~ Part 11- Nguruk ° Menutup ~

5K 248 6
                                    



Now I know you don't believe me

when I say I mean no harm

Uncertainty is fleeting

I'm inspired by your charm

Imagine how I'm feeling falling inches from your grace

---

Siang hari waktu terasa begitu cepat bagi Kania, bersama kawan-kawan yang menyenangkan dan mata kuliah yang menyita perhatian, membuat waktu cepat berlalu. Tapi malam hari, saat dia sendirian di dalam kamarnya, ketidak hadiran Adree selalu membuatnya gelisah, walaupun Adree menelfonnya setiap hari dan setiap sebelum tidur, tapi setelah pembicaraan selesai, kerinduan bukannya terobati, tapi makin menjadi.

"Jangan rindu sama mas, biar mas saja, kamu kan sudah punya bu Rindu..."

Kata-kata iconic Adree yang terinspirasi dari Novel Dilan, membuat Kania selalu tersipu. Ada-ada saja, kenapa kata-kata itu membuatnya semakin rindu saja? Kania membalikan badan dengan gelisah, kepulangan Adree tertunda karena pekerjaannya.

"Mungkin besok atau lusa baru kelar....kalau rindu, tidur saja di kamarku," saran Andre. Gelak tawanya terdengar dari sambungan telepon. Walau lelaki itu hanya bercanda, tetapi Kania entah kenapa tetap menurutinya. Dia memang benar-benar merindukan suaminya itu.

Kania membuka pintu kamarnya dan menuju kamar Adree.

Baiklah, malam ini tidur di kamar mas Adree saja.

---

Saat membuka mata, Kania merasa sebuah lengan memeluknya.

"Ehh..." Kania mendorong tubuh lelaki itu dan mendesah lega saat memandang wajah mengantuk suaminya.

"Mas ngagetin aja....pulang kapan?" tanya Kania. "Kok nggak bilang?"

Adree tersenyum. "Semalam, habis rapat langsung ke Bogor, Zayn yang nyetir, kebetulan kami ada urusan juga di Bogor, lagian di sini ada yang rindu rupanya..." Kania tersipu, ya, semalam dia memang tidur di kamar Adree karena rindu.

"Ditinggal sepuluh hari, kok makin kurus, kamu nggak makan dengan baik?" tanya Adree.

"Makan kok mas..." Kania memandang jam dinding, sudah pukul lima, walaupun vila jauh dari masjid, kebiasaan Kania yang bangun pagi, sudah seperti alarm alami yang membangunkannya setiap pukul lima. "Ayuk mandi dulu terus subuhan..."

Adree bangkit dari tidurnya.

"Wah sudah berani ngajak mandi bareng rupanya..." goda Adree.

Kania langsung bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar.

"Kania mandi di kamar Kania saja...habis itu langsung siapin sarapan..." kata gadis itu sambil berlari keluar. Adree tertawa.

"Dasar perawan, lihat, setelah ntar malem....kamu nggak bisa lari selincah itu lagi dariku, Kania..."

---

"Mas jemput Thalita dulu ya..." Adree malah keluar saat melihat Kania menyiapkan sarapan pagi di meja. "Taruh di taman belakang saja, Kania..."

Kania menghela nafas panjang, sabar. Nggak boleh cemburu, Adree sudah menjelaskan semuanya, dan Lita adalah bagian dari masa lalu Adree yang harus Kania hormati.

Tapi lagi-lagi dominasi Lita pada Adree di meja makan, membuat Kania merasa tersingkir, setiap pembicaraannya dipatahkan Lita dan mereka berdua terlihat akrab di mata Kania. Dengan sabar, Kania merapikan meja dan membantu bu Rindu mencuci piring.

GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang