On the other side of the world...
Seorang gadis sedang tampak sibuk di depan layar komputernya. Sesekali dia menyambar secangkir teh Peppermintz di atas meja di dekatnya.
“Vara, bagaimana menurutmu?” Hava menghela nafas lega sambil membenarkan posisi duduknya.
“Kau sudah selesai?” gadis yang dipanggil Vara bangkit dengan malas-malasan dari ranjang empuk kamar flat nya.
“Ya. Bagaimana menurutmu kalau ending nya seperti ini?”
“Sebentar, biar kubaca dulu.”
Kening Vara beberapa kali berkerut saat membaca tulisan Hava, sahabatnya. “Hmm. Jadi Elberta Eustacia meninggal? Mengerikan juga. Hanya sampai di sini? Kau tidak ingin menceritakan proses terbunuhnya Antonio Eldorra oleh mereka berdua?”
“Yap! Aku sengaja mengakhirinya seperti itu saja. Bagaimana?”
“Baiklah, terserah kau saja.”
“Payah, kau benar-benar tidak membantu.” Hava menyalakan printer dan bersiap mengeprint karyanya yang akan segera dikirimnya ke penerbit.
“Hehehe, aku lebih suka kau suruh mencicipi kue cherry buatanmu daripada kau suruh membaca novelmu.”
Dok dok dok!
Suara pintu flat mereka diketuk seseorang.
“Siapa?” suara Hava terdengar kurang bersahabat. Dia benci sekali ada orang yang menggedor pintu sekeras itu, apalagi dia merasa tidak punya janji apapun hari ini.
“Siapa di luar?” Vara mengulangi, tetap tak ada sahutan. Hanya suara pintu yang digedor semakin keras.
“Berisik sekali, biar kubuka!” Hava bangkit dari kursinya dan bergegas ke arah pintu.
Seorang laki-laki bermata hitam legam di depan pintu berdiri dengan tegap dan menatap Hava tajam. Senyumnya miring dan auranya terlihat jelas, tak bersahabat.
“Benarkah Anda yang bernama Hava Eustacia? Perkenalkan, aku Antonio Eldorra!”
===============================
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
He'd Never Stop! (Devil 1)
Mystery / Thriller"Urusan kita belum selesai." Suaranya dingin dan dalam. Lebih menyerupai desisan yang halus dan menusuk.