Part 12 : the dark fate of love [end]

217 17 12
                                    


Tiiiiitttttt~~~ alat monitor rate jantung dua namja muda berbunyi secara bersamaan menandakan dua orang itu dalam keadaan terburuk mereka. dua ruangan yang berdekatan itu di penuhi dengan suara tangisan dan teriakan orang-orang yang menyayangi mereka.

Diluar, tepat di antara dua pintu ruangan itu. seorang gadis dengan keadaan yang tampak begitu menyedihkan menangis sejadi-jadinya. Pakaian rumah sakit yang tampak kebesaran menutupi seluruh tubuh mungilnya, menandakan bahwa ia juga seorang pasien di rumah sakit itu. kaki yang hanya ditutupi perban membuatnya tidak perlu memakai sepatu. Park bo young, setelah melewati malam yang paling menakutkan dalam hidupnya, di hari itu sekali lagi ia harus menerima kenyataan menakutkan bahwa dua orang yang sangat berharga baginya berada dalam ambang kematian.

"ANDWAE!!" teriak bo young di tengah-tengah tangisannya.

YA, nam woohyun dan kim sunggyu, dua kakak beradik yang saat ini begitu nyaman berada dalam alam bawah sadar mereka, mereka tidak peduli dengan tangisan atau teriakan orang-orang yang memanggil nama mereka. dua kakak beradik yang sudah sangat lelah dengan kehidupan yang mereka jalani. Takdir yang membuat mereka saling membenci satu sama lain, menutup mata mereka hingga tidak bisa melihat kasih sayang diantara mereka.

Di alam bawah sadarnya woohyun dan sunggyu kembali melihat kejadian yang merenggut nyawa eomma mereka di malam itu, malam yang mengubah segalanya dalam hidup mereka. malam yang mendatangkan takdir buruk hingga saat ini, hingga mereka tidak pernah percaya akan datangnya takdir bahagia dalam hidup mereka. di tepi tebing curam, dimana dua anak kecil saling menatap satu sama lain dengan tatapan kebencian dan penyesalan mereka.

"kalau saja waktu itu aku tidak menatapmu dengan kebencianku" ucap sunggyu dibawah alam sadarnya, ia melihat sunggyu kecil dengan tertatih melangkah mendekati woohyun kecil.

"kalau saja saat itu aku meraih tanganmu yang bergetar karena ketakutan" sunggyu kecil dengan terisak mengulurkan tangannya kearah woohyun.

"woohyun ah, bukankah sangat menakutkan di usiamu yang masih sangat muda ini harus mengalami kejadian menakutkan ini?" sunggyu kecil masih menatap sang adik yang tampak sangat ketakutan.

"seharusnya aku melakukan ini sejak awal" ucap sunggyu lagi, sedangkan sunggyu kecil semakin menangis menatap woohyun yang tak juga meraih tangannya.

"hyung, kalau saja di malam itu aku tidak takut dengan tatapanmu" ucap woohyun juga di bawah alam sadarnya, seakan menjawab semua perkataan sunggyu tadi. Mereka berdua seakan menonton kehidupan masalalu mereka kembali, melihat diri mereka di malam menakutkan itu. mereka seakan ingin mengubah jalan cerita di malam itu.

"kalau saja di malam itu aku mengatakan betapa takutnya aku saat itu" woohyun kecil dengan gemetar meraih tangan sunggyu.

"aku tau kau tidak akan membiarkanku ketakutan sampai selama ini" woohyun kecil semakin terisak, menggenggam tangan sang hyung erat. Seakan tidak percaya ia bisa menggenggam tangan hyungnya seperti itu.

"kalau saja, aku menggenggam tangan mu ini sejak dulu, kita tidak akan pergi sejauh ini" sunggyu kecil memeluk sang adik, woohyunpun dengan senyum polosnya terlihat sedikit tenang.

"woohyun ah, biarkan ketenangan dan kebahagiaan singkat ini menjadi akhir dari hidup kita" ucap sunggyu dan menuntun sang adik menuju ujung tepi tebing.

Di tepi jurang kematian itu, dimana mereka hanya di sinari api dari ledakan mobil di bawah mereka. dimana mereka bisa mencium aroma kematian sang eomma. Dimana dua anak kecil ini berdiri di tepi jurang dengan tangan yang saling menggenggam dan merekapun merentangkan tangan tanpa rasa takut.

Hembusan angin kencang yang seakan memanggil jiwa mereka , menerbangkan syal dan rambut lembut mereka. untuk beberapa saat mereka berada dalam keadaan itu, memejamkan mata seakan mereka ingin menikmati saat-saat sebelum kematian mereka.

"hyung~" panggil woohyun dan sunggyu pun menoleh kearah woohyun dengan senyumannya.

"kajja~" ajak woohyun, dan sunggyupun mengangguk, mereka bersiap untuk menjatuhkan diri.

"ANDWAE!!" untuk sesaat teriakan ini mampu mengurungkan niat dua anak kecil itu untuk melompat. Teriakan seorang gadis yang pernah memberikan sedikit warna di hidup mereka. park bo young, suara ini tidak lain adalah milik bo young.

"woohyun ah, chamkam" sunggyu kembali menarik woohyun.

"wae hyung? Kau ingin kembali?" tanya woohyun polos.

"ania~" sunggyu menggeleng pelan.

"kau mencintainya?" tanya woohyun lagi

"nde, bagaimana denganmu? Kau juga mencintainya?" sekarang giliran sunggyu untuk bertanya

"nde~" jawab woohyun singkat

"kau ingin kembali?"tanya sunggyu lagi.

"ania~" jawab woohyun tanpa keraguan ..

Mereka saling menatap satu sama lain dan saling melemparkan senyuman. Mengeratkan genggaman mereka seakan ingin meyakinkan satu sama lain bahwa itu adalah takdir terbaik yang mereka pilih. merekapun kembali menatap ke dasar jurang yang terlihat begitu bebas bagi mereka. memejamkan mata dan dengan perlahan menjatuhkan tubuh mereka.

_Woohyun pov_

Aku tidak tau kenapa saat itu aku tidak ingin kembali, yang aku tau aku hanya tidak ingin kembali ke dunia yang selalu menyiksaku dengan mengingatkanku pada rasa bersalah dan penyesalanku, masih sangat jelas aku melihat wajah orang yang sangat aku sanyangi menangis dan mengatakan bahwa ia sangat menyayangiku di saat-saat terakhirnya.

Bagaimana mungkin aku bisa melupakan wajah eommaku yang pada saat itu begitu ketakutan di depan mataku namun tetap memaksakan senyumannya. Di tambah lagi aku menghilangkan senyuman hangat seorang kim sunggyu, hyung yang begitu menyayangiku waktu itu. bagaimana mungkin aku bisa kembali dan hidup di dunia yang seperti itu?

_sunggyu pov_

Apakah aku masih punya alasan untuk kembali? ntahlah, yang aku tau aku tidak ingin kembali. jika aku akan menyesal nantinya, tidak ada yang lebih membuatku sangat menyesal saat aku hidup di duniaku ini. saat aku bisa mengubah jalan ceritaku seperti ini, aku tidak ingin cerita singkat ini berubah meski sedikit saja oleh dunia kejam yang ku ciptakan sendiri.

Karena itu, karena ku tahu hati manusia berubah dengan sangat cepat bergantung dengan takdir yang ia jalani dan manusia juga tidak bisa menguasa hatinya, aku menjadi sangat takut jika harus menjalani hidupku lagi, aku sangat takut jika harus membenci orang yang sangat aku sayangi ini lagi. Karena dia juga begitu yakin untuk tidak kembali, keyakinannya membuatku begitu yakin juga untuk tidak melepas genggaman tangannya ini.

sesungguhnya pertanyaan akan takdirku yang ku cari selama ini, jawabannya tetap berada pada dirinya. Kebahagiaan hidupku yang dengan sengaja aku hapus di malam buruk itu. nam woohyun, alasan takdir burukku selama ini karena aku mencoba untuk menghapus dirinya. Oleh karena itu, akan ku hentikan jalan ceritaku tepat di saat aku bahagia bersamanya. 

.
.
.
"mianhae~" suara terakhir dari seorang kim sunggyu dan nam woohyun yang dapat terdengar dan pada akhirnya mereka hilang di dalam kegelapan takdir mereka.

Tiiitttttt~ rate monitor jantung mereka sudah menunjukkan satu garis lurus..

End~

Fate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang