanya, ntah memang tidak hidup lantaran rusak atau hal lainnya, tapi sepertinya tidak mungkin lampu sebanyak itu rusak, apa lagi lampu-lampu itu berada di sebuah perkarangan rumah yang sangat mewah, suatu hal yang tidak mungkin jika sang pemilik rumah tidak mampu membeli lampu yang baru, atau setidaknya mereka mampu memperbaiki lampu yang rusak. Atau mungkin lampu-lampu itu sengaja tidak di hidupkan oleh sang pemilik?sepertinya alasan ini yang lebih cocok.

Malam semakin larut dan tentu saja membuat suasana di malam itu menjadi semakin terasa dingin, namun dinginnya udara saat itu tidak mampu mengganggu seseorang yang sejak beberapa jam yang lalu duduk di perkarangan rumahnya yang tampak gelap itu. Nam woohyun, ntah apa yang membuatnya setia duduk di kursi tua disana padahal udara malam benar-benar tidak bersahabat, apa lagi mengingat woohyun tidak bisa bertahan di tempat yang gelap hal ini jelas akan menyiksa dirinya. Bodoh! hemm~ Memang hal bodoh itulah yang ia lakukan, tidak perlu dinasehati atau diingatkan, dia sudah sangat tau apa yang sedang ia lakukan saat itu.

Gggrrrgggrr~ bunyi pagar rumah tanda seseorang akan masukpun terdengar. Mungkin ini alasan woohyun melakukan hal bodoh tadi. Menunggu seseorang pulang di malam itu.

Plasshh~ seketika dengan kompaknya lampu-lampu di taman itu hidup membuat taman yang tadinya gelap seketika berubah menjadi sangat terang menunjukkan keindahan taman , di tambah lampu berwarna keemasan itu menghiasi sudut-sudut taman menambah estetika taman di malam hari.

"kau sudah sampai?" kata woohyun sambil berdiri dari duduknya mengagetkan seseorang yang baru saja masuk melewati pagar rumah.

Orang itu tidak menjawab, hanya memperhatikan kaki woohyun yang tampak bergetar dan wajah woohyun yang sudah sangat pucat.

"masuklah" perintah orang itu akhirnya sambil kembali melangkah.

"sunggyu hyung~"sekali lagi woohyun menghentikan sunggyu.

"ada hubungan apa kau dengan bo young?" woohyun berusaha mendekati sunggyu dengan menyeret kakinya, sepertinya dia sudah tidak bisa lagi berjalan normal.

Sunggyu masih tidak ingin menjawab, tapi dia juga tidak beranjak dari tempatnya. Dia masih menunggu woohyun disana, ntah mengapa sunggyu mulai merasa kasihan melihat keadaan woohyun saat itu.

"aku mohon jangan libatkan bo young" pinta wooohyun sesaat setelah berhadapan dengan sunggyu, kali ini dia menyentuh punggung sunggyu, sepertinya dia sudah bisa menopang tubuhnya lagi. Sunggyu bisa merasakan dinginnya tangan woohyun yang merembes masuk melewati jaket tebalnya hingga ke kulit sunggyu.

Buck~ woohyun terjatuh, refleks sunggyu menangkap tubuh woohyun.

"kita harus bicara hyung" dengan suara yang bergetar woohyun masih tetap berusaha berbicara.

"tutuplah mulut mu" sunggyu langsung menaikan tubuh woohyun ke punggungnya, dan membawa dongsaeng yang sangat ia benci itu masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di kamar woohyun, sunggyu langsung membaringkan tubuh woohyun di atas kasur yang berukuran king size. setelah itu sunggyu berlari keluar ruangan, woohyun hanya berkaca-kaca melihat sunggyu yang langsung meninggalkan dirinya dalam keadaan seperti itu. cukup lama woohyun menatap pintu keluar berharap hyungnya akan kembali. kecewa, lantaran sunggyu tidak juga muncul woohyun memejamkan matanya, terlihat air mata mengalir deras dari sudut matanya.

Tak lama setelah woohyun memejamkan matanya, dia merasakan ada seseorang yang masuk. Tidak ingin menunggu lama woohyunpun langsung membuka matanya, betapa terkejutnya ia saat orang yang ia lihat di bingkai pintu adalah sunggyu "hyung" ucapnya pelan. Sedangkan sunggyu terlihat ngos-ngosan dengan beberapa obat di tangannya. dengan perlahan sunggyu mendekati woohyun. woohyun yang tak percaya melihat sunggyu saat itu membuat dirinya tak mampu berbicara, hanya air mata yang semakin deras yang bisa menunjukkan betapa bersyukurnya woohyun saat itu.

"hyung tdo wassho~?" mata woohyun tidak lepas memandangi sunggyu yang duduk di sampingnya dan meraih lengannya untuk memasang infuse,sunggyu terlihat sibuk dengan infusenya tanpa ingin merespon woohyun. sunggyu berdiri menggantung infuse, woohyun selalu mengikuti gerak gerik hyungnya yang hanya sibuk menguurusnya tanpa mengeluarkan satu patah katapun.

Setelah selesai, sunggyu berjalan keluar "hyung~ boghosippho" kata woohyun pelan, namun ucapan woohyun ini masih terdengar jelas di telinga sunggyu.

"hemm" sunggyu mengangguk, hanya anggukan inilah respon yang di berikan sunggyu sebelum dia benar-benar menghilang di balik pintu.

...

Fate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang