~Prologue ~

30.1K 1.1K 33
                                    


Gadisku, biarkanlah rambutmu jatuh terurai

Ijinkan jemariku menelusurinya dengan kelembutan

Kita bisa menjadi diri sendiri, saat ini

Bahkan jika kita bertingkah bodoh

Takkan ada yang memperhitungkan waktu saat ini

Ku berbaring dipangkuanmu

pada momen sederhana ini

Kau tidak perlu khawatir sekarang

Biarkan rambutmu terurai menyentuh wajahku

---

"Cantik..." sapaan lembut itu membuyarkan konsentrasi Kania, putri Kepala Desa yang sedang asyik menyusuri jalan setapak sawahnya untuk menemukan bagian galengan mana yang tersumbat sehingga aliran air di sawah tidak lancar.

Kania menengadah dan melihat sosok tegap berwajah rupawan menghadang langkahnya. Dia tak pernah melihat seseorang dengan penampilan begitu menawan seperti lelaki di hadapannya saat ini. Rata-rata tubuh pemuda desanya tidak setegap itu, kulitnya juga tidak putih bersih seperti lelaki di hadapannya. Kania menelengkan kepalanya.

"Caping juga kebaya itu, dan jarit yang kau kenakan. Kupikir itu paduan yang begitu cantik, sangat menginspirasi. Bolehkah aku memotretmu? Dengan background alam yang indah ini? Pasti terlihat sempurna..."

Kania terdiam sejenak, mungkin pria itu salah satu turis lokal yang sedang menikmati libur di Desa Agrowisata ini.

"Anda salah satu turis itu ya? Yang menginap di losmen bu Barkah? Peserta tour Desa Agrowisata?"

Lelaki itu tersenyum dan Kania mengangguk-angguk sok paham, walau berusaha menahan debaran jantung yang semakin kencang.

"Baiklah....tuan boleh ambil foto yang bagus, biar nanti bisa menjadi promosi untuk Desa Sidomulyo ini...." Kania melangkahkan kaki mungilnya turun ke lumpur persawahan dan tertawa ceria.

"Kebetulan saya sedang menanam bibit pad. Anda boleh memotretnya.."

Lelaki itu tertegun, melihat keceriaan, kepolosan dan kesederhanaan di depan matanya. Gadis itu menyenandungkan kidung jawa yang lembut, menampar gendang telinga.. Menghanyutkan lelaki itu dalam sebuah filosofi hidup yang dalam. Bahagia itu sederhana, sesederhana menikmati keceriaan gadis desa dengan kesederhanaannya bekerja, siapa bilang sahaja itu tidak menarik? Lelaki itu merasa terjebak, bibirnya tersenyum memikirkan sebuah rencana.

"Lama-lama, sepertinya permainan ini akan menarik...."

GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang