Ify dan Via sudah ada di rumah Ify, tepatnya kamar Ify. "Fy, kak Iel belum pulang ya?" Tanya Via sambil melihat kearah luar dari pintu kamar Ify.
"Lo itu kan pacarnya, kenapa harus nanya gue? Lo tanya aja sendiri." Ketus Ify.
"Ya lo kan adiknya elah, lebih seringan dia sama lo daripada sama gue." Celoteh Via.
"Tau deh, lo kebawah aja sana palingan dia baru pulang jam segini." Suruh Ify.
"Males ah gue fy, gue kan cewek masa gue yang nyamperin." Tolak Via .
"Terserah lo aja." Tak lama dari itu pintu kamar Ify terbuka.
"Fy, Ayo makan kakak udah beli tuh." Ajak Iel sembari membuka pintu.
"Eh ada Ayang Via disini." Ujar Iel dengan senyum manisnya. Via hanya bisa tersenyum senang mendengar perkataan kekasihnya itu. "Iya kak, lagi mau main aja." Jelas Via.
"Yaudah yuk kebawah." Ajak Iel sambil menarik tangan Via untuk menuju kebawah.
"Siap-siap aja gue jadi obat nyamuk dibawah, punya kakak demennya sama daun muda, punya temen demennya sama yang tua-tua." Gumam Ify sambil menuruni anak tangga tidak lupa dengan wajah yang ditekuk.
Ketika dimeja makan seperti dugaan Ify sebelumnya, ia akan menjadi obat nyamuk. Ify makan tanpa memperdulikan dua insan yang dimabuk cinta yang ada di hadapannya kini.
"Kamu tau gak apa bedanya supir angkot sama kamu?" Tanya Iel. Via menggeleng.
"Cih, kok mau lo Via disamain sama supir angkot." Ujar Ify sewot tapi Via dan Iel tak menghiraukannya.
"Emang apa kak?" Tanya Via kepo.
"Kalo supir angkot itu mengarahkan mobilnya berjalan ke tujuan penumpang. Sedangkan kamu mengarahkan hati aku menuju ke hati kamu." Ujar Iel sambil mencolek dagu Via yang tersipu malu.
"Cih, basi banget gombalan lo kak." Cibir Ify.
"Yee... biarin. Lo sirik aja deh fy, udah deh bilang aja kalo lo itu mau di gombalin kayak Via-ku sayang." Sindir Iel.
"Makanya fy, jangan jomblo mulu. Yang mau sama lo kan banyak ngapain gak lo pilih aja salah satu buat jadi pacar lo." Lanjut Via.
"Bener banget lho sama yang di omongin sama temen lo itu. Gue setuju banget malah." Ujar seseorang di samping Ify. Ify sontak langsung menoleh ke samping dan ternyata Rio yang duduk di kursi sebelahnya tentu dengan jarak mereka yang amat dekat. Karena Ify menoleh dengan cepat itu mengakibatkan tak sengajanya bibir Ify mencium pipi Rio. Ify dengan cepat menjauh kan wajahnya dan mendorong Rio.
"Heh cowok aneh, ngapain lo dirumah gue?" Tanya Ify dengan nada tak suka.
"Ya mau ketemu kamu lah calon Nyonya Haling." Ujar Rio sambil mengerlingkan matanya. Ify memalingkan wajahnya malas menghadapi orang yang satu ini.
"Kak itu bukanya pak Mario yang punya sekolahan di SMA nya Via dan Ify ya?" Bisik Via pada Iel yang mengangguk.
"Yo kenalin, ini cewek gue sahabatnya Ify namanya Via." Ujar Iel memperkenalkan kekasihnya.
"Rio."
"Via."
"Jangan canggung, anggap aja gua temen nya Iel. Jangan anggap gue pemilik sekolah deh." Jelas Rio yang melihat kecanggungan Via. Via mengangguk kikuk mengiyakan ucapan Rio.
"Vi, lo masih mau pacaran sama cowok lo?" Tanya Ify. Via mengangguk mantap. "Yaudah deh gue juga mau nonton aja." Ujar Ify cuek yang kemudian pergi meninggalkan mereka diruang makan.
"Udah sana yo, mumpung sendirian tuh." Suruh Iel. Rio mengangguk dan mengikuti Ify.
"Eh kak, si kak Rio itu suka sama Ify ya?" Tanya Via keponya kambuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight (MOVE TO DREAME)
Romance[COMPLETE] Cinta pandangan pertama yang Rio rasakan sungguh membuat nya berambisi untuk memiliki adik sahabat kentalnya itu untuk menjadi miliknya. Cinta yang juga merupakan cinta pertamanya itu membuatnya gigih untuk mendapatkan hati Ify yang tak l...